KABARBURSA.COM - PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU) mengumumkan telah menerima hasil Penilaian Kemampuan dan Kepatutan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait pencalonan Abdul Ghofar.
Direktur Kepatuhan & Manajemen Risiko serta Corporate Secretary TUGU Edi Yoga Prasetyo menyampaikan bahwa perusahaan telah menerima Surat Keputusan Dewan Komisioner OJK No. 3626/PD.021/2024 tertanggal 5 Desember 2024. Keputusan ini menyetujui Abdul Ghofar sebagai calon Presiden Komisaris merangkap Komisaris Independen PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU). Seperti dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin 9 Desember 2024.
Lebih lanjut, Edi menjelaskan bahwa berdasarkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang diadakan pada 29 April 2024, pemegang saham juga menyetujui Abdul Ghofar untuk menjabat sebagai Presiden Komisaris merangkap Komisaris Independen.
Dengan adanya penilaian tersebut, Abdul Ghofar resmi menjabat sebagai Presiden Komisaris merangkap Komisaris Independen PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk sejak 3 Desember 2024, tutupnya.
Catatan Performa Positif
Kinerja PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU), atau Tugu Insurance, menunjukkan peningkatan yang signifikan pada semester I-2024, didorong oleh performa positif dari segmen asuransi, non-asuransi, dan kontribusi anak usaha serta entitas asosiasi. Laba usaha TUGU mencapai Rp517 miliar, tumbuh 68 persen year-on-year (yoy) dibandingkan Rp308 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Analis dari Kiwoom Sekuritas, Abdul Azis, mengungkapkan bahwa pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan pendapatan underwriting sebesar 30 persen yoy menjadi Rp1,67 triliun, sementara beban klaim hanya naik 17 persen yoy menjadi Rp1,08 triliun. Hal ini mengakibatkan marjin underwriting meningkat 64 persen yoy menjadi Rp593 miliar. TUGU berhasil mendorong pertumbuhan premi secara signifikan sambil menjaga efisiensi beban dan mengelola loss ratio pada level yang dapat diterima.
Selain dari segmen asuransi, pertumbuhan double digit pada anak usaha TUGU dan peningkatan laba dari entitas asosiasi turut memperkuat profitabilitas. Pendapatan usaha lainnya TUGU juga naik 11 persen yoy menjadi Rp263,79 miliar, dengan pendapatan sewa sebagai kontributor terbesar, naik 26 persen yoy menjadi Rp167 miliar, disumbang oleh PT Pratama Mitra Sejati (PMS), anak usaha yang bergerak di bidang penyewaan properti ruang kantor dan kendaraan.
Meskipun penjualan industri otomotif nasional cenderung lesu, TUGU berhasil mempertahankan pendapatan dari penjualan kendaraan di angka Rp55 miliar pada semester pertama 2024. Laba bersih entitas asosiasi juga meningkat pesat, tercatat Rp7,5 miliar pada semester I-2024, naik 251 persen yoy dari Rp2,1 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Kontribusi ini terutama berasal dari kepemilikan saham TUGU di PT Asuransi Samsung Tugu sebesar 30 persen, yang mencatat laba setelah pajak sebesar Rp25,04 miliar, naik 3,5 kali lipat dibandingkan dengan Rp7,14 miliar pada semester I-2023.
Azis menilai bahwa dengan fundamental yang semakin solid dan valuasi yang masih menarik, kinerja positif ini akan menjadi katalis untuk potensi kenaikan harga saham TUGU ke depan.
Terdorong Asuransi Kendaraan Bermotor
Pemerintah berencana menerbitkan peraturan yang mewajibkan semua kendaraan bermotor untuk memiliki asuransi third party liability (TPL). Diharapkan aturan ini akan mulai berlaku pada Januari 2025.
Wacana penerapan iuran untuk kendaraan bermotor membuat saham perusahaan asuransi menjadi sorotan. Emiten di sektor ini diprediksi akan mengalami dampak positif dari rencana kebijakan tersebut.
Salah satu emiten asuransi yang perlu diperhatikan oleh investor adalah Asuransi PT Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU). Emiten ini saat ini menunjukkan kinerja yang positif.
Dikutip dari Stockbit, Selasa, 23 Juli 2024, harga saham TUGU berada di level Rp1.170 dalam sebulan terakhir, naik sebesar 13,59 persen atau 140 poin. Harga saham TUGU sempat mencapai puncak tertinggi di Rp1.180 dan terendah di Rp1.025.
Pada Kuartal I-2024, TUGU mencatatkan pendapatan bersih sebesar Rp199 miliar, mengalami penurunan signifikan dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp923 miliar. Pendapatan bersih tahunan TUGU untuk 2024 diperkirakan mencapai Rp795 miliar, meningkat dibandingkan tahun lalu yang sebesar Rp1.322 miliar.
Dari sisi neraca keuangan, TUGU memiliki kas dan setara kas sebesar Rp478 miliar pada kuartal I 2024, serta total aset sebesar Rp26.295 miliar.
Mengacu pada RTI Business, TUGU mencatatkan pertumbuhan sebesar 14,15 persen dalam sebulan dengan harga saham rata-rata berkisar antara Rp1.020 hingga Rp1.200 per lembar. Volume transaksi saham TUGU mencapai Rp113,4 juta dalam sebulan, dengan nilai perdagangan sebesar Rp125,4 miliar dan frekuensi perdagangan sebanyak 19.732.(*)