KABARBURSA.COM – PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk, dengan kode saham CUAN, menerbitkan obligasi Berkelanjutan I Tahap II-2025 dan Sukuk Wakalah Berkelanjutan I Tahap II-2025. Penawaran obligasi ini mendapat sambutan hangat dari investor, hingga oversubscribe.
Kelebihan permintaan atau oversubscription ini menjadi sinyal kuat bahwa kepercayaan investor berada pada level tinggi. Permintaan investor mencapai 4,5 kali lipat dari jumlah yang ditawarkan. Artinya, jika CUAN awalnya berencana menghimpun Rp1 triliun, permintaan pasar justru melonjak hingga setara dengan Rp4,5 triliun.
Lonjakan minat ini bukan sekadar fenomena teknis, melainkan refleksi dari persepsi positif investor terhadap prospek jangka panjang, stabilitas keuangan, dan kredibilitas CUAN sebagai penerbit surat utang.
Tingginya minat tersebut mendorong manajemen untuk menaikkan jumlah penerbitan hingga dua kali lipat dari rencana semula. Dari rencana awal Rp1 triliun, total dana yang akan dihimpun kini menjadi Rp2 triliun.
Komposisinya terdiri atas Obligasi Berkelanjutan I Tahap II-2025 senilai Rp1,35 triliun dan Sukuk Wakalah Berkelanjutan I Tahap II-2025 sebesar Rp650 miliar. Keduanya menjadi bagian dari program Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) yang memiliki total target penghimpunan hingga Rp3 triliun.
Tingkat Bunga Turun jadi Daya Tarik
Salah satu faktor yang membuat penerbitan surat utang CUAN menarik adalah penurunan tingkat bunga atau kupon. Pada Tahap I awal tahun ini, obligasi dan sukuk CUAN menawarkan kupon 9 persen dengan tenor lima tahun.
Namun, pada Tahap II kali ini, tingkat kupon diturunkan menjadi 8,5 persen untuk tenor yang sama. Penurunan kupon justru menjadi indikasi positif, karena menandakan bahwa profil risiko perusahaan telah membaik.
Artinya, CUAN kini dinilai lebih layak kredit dan stabil, sehingga dapat menawarkan bunga lebih rendah namun tetap diminati investor.
Hal ini diperkuat oleh pemeringkatan dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), yang memberikan peringkat idA untuk obligasi dan idA(sy) untuk sukuk wakalah dengan prospek stabil.
Peringkat ini menunjukkan bahwa CUAN memiliki kemampuan kuat untuk memenuhi kewajiban finansialnya. Di pasar surat utang, rating di level Single A sudah tergolong tinggi untuk emiten non-BUMN, sehingga menjadi sinyal keandalan bagi investor institusional maupun individu.
Yang lebih menarik, CUAN juga memperluas tenor surat utangnya pada Tahap II menjadi tujuh tahun dengan tingkat kupon 9 persen. Artinya, lebih panjang dibandingkan penerbitan sebelumnya. Permintaan tinggi terhadap tenor jangka panjang ini menunjukkan bahwa investor percaya terhadap keberlanjutan bisnis perusahaan hingga periode yang lebih jauh ke depan.
Dalam konteks industri pertambangan, hal ini sangat relevan mengingat umur tambang CUAN yang panjang dan strategi diversifikasi bisnisnya, yang mencakup ekspansi ke sektor energi terbarukan dan pengolahan mineral.
Dengan latar belakang tersebut, oversubscription hingga 4,5 kali mencerminkan bukan hanya keberhasilan pemasaran instrumen utang, tetapi juga meningkatnya reputasi CUAN di mata pasar keuangan.
Investor melihat CUAN sebagai perusahaan dengan prospek pertumbuhan berkelanjutan, risiko yang terkendali, dan kemampuan membayar kewajiban jangka panjang.
Singkatnya, obligasi CUAN menjadi menarik bukan karena kuponnya yang tinggi, melainkan karena kepercayaan pasar terhadap kredibilitas dan daya tahan bisnis perusahaan.
Lonjakan permintaan yang signifikan memperlihatkan bahwa CUAN telah mencapai posisi istimewa di mata investor, yakni sebagai emiten dengan profil keuangan solid, risiko yang menurun, dan prospek industri yang cerah.
Oversubscribe bukan sekadar angka besar, namun menjadi validasi pasar terhadap fundamental kuat dan strategi jangka panjang yang dipercaya akan memberi hasil nyata di masa depan.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.