KABARBURSA.COM - Direktur Panin Asset Management (Panin AM), Rudiyanto, menyatakan bahwa perdagangan saham dengan mekanisme Periodic Call Auction (PCA) blind orderbook dalam Papan Pemantauan Khusus (PPK) mampu mengurangi risiko manipulasi harga akibat ketiadaan informasi bid/offer.
Di sisi lain, terbatasnya informasi bid/offer dan mekanisme yang berbeda membuat mekanisme ini kurang nyaman bagi investor yang terbiasa melakukan trading harian.
“Untuk menaikkan atau menurunkan harga secara signifikan, para spekulan membutuhkan informasi antrean harga dan volume. Dengan tidak tersedianya informasi tersebut dan harga selesai di harga yang sama, maka manipulasi harga membutuhkan jumlah dana yang besar,” ungkap Rudi dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin 24 Juni 2024.
Rudi menjelaskan bahwa mekanisme PCA dengan blind orderbook bukan hal baru di pasar modal Indonesia. Banyak saham di BEI yang ditransaksikan dengan mekanisme PCA saat pre-opening dan pre-closing perdagangan.
“Blind order atau PCA itu sebenarnya sudah ada sejak dulu. Cuma berlaku di pre-opening dan pre-closing,” tambah Rudi.
Menurutnya, bagi manajer investasi, mekanisme PCA sudah biasa karena hampir semua transaksi reksa dana indeks dilakukan di pasar saat pre-closing.
“PCA adalah pilihan utama untuk reksa dana indeks karena transaksi biasanya dilakukan di pasar pada saat pre-closing. Namun, untuk investor perorangan, kemungkinan kurangnya sosialisasi dan pemahaman, serta berlaku penuh sepanjang hari, menjadi polemik. Oleh karena itu, perusahaan sekuritas harus lebih rajin menjelaskan cara kerja PCA ke nasabahnya,” jelas Rudi.
Masuknya saham ke PPK yang menyebabkan transaksinya harus melalui PCA, lanjutnya, juga bisa menjadi pertimbangan bagi investor dalam seleksi emiten sebelum berinvestasi, dengan memahami alasan emiten tersebut masuk dalam PPK.
“Jika ada saham yang masuk ke dalam kategori PPK, perlu diperhatikan alasannya. Bisa jadi karena faktor teknis non-fundamental, seperti saham beredar kurang dari 7,5 persen. Juga bisa terkait fundamental dan praktik Good Corporate Governance (GCG) perusahaan, seperti keterlambatan laporan keuangan, pergerakan tidak wajar sehingga di-suspensi, atau dalam status PKPU,” katanya.
Menurut Rudi, revisi Peraturan PPK merupakan solusi yang ditawarkan BEI bagi emiten yang ingin keluar dari PPK agar dapat mendorong GCG menjadi lebih baik.
“Salah satunya adalah membagikan dividen tunai. Jadi, jika perusahaannya bagus namun masuk PPK, untuk keluar bisa dengan membagikan dividen tunai. Ini secara tidak langsung menuntut GCG yang lebih baik. Pemegang saham juga dapat mengusulkan hal tersebut dalam RUPS perusahaan,” ujar Rudi.
Empat Perusahaan BEI
PT Panin Sekuritas Tbk (PANS) menargetkan dapat menangani empat perusahaan untuk bisa melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun ini.
Direktur Panin Sekuritas, Prama Nugraha, mengatakan keempat perusahaan tersebut tengah diproses oleh pihaknya agar segera melantai di bursa.
“Kita menargetkan menangani empat perusahaan yang bisa kami proses. Kami masih ada beberapa yang on going di pipeline ada dua,” katanya saat ditemui di Gedung BEI, Senin 1 April 2024.
Kendati demikian, dia belum mau merinci perusahaan apa yang sedang ditangani oleh pihaknya. Namun, Prama mengatakan keempat perusahaan tersebut bergerakan di sektor munfaktur dan konsumer. “Sektornya beragam ada sektor konsumer dan ada manufaktur juga,” tuturnya
Adapun perusahaan yang digandeng oleh Panin Sekuritas merupakan perusahaan yang alan tercatat di papan pengembangan.
Diketahui, Berdasarkan POJK No.53/POJK.04/2017, perusahaan yang masuk dalam papan pengembangan merupakan perusahaan skala menengah yang asetnya Rp 50 miliar hingga Rp 250 miliar.
dia menargetkan dua perusahaan dalam pipeline itu agar dapat melakukan penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) di semester kedua tahun ini.
“Ada dua perusahaan yang bakal IPO untuk kuartal kedua nanti,” tandas dia.
Pertumbuhan Kredit
PT Bank Panin Tbk (Panin Bank) meraih laba bersih setelah pajak (NPAT) konsolidasi sebesar Rp 3,01 triliun pada tahun 2023. Sementara itu, pertumbuhan kredit mencapai 8,40 persen atau mencapai Rp 148,50 triliun.
Pertumbuhan kredit Bank Panin terutama terjadi pada segmen ritel, khususnya Kredit Pemilikan Rumah (KPR), dengan pertumbuhan mencapai 14,78 persen. Segmen komersial juga turut tumbuh sebesar 11,76 persen.
Presiden Direktur Panin Bank, Herwidayatmo, menekankan bahwa pertumbuhan kredit pada tahun 2023 dan tahun 2024 akan lebih difokuskan pada segmen ritel dan komersial. Dia menyoroti peningkatan kredit pada segmen ini, yang saat ini mencapai 53,94 persen.
Bank Panin juga mencatat laba bersih setelah pajak sebesar Rp 3,01 triliun pada tahun lalu. Pada 2023, bank meningkatkan pencadangan untuk mengantisipasi penurunan kualitas portofolio kredit, terutama kredit kepada BUMN, dengan membukukan biaya cadangan sebesar Rp 2,77 triliun.
Posisi likuiditas Bank Panin terjaga dengan baik, tercermin dalam peningkatan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 2,38 persen menjadi Rp 145,22 triliun. Tabungan juga meningkat sebesar 5,48 persen, mencapai Rp 53,76 triliun, dengan rasio Dana Murah (CASA) mencapai 45,29 persen, dan Loan to Deposit Ratio (LDR) sebesar 97,51 persen.
Permodalan bank terus ditingkatkan, mencapai Rp 49,70 triliun, dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) yang kuat sebesar 32,40 persen, meningkat dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu 30,07 persen.
Herwidayatmo menjelaskan bahwa kualitas kredit dikelola dengan baik melalui penerapan prosedur penilaian risiko yang hati-hati, mendorong pemulihan kredit yang direstrukturisasi. Hal ini memungkinkan penurunan Non-Performing Loan (NPL) gross ke 3,09 persen dari 3,53 persen tahun sebelumnya, dan NPL net turun menjadi 0,57 persen dari 0,92 persen pada tahun 2022.