KABARBURSA.COM – PT Abadi Lestari Indonesia Tbk (RLCO) menargetkan pertumbuhan kinerja keuangan yang berkelanjutan setelah pencatatan saham perdana di Bursa Efek Indonesia. Perseroan memproyeksikan peningkatan pendapatan dan laba bersih seiring optimalisasi kapasitas pabrik dan perluasan pasar ekspor.
Direktur Keuangan RLCO Dwiadi Prastian Hadi, CA menyampaikan bahwa utilisasi pabrik saat ini masih berada di bawah 50 persen, sehingga masih terdapat ruang besar untuk peningkatan produksi tanpa tambahan belanja modal.
“Dengan utilisasi saat ini yang belum mencapai 50 persen, kami fokus menggunakan dana IPO untuk modal kerja agar kapasitas produksi bisa dioptimalkan,” kata Dwiadi di Auditorium BEI, Jakarta pada Senin, 8 Desember 2025.
Ia menjelaskan, sebelumnya RLCO telah mampu meningkatkan volume produksi lebih dari 60 persen, dan ke depan peningkatan tersebut diharapkan berdampak langsung pada kinerja pendapatan perseroan.
Untuk tahun ini, RLCO menargetkan pendapatan sekitar Rp600 miliar dan laba bersih sekitar Rp30 miliar. Sementara pada tahun depan, perseroan membidik kenaikan omzet menjadi sekitar Rp700 miliar dengan laba bersih sekitar Rp40 miliar, atau tumbuh sekitar 25 persen secara tahunan.
Dwiadi menambahkan, kontribusi ekspor terhadap total pendapatan RLCO saat ini sudah mencapai sekitar 80 persen. Dengan masuknya pasar ekspor baru, kontribusi tersebut diperkirakan tetap berada di kisaran 80 hingga 90 persen, meskipun komposisinya akan lebih beragam.
“Penambahan negara tujuan ekspor akan memperkuat struktur pendapatan, bukan hanya memperbesar volumenya,” ujarnya.
Ia juga menyoroti lonjakan laba bersih perseroan dalam beberapa periode terakhir yang didorong oleh peningkatan kapasitas produksi dan efisiensi biaya operasional. Menurutnya, perbaikan fundamental ini menjadi bekal penting bagi perseroan usai IPO.
Terkait penggunaan dana hasil penawaran umum, Direktur Utama RLCO, Edwin Pranata menegaskan tidak ada alokasi untuk penyelesaian masalah utang maupun kebutuhan belanja modal besar.
“Tidak ada kebutuhan capex dalam waktu dekat. Dana IPO difokuskan untuk modal kerja dan penguatan operasional,” katanya Edwin.
Dalam jangka menengah, perseroan tetap membuka peluang aksi korporasi lanjutan sesuai ketentuan yang berlaku. Namun, manajemen menegaskan akan mengedepankan kehati-hatian dan transparansi kepada publik.
“Kami akan mengikuti aturan pasar dan memberikan pembaruan kepada investor jika ada rencana aksi korporasi ke depan,” kata Edwin.(*)