Logo
>

Mundurnya Tiga Direksi Unilever Indonesia Memikat Para Investor, Kenapa?

Ditulis oleh Hutama Prayoga
Mundurnya Tiga Direksi Unilever Indonesia Memikat Para Investor, Kenapa?

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM -  Mundurnya tiga Direksi PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) beberapa waktu lalu diprediksi akan memikat perhatian para investor. Seperti diketahui, Unilever Indonesia telah mengonfirmasi jika tiga direktur mereka yaitu Viviek Agarwal, Ainul Yaqin, dan Hernie Raharja, resmi mengundurkan diri.

    Senior Market Analyst Mirae Asset Nafan Aji Gusta, mengatakan para investor diyakini akan menyoroti beberapa kandidat yang akan menggantikan ketiga direksi tersebut. Nafan memandang peran direksi baru sangat penting untuk mengetahui komitmen mereka guna memberikan dampak positif kepada perusahaan.

    "Karena direksi yang menjadi pengganti sangat penting dalam hal komitmen dalam melaksanakan good corporate governance demi meningkatkan performa kinerja perusahaan ke depan," kata Nafan kepada Kabarbursa.com di Jakarta, Kamis, 12 Desember 2024.

    Nafan menyebut, saat ini Unilever Indonesia tengah menghadapi beragam kondisi, salah satunya ialah aksi boikot imbas serangan Israel ke Palestina. Menurut dia, kondisi ini turut berimbas terhadap kinerja perusahaan. Karenanya, Nafan menegaskan betapa pentingnya peran direksi baru dalam mendongkrak performa Unilever Indonesia ke depan.

    "Itu mempengaruhi daripada penurunan kinerja top line dari Unilever. Sehingga mempengaruhi kinerja bottom line yang memang relatif," jelasnya.

    Lebih jauh Nafan menuturkan, tantangan utama dari direksi baru Unilever Indonesia adalah memperbaiki kinerja perusahaan menjadi lebih perform. Lanjutnya, hal ini bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap Unilever.

    Pengunduran Diri tak Berdampak pada Kegiatan Operasional

    PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) mengumumkan pengunduran diri tiga direktur, yaitu Vivek Agarwal, Ainul Yaqin, dan Hernie Raharja. Keputusan ini akan berlaku efektif setelah mendapatkan persetujuan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) berikutnya.

    Sekretaris Perusahaan Unilever Indonesia, Padwestiana Kristanti, menyatakan bahwa Vivek Agarwal selanjutnya akan bertugas mengembangkan portofolio bisnis di kawasan Asia Tenggara. Sementara itu, Ainul Yaqin akan mengambil peran baru dalam transformasi digital pemasaran dan pengembangan kapabilitas personal care dengan fokus khusus di pasar Asia.

    Di sisi lain, Hernie Raharja akan memulai fase baru dalam kariernya setelah 27 tahun berkontribusi bersama Unilever Indonesia.

    Padwestiana juga mengungkapkan bahwa pemegang saham utama Unilever Indonesia telah mengusulkan tiga nama sebagai pengganti direktur yang mundur, yaitu Neeraj Lal, Vandana Suri, dan Alejandro Meinardo Santos Concha. Usulan ini akan diajukan untuk mendapat persetujuan dalam RUPS mendatang.

    “Tiga pengunduran diri ini tidak akan berdampak signifikan pada operasional, hukum, kondisi keuangan, atau kelangsungan usaha perusahaan. Kami tetap fokus menjalankan transformasi menyeluruh dan yakin pada kemampuan perusahaan untuk membalikkan kinerja,” ujar Padwestiana.

    Unilever Indonesia menegaskan komitmennya untuk terus memperkuat posisi di pasar melalui strategi transformasi bisnis yang berkelanjutan.

    Rp7 Triliun dari Divestasi Bisnis Es Krim

    PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) berhasil mengumpulkan dana sebesar Rp7 triliun melalui penjualan bisnis es krimnya kepada The Magnum Ice Cream Indonesia. Proses divestasi ini terwujud setelah penandatanganan Business Transfer Agreement (BTA) pada 22 November 2024.

    Sekretaris Perusahaan Unilever Indonesia, Padwestiana Kristanti, menjelaskan bahwa transaksi ini mencakup berbagai aset, termasuk aset tetap dengan nilai pasar Rp2,55 triliun dan nilai buku bersih per 30 September 2024 sebesar Rp1,99 triliun. Selain itu, transaksi ini juga mencakup persediaan senilai Rp172,79 miliar.

    “Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) Suwendho Rinaldy dan Rekan telah melakukan penilaian independen, yang menetapkan nilai pasar wajar aset sebesar Rp6,57 triliun,” ujar Padwestiana dalam keterbukaan informasi pada Selasa, 26 November 2024.

    Secara total, nilai transaksi ini mencapai 204 persen dari ekuitas perseroan yang tercatat sebesar Rp3,43 triliun berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2024. Oleh karena itu, transaksi ini dikategorikan sebagai transaksi material sesuai Peraturan OJK No. 17/POJK.04/2020 tentang Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha.

    Divestasi bisnis es krim ini merupakan bagian dari strategi Grup Unilever untuk memisahkan lini bisnis es krim secara global. Langkah ini diharapkan dapat merealisasikan nilai investasi di Indonesia, memberikan manfaat langsung kepada pemegang saham dalam jangka pendek, serta memungkinkan Unilever Indonesia untuk fokus pada bisnis inti guna menciptakan nilai jangka panjang.

    Pada saat penandatanganan BTA, pembeli masih memiliki hubungan afiliasi dengan Unilever Indonesia karena keduanya berada di bawah naungan induk perusahaan yang sama, yaitu Unilever PLC. Namun, setelah transaksi selesai, The Magnum Ice Cream Indonesia tidak lagi berstatus sebagai entitas afiliasi Unilever Indonesia.

    Selanjutnya, Unilever Indonesia akan meminta persetujuan dari para pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), termasuk persetujuan dari pemegang saham independen dalam RUPS Independen yang akan segera dilaksanakan.(*)

    Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan  Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Hutama Prayoga

    Hutama Prayoga telah meniti karier di dunia jurnalistik sejak 2019. Pada 2024, pria yang akrab disapa Yoga ini mulai fokus di desk ekonomi dan kini bertanggung jawab dalam peliputan berita seputar pasar modal.

    Sebagai jurnalis, Yoga berkomitmen untuk menyajikan berita akurat, berimbang, dan berbasis data yang dihimpun dengan cermat. Prinsip jurnalistik yang dipegang memastikan bahwa setiap informasi yang disajikan tidak hanya faktual tetapi juga relevan bagi pembaca.