Logo
>

Morgan Stanley Pangkas Kepemilikan Alfamart (AMRT): Waktu Tepat Ikut Ambil Untung?

Morgan Stanley melepas 43 juta saham AMRT senilai Rp82 miliar, menurunkan kepemilikan jadi 8,9 persen. Apakah ini sinyal jual atau hanya langkah investasi biasa?

Ditulis oleh Yunila Wati
Morgan Stanley Pangkas Kepemilikan Alfamart (AMRT): Waktu Tepat Ikut Ambil Untung?
Salah satu gerai Alfamart. (Foto: Wikimedia Commons)

KABARBURSA.COM – Morgan Stanley &Co. International plc baru saja melepas 43,12 juta saham Sumber Alfaria Trijaya, atau AMRT. Nilainya sekitar Rp82,34 dan memangkas kepemilikan dari 9,0087 persen menjadi 8.9048 persen, atau sekitar 0,1039 poin persentase.

Pemangkasan yang dilakukan Morgan Stanley ini memberi sinyal bagi sebagian investor untuk ikut mengambil untung dari saham AMRT. Tetapi, apakah langkah tersebut tepat jika dilakukan saat ini?

Saat ini, AMRT diperdagangkan di harga Rp1.900 per saham. Dari valuasinya, saham tersebut dijual di PER TTM 24,37x dan PER forward 19,76x, premi yang jelas atas median PER IHSG 9x. 

Premi ini historisnya dibenarkan oleh profil defensif ritel kebutuhan sehari-hari, kualitas manajemen kas, dan pengembalian modal yang konsisten, dengan leverage rendah (Debt/Equity 0,11; interest coverage 32x). 

Namun, pertumbuhan kuartalan terakhir cenderung moderat dan metrik PEG forward 1,94 memberi pesan bahwa harga sudah mengapresiasi sebagian besar prospek pertumbuhan jangka menengah. 

Secara kas, gambarnya sehatnya adalah net cash (kas bersih) sekitar Rp2,6 triliun, siklus kas pendek (CCC 3,49 hari), dan arus kas bebas TTM Rp4,45 triliun, atau setara dengan ±Rp107 per saham. Artinya, ada disiplin belanja modal dan kapabilitas membiayai dividen (yield ±1,8 persen) tanpa mempertebal utang.

Dari sudut “harga wajar”, ada dua cara cepat untuk berlabuh. Pendekatan multiples memberi band konservatif di PER forward 18–20x. Dengan asumsi EPS 12 bulan ke depan ±Rp96–97, rentang nilai wajarnya berada di Rp1.730–Rp1.950. 

Pendekatan kas ekuitas sederhana menghasilkan kisaran kira-kira Rp1.850–Rp2.050. Menyilangkan dua kerangka itu, titik tengah yang masuk akal berada di sekitar Rp1.900–Rp1.980. Artinya, pada harga sekarang saham tidak murah, tetapi juga belum terlalu mahal bila disiplin operasional terjaga dan pertumbuhan toko/penjualan sebanding bisa kembali menguat.

Pangkas Secara Bertahap, di Angka berapa?

Apakah ini saat tepat menjual? Untuk investor yang berpegang pada disiplin valuasi, area mendekati batas atas estimasi wajar adalah tempat rasional untuk memangkas posisi secara bertahap. Kondisi ini bila reli terjadi tanpa akselerasi kinerja (misal margin tetap tipis di kisaran 3% laba bersih). 

Secara praktis, penguatan ke Rp1.950–Rp2.000 layak dimanfaatkan untuk take-profit parsial, sedangkan di atas Rp2.000 risiko “re-rating” ke atas perlu konfirmasi data fundamental baru. 

Sebaliknya, bagi investor jangka lebih panjang yang mengejar kualitas arus kas dan ROE, menahan sambil memanfaatkan dividen masih logis, selama harga bertahan di atas area dukungan kuat.

Teknikal jangka pendek menyiratkan ruang naik tetap ada namun terbatas. Setelah turun tajam secara tahunan, saham mengalami relief bounce sepekan terakhi. 

Area Rp1.850–Rp1.820 terlihat sebagai lantai dekat karena kerap muncul minat beli saat harga masuk zona tersebut. Di atas, Rp1.950 menjadi rintangan awal, disusul Rp2.000–Rp2.030 sebagai supply zone dari harga tinggi pekanan. 

Tanpa katalis baru, probabilitas skenario konsolidasi “range-bound” Rp1.850–Rp2.000 dalam satu minggu ke depan lebih besar, dengan peluang kenaikan 3–5 persen masih terbuka, apalagi jika sentimen pasar konsumer membaik dan tekanan jual pasca-distribusi institusi mereda. 

Kegagalan menembus Rp1.950 dengan volume justru menguatkan pola jeda dan membuka risiko uji ulang Rp1.850.

Intinya, aksi jual Morgan Stanley bukan sinyal kuat untuk semua investor ikut keluar. Itu lebih merupakan sinyal hati-hati di tengah valuasi yang sudah mendekati bagian atas band wajar dan laju pertumbuhan yang melandai. 

Untuk keputusan taktis, manfaatkan kenaikan menuju Rp1.950–Rp2.000 untuk merapikan posisi, Pertahankan disiplin risiko di bawah Rp1.840–Rp1.820, dan biarkan data fundamental berikutnya yang menentukan apakah AMRT layak “re-rating” ke atas atau kembali bergerak datar.(*)

Disclaimer:
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Yunila Wati

Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79