Logo
>

Otomotif Paruh Kedua bisa Tumbuh, AUTO dan DRMA Rekomendasi

Ditulis oleh Hutama Prayoga
Otomotif Paruh Kedua bisa Tumbuh, AUTO dan DRMA Rekomendasi

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Kinerja emiten otomotif pada semester II 2024 diperkirakan memiliki pertumbuhan yang apik dikarenakan sejumlah sentimen positif.

    Analis Kiwoom Sekuritas, Vicky Rosalinda mengatakan, kinerja emiten otomotif pada semester II tahun diprediksi tumbuh dikarenakan kuatnya tren kendaraan listrik.

    "Kami memperkirakan kinerja emiten otomotif di semester II 2024 akan bertumbuh sejalan dengan mulainya penguatan pada tren kendaraan listrik roda dua maupun roda empat," ujar dia kepada Kabar Bursa, Selasa, 29 Juli 2024.

    Selain itu, Vicky juga menuturkan strategi dan kebijakan pemerintah yang mendorong sektor otomotif juga memberikan sentimen positif terhadap emiten otomotif.

    Dalam hal ini Vicky mengungkapkan, Kiwoom Sekuritas merekomendasikan dua emiten yakni AUTO dan DRMA:

    - AUTO (trading buy, tp: 2,400)

    - DRMA (trading buy, tp: 1,040)

    Kinerja AUTO

    Astra Otoparts Tbk (AUTO) menunjukkan kinerja yang cukup baik dengan Return on Assets (TTM) sebesar 10,06 persen dan Return on Equity (TTM) 14,98 persen. Hal ini menunjukan AUTO mempunyai kinerja yang menguntungkan.

    Pada kuartal kedua tahun 2024, AUTO mencatatkan net income sebesar Rp539 miliar, angka ini naik dibanding periode yang sama tahun lalu yakni Rp369 miliar.

    Pendapatan bersih tahunan AUTO pada 2024 diperkirakan mencapai Rp2,02 triliun, meningkat dibandingkan tahun lalu yang sebesar Rp1,84 triliun.

    Dari sisi neraca keuangan, AUTO memiliki kas dan setara kas sebesar Rp3,12 triliun pada kuartal kedua 2024, naik dibanding tahun lalu pada periode yang sama yakni Rp2,60 triliun.

    Sementara untuk total aset pada kuartal dua 2024, AUTO punya Rp20,42 triliun, naik jika dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp19,16 triliun.

    Kinerja DRMA

    Senada dengan AUTO,  Dharma Polimetal Tbk (DRMA) juga memiliki kinerja yang apik. Hal ini ditunjukkan dengan raihan Return on Assets (TTM) sebesar 14,44 persen dan Return on Equity (TTM) 25,55 persen.

    Di sisi lain, DRMA meraup net income Rp104 miliar pada kuartal kedua 2024. Angka ini turun dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp130 miliar.

    DRMA diharapakan meraih pendapatan bersih pada tahun 2024 sebesar Rp474 miliar, turun jika dibandingkan tahun lalu pada periode yang sama Rp612 miliar.

    Adapun emiten ini memiliki kas dan setara kas sebesar Rp282 miliar pada kuartal kedua 2024, naik tipis dibandingkan tahun lalu dalam periode yang sama Rp250 miliar.

    Sedangkan total aset yang dipunya DRMA sebesar Rp3,48 triliun pada kuartal kedua 2024, naik sedikit dibanding tahun lalu pada periode yang sama sebesar Rp3,38 triliun.

    Prospek Penjualan Mobil

    Sementara di sisi lain, pengamat otomotif Yannes Martinus Pasaribu menilai penjualan mobil pada semester II 2024 dapat tumbuh secara signifikan. Kendati demikian, ia menyebut jika penjualan mobil pada semester kedua tahun ini akan menemui peluang dan tantangan tersendiri.

    “Pemulihan ekonomi yang diharapkan terus berlanjut dapat meningkatkan daya beli masyarakat, mendorong permintaan mobil yang lebih tinggi,” kata Yannes kepada Kabar Bursa, Kamis, 18 Juli 2024.

    Menurutnya, bantuan pemerintah dalam hal relaksasi pajak dan subsidi untuk industri otomotif dapat mendorong produksi dan penjualan kendaraan di Tanah Air.

    Di sisi lain, agen pemegang merek (APM) di Indonesia berlomba untuk meluncurkan kendaraan listrik murah untuk menarik minat masyarakat. Mobil listrik dengan harga murah dapat menarik minat masyarakat, terlebih ketika terjadi pelemahan ekonomi akibat penurunan nilai tukar rupiah terhadap dolar.

    Pelemahan nilai tukar ini mengakibatkan kenaikan harga bahan baku yang berakibat kepada menurunnya daya beli masyarakat. Di sisi lain, perusahaan pembiayaan dan leasing juga mengetatkan ikat pinggang akibat nilai non-performing loan (NPL) tinggi atau banyak gagal bayar.

    “Kenaikan inflasi yang signifikan akibat kenaikan USD yang beluam ada tanda mereda juga bisa menggerus daya beli masyarakat. Sementara kenaikan suku bunga BI dapat meningkatkan biaya kredit mobil, ditambah kenaikan PPn 11 persen dan direncanakan menjadi 12 persen tahun 2025 berpotensi semakin menyulitkan konsumen middle-low income untuk melakukan pembelian mobil baru,” jelasnya.

    Menurutnya, tren mobil listrik yang terus berkembang di Indonesia membuka peluang baru bagi industri otomotif, mengingat permintaan yang diprediksi akan terus meningkat.

    Tantangan Industri Otomotif

    Akademisi dari Institut Teknologi Bandung (ITB) itu menilai tantangan lain yang harus dihadapi industri otomotif tidak sedikit. Masalah internasional seperti terganggunya rantai pasok global akibat perang di Timteng dan Rusia-Ukraina yang berlanjut dan meluas membawa dampak tersendiri pada industri otomotif.

    “Belum lagi tren harga bahan bakar yang meningkat juga menjadi perhatian, karena hal ini dapat meningkatkan biaya operasional kendaraan dan mengurangi minat konsumen untuk membeli mobil,” imbuhnya.

    Di samping itu, kata dia, persaingan di industri otomotif semakin ketat, terutama dengan masuknya merek-merek baru dari China yang menawarkan produk dengan harga kompetitif.

    “Jadi, secara keseluruhan, kinerja industri otomotif di semester kedua 2024 sangat bergantung pada kemampuan untuk mengatasi tantangan tersebut dan memanfaatkan peluang yang ada,” ujarnya. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Hutama Prayoga

    Hutama Prayoga telah meniti karier di dunia jurnalistik sejak 2019. Pada 2024, pria yang akrab disapa Yoga ini mulai fokus di desk ekonomi dan kini bertanggung jawab dalam peliputan berita seputar pasar modal.

    Sebagai jurnalis, Yoga berkomitmen untuk menyajikan berita akurat, berimbang, dan berbasis data yang dihimpun dengan cermat. Prinsip jurnalistik yang dipegang memastikan bahwa setiap informasi yang disajikan tidak hanya faktual tetapi juga relevan bagi pembaca.