Logo
>

NICL Umumkan Pembagian Dividen Rp95,72 Miliar, segini per Sahamnya

Ditulis oleh Syahrianto
NICL Umumkan Pembagian Dividen Rp95,72 Miliar, segini per Sahamnya

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - PT PAM Mineral Tbk (NICL), emiten pertambangan nikel, mengumumkan akan membagikan dividen interim untuk periode tahun buku 2024 dengan total nilai Rp95.720.804.163 atau Rp95,72 miliar.

    Corporate Secretary NICL, Suhartono, dalam keterbukaan informasi, menyatakan bahwa keputusan pembagian dividen interim ini telah disetujui oleh Dewan Komisaris pada 25 November 2024 berdasarkan usulan Direksi.

    "Dividen interim yang akan dibagikan ditetapkan sebesar Rp9 per lembar saham," ujarnya, dikutip Rabu, 27 November 2024.

    Berikut jadwal pembagian dividen interim yang telah ditetapkan:

    • Cum Dividen di Pasar Reguler dan Pasar Negosiasi: 5 Desember 2024
    • Ex Dividen di Pasar Reguler dan Pasar Negosiasi: 6 Desember 2024
    • Cum Dividen di Pasar Tunai: 9 Desember 2024
    • Ex Dividen di Pasar Tunai: 10 Desember 2024
    • Daftar Pemegang Saham (DPS) yang berhak atas dividen: 9 Desember 2024
    • Pembayaran Dividen Interim: 16 Desember 2024

    Pembagian dividen ini didasarkan pada kinerja keuangan perusahaan hingga 30 September 2024, dengan rincian sebagai berikut:

    • Laba bersih yang diatribusikan kepada entitas induk: Rp173.279.994.372
    • Saldo laba ditahan yang tidak dibatasi penggunaannya: Rp160.746.722.475

    Keputusan ini mencerminkan kinerja positif perusahaan serta komitmennya untuk memberikan imbal hasil kepada para pemegang saham. Pembagian dividen diharapkan dapat memperkuat kepercayaan investor terhadap NICL sebagai salah satu pemain utama di sektor pertambangan nikel.

    NICL Catatkan Pertumbuhan Kinerja

    Sebelumnya, PAM Mineral Tbk mencatatkan pertumbuhan kinerja yang mengesankan pada kuartal ketiga 2024. Emiten pertambangan nikel ini melaporkan laba bersih sebesar Rp173,3 miliar, meningkat signifikan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp61,6 miliar, atau naik 181,3 persen secara tahunan (yoy). Dengan pencapaian ini, laba bersih per saham (EPS) tercatat sebesar Rp16,35 per lembar.

    Hingga kuartal ketiga 2024, NICL berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp821,4 miliar, tumbuh 13,2 persen dibandingkan Rp725,9 miliar pada periode yang sama di 2023. Keuntungan kotor mencapai Rp293,8 miliar, meningkat tajam sebesar 108,5 persen dari Rp140,9 miliar di tahun sebelumnya.

    Kinerja ini juga tercermin dari EBITDA yang melonjak 144,5 persen yoy menjadi Rp232 miliar, sementara margin EBITDA tercatat sebesar 28,2 persen. Laba operasional perusahaan tercatat sebesar Rp225,7 miliar, dengan margin laba bersih yang solid di angka 21,1 persen.

    Keuangan perusahaan tetap sehat dengan kas sebesar Rp188,7 miliar dan total aset mencapai Rp978,4 miliar. Total ekuitas berada di posisi Rp828,7 miliar, sementara total utang jangka pendek dan panjang masing-masing sebesar Rp135,4 miliar dan Rp14,2 miliar.

    Pada harga terakhir Rp278 per saham, NICL memiliki kapitalisasi pasar sebesar Rp2,96 triliun. Beberapa indikator valuasi menunjukkan:

    • Price-to-Earnings Ratio (PER): 17,01x
    • Price-to-Book Value (PBV): 3,57x
    • Book Value per Share (BVPS): Rp77,92

    Dengan rasio EV/EBITDA sebesar 12,57x, saham NICL menunjukkan valuasi yang cukup kompetitif di sektor pertambangan nikel.

    Performa Saham NICL

    Dari lantai bursa, saham NICL menunjukkan performa yang cukup positif pada perdagangan Selasa, 26 November 2024. Saham emiten pertambangan nikel ini ditutup di level Rp306, naik Rp2 atau 0,66 persen dibandingkan penutupan sebelumnya di Rp304.

    • Harga Pembukaan: Rp306
    • Harga Tertinggi: Rp314
    • Harga Terendah: Rp298
    • Harga Rata-Rata: Rp303
    • Volume Perdagangan: 4,26 juta lot
    • Nilai Transaksi: Rp1,3 miliar
    • Volume Rata-Rata 9 Hari: 9,41 juta lot

    Dengan harga tertinggi harian Rp314, saham NICL mendekati batas atas otomatis (ARA) di level Rp380, sementara batas bawah otomatis (ARB) berada di Rp228.

    Saham NICL menunjukkan tren kenaikan yang konsisten dalam beberapa bulan terakhir:

    • 1 Minggu: -1,29 persen
    • 1 Bulan: +10,07 persen
    • 3 Bulan: +15,04 persen
    • 6 Bulan: +111,03 persen
    • 1 Tahun: +36,61 persen

    Lonjakan signifikan sebesar 111,03 persen dalam enam bulan terakhir mencerminkan minat investor yang terus meningkat terhadap saham ini, seiring dengan kinerja keuangan yang solid dan prospek positif sektor nikel.

    NICL terus mencatatkan pertumbuhan yang mengesankan, baik dari segi kinerja keuangan maupun harga saham. Dengan dukungan dari kenaikan laba bersih di kuartal ketiga 2024 sebesar Rp173,3 miliar, serta prospek cerah sektor nikel sebagai salah satu komoditas strategis untuk energi hijau, saham NICL berpotensi untuk tetap menjadi perhatian pelaku pasar.

    Investor diharapkan tetap memantau pergerakan saham ini, terutama dengan mempertimbangkan volatilitas pasar dan tren harga komoditas global yang dapat memengaruhi kinerja NICL di masa mendatang. (*)

     

    Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisis saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, sehingga KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.