KABARBURSA.COM - Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada Selasa, 26 Maret 2024, dibuka merosot, dipicu oleh sentimen suku bunga kebijakan AS yang diperkirakan tidak akan turun dalam waktu dekat.
Analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana melihat pelemahan nilai tukar Rupiah ini diperkirakan karena dari sentimen global, dimana dari AS sendiri diperkirakan inflasinya akan cenderung sulit turun atau bahkan mencapai target dari The Fed di angka 2persen.
"Dengan demikian hal tersebut akan mempengaruhi rencana cut rate dari The Fed sendiri," katanya kepada Kabar Bursa, Selasa 26 Maret 2024.
Lanjutnya kata dia, di Indonesia sendiri turunnya nilai tukar Rupiah tampaknya dipicu oleh adanya netsell khususnya dari obligasi. "Pelemahan ini diperkirakan akan berdampak ke turunnya surplus neraca dagang shg menyebabkan melebarnya defisit CAD," tambah dia.
Kendati demikian, menurutnya secara teknikal, pergerakan USDIDR (USD-IDR) masih bergerak menguat dan berada pada fase uptrendnya, untuk support berada di 15650 dan resist di 15844.
"Worst case, apabila break dari resist di 15844, maka akan menuju ke 15964-16190," ucapnya.
Adapun dia menjelaskan, emiten-emiten yang terdampak imbas merosotnya nilai tukar rupiah terkait emiten yang bisnisnya berhubungan dengan impor, kemudian dari sektor bahan baku khususnya besi dan baja, lalu emiten yang memiliki utang yang didominasi mata uang USD.
Dia merinci, sektor emiten yang bisnisnya berhubungan dengan impor, dalam hal ini adalah sektor farmasi seperti KAEF, PEHA, dan KLBF, kemudian dari sektor bahan baku khususnya besi dan baja seperti KRAS, BAJA, dan BTON, lalu emiten yang memiliki utang yang didominasi mata uang USD seperti ERAA, MAPI, dan ACES. (yub/prm)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.