Logo
>

Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Menguat, Rp16.285 per Dolar AS

Ditulis oleh KabarBursa.com
Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Menguat, Rp16.285 per Dolar AS

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Di perdagangan pasar spot pada Kamis, 13 Juni 2024, nilai tukar rupiah dibuka di posisi Rp16.285 per dolar Amerika Serikat (AS). Rupiah naik 9 poin atau 0,06 persen dibandingkan penutupan di hari sebelumnya.

    Pagi ini, mata uang Asia menunjukkan variasi. Ringgit Malaysia menguat 0,26 persen, won Korea Selatan naik 0,62 persen, peso Filipina naik 0,16 persen, baht Thailand menguat 0,23 persen, dan yuan China naik 0,19 persen. Sementara itu, dolar Singapura turun 0,07 persen dan yen Jepang minus 0,04 persen.

    Mata uang utama negara maju juga bervariasi. Euro Eropa naik 0,06 persen, franc Swiss menguat 0,04 persen, dolar Australia turun 0,05 persen, dan dolar Kanada minus 0,05 persen.

    Menurut Pengamat Komoditas dan Pasar Uang Lukman Leong, rupiah memiliki potensi untuk menguat terhadap dolar AS yang mengalami koreksi setelah data inflasi AS menunjukkan hasil yang lebih rendah dari perkiraan. Namun, perkiraan penguatan rupiah bisa terbatas oleh pidato Jerome Powell dalam FOMC yang dinilai sedikit lebih hawkish.

    Leong memperkirakan rupiah akan bergerak dalam rentang Rp16.200-Rp16.300 per dolar AS pada hari ini.

    Sebelumnya, pada perdagangan Rabu, 12 Juni 2024, rupiah ditutup melemah 4 poin atau turun tipis 0,02 persen menuju level Rp16.295 per dolar AS. Pada saat bersamaan, indeks dolar AS juga ikut melemah 0,04 persen ke posisi 105,19.

    Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, mengungkapkan bahwa indeks dolar stabil mendekati level tertinggi dalam sebulan terakhir, mengikuti kenaikan yang terjadi dalam beberapa sesi sebelumnya. Menurutnya, hal ini dipicu oleh antisipasi para pelaku pasar terhadap isyarat yang akan dikeluarkan oleh The Fed dalam pertemuan mereka pekan ini.

    Diperkirakan bank sentral AS tidak akan mengubah suku bunga acuannya pada saat ini. Namun, setiap petunjuk mengenai kebijakan suku bunga di masa depan akan dipantau dengan cermat, terutama mengingat spekulasi tentang kemungkinan penurunan suku bunga pada bulan September," kata Ibrahim dalam riset yang dipublikasikan pada Rabu, 12 Juni 2024.

    Ibrahim juga menyoroti bahwa para pelaku pasar sedang memperhatikan kemungkinan sikap hawkish dari The Fed, mengingat tingginya tingkat inflasi dan kekuatan pasar tenaga kerja.

    Selain itu, data inflasi dari China juga menimbulkan kekhawatiran terhadap pemulihan ekonomi di negara tersebut. Meskipun inflasi indeks harga produsen mengalami penurunan, inflasi indeks harga konsumen tumbuh di bawah perkiraan dan hampir mencapai wilayah kontraksi.

    “Inflasi yang rendah ini menunjukkan bahwa belanja konsumen, yang menjadi pendorong utama ekonomi China, masih lemah, bahkan dengan meningkatnya aktivitas pabrik,” ujarnya.

    Dalam perkembangan terkait, para ekonom menyambut baik pernyataan Bank Dunia yang meningkatkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun ini berkat ekspansi yang kuat dari AS.

    Namun, Bank Dunia juga mengingatkan tentang dampak negatif yang mungkin timbul dari perubahan iklim, perang, dan utang tinggi, terutama bagi negara-negara miskin yang menjadi tempat tinggal sebagian besar penduduk dunia. Bank Dunia meningkatkan proyeksinya dari 2,4 persen menjadi 2,6 persen, menandakan akhir dari setengah dekade terburuk dalam pertumbuhan perdagangan sejak 1990-an.

    “Proyeksi peningkatan pertumbuhan ekonomi global ini akan memberikan dampak positif terhadap ekonomi Asia Tenggara, terutama Indonesia, yang pemerintah dan Bank Indonesia memproyeksikan akan tumbuh sekitar 5,11 persen secara tahunan,” ujar Ibrahim.

    Untuk perdagangan hari ini, Kamis, 12 Juni 2024, Ibrahim memperkirakan rupiah akan bergerak fluktuatif tetapi ditutup menguat dalam kisaran Rp16.250 hingga Rp16.320.

    Efek Pelemahan Rupiah Terhadap Dolar AS

    Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap Dolar AS seperti pada Selasa, 11 Juni 2024 yang menyentuh angka Rp16.300 per Dolar AS memberikan dampak yang signifikan bagi dunia usaha.

    Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani mengatakan, pelemahan rupiah hingga level tersebut sangat tidak kondusif bagi pelaku usaha.

    Bahkan, nilai tukar di level Rp16.000 per Dolar AS saja telah meningkatkan biaya menjalankan bisnis di Indonesia (cost of doing business) secara signifikan.

    “Pelemahan nilai tukar rupiah ini meningkatkan cost of doing business di Indonesia menjadi semakin mahal, tidak affordable, dan tidak kompetitif untuk pertumbuhan industri dalam negeri serta ekspor,” kata Shinta.

    Shinta menjelaskan bahwa kenaikan cost of doing business tidak hanya terbatas pada beban impor bahan baku atau penolong, tetapi juga meliputi komponen-komponen lain seperti logistik, pembiayaan, dan beban usaha lainnya.

    Dampaknya, akan terasa pada penurunan kinerja usaha, potensi penciptaan lapangan kerja yang lebih rendah, risiko kredit macet (NPL), penurunan kapasitas produksi, dan dampak lainnya terhadap industri yang sudah ada.

    Selain itu, pelemahan nilai tukar juga berpotensi mempengaruhi realisasi investasi dan penerimaan investasi asing.

    Selain menggarisbawahi dampak pada industri yang sudah ada, Shinta juga memperingatkan risiko peningkatan volatilitas dan spekulasi di pasar keuangan, yang dapat memberikan tekanan tambahan pada stabilitas makroekonomi nasional.

    Pasar domestik juga dapat menjadi lesu dan kurang antusias untuk melakukan ekspansi konsumsi jika pelemahan nilai tukar terus berlanjut.

    Shinta berharap agar pemerintah terus melakukan intervensi kebijakan yang diperlukan untuk menciptakan stabilitas dan memperkuat nilai tukar rupiah, meskipun mengakui bahwa kondisi eksternal yang di luar kendali dapat menjadi faktor utama pelemahan nilai tukar. (*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi