Logo
>

Pasar Asia Menguat Didukung Arus Modal dan Sentimen Positif Global

Pasar saham Asia cetak pekan terbaik dalam beberapa bulan, dipimpin Taiwan dan Singapura. IHSG menguat didorong lonjakan DCII dan BREN, serta arus masuk investor domestik.

Ditulis oleh Yunila Wati
Pasar Asia Menguat Didukung Arus Modal dan Sentimen Positif Global
Ilustrasi pasar saham Asia. (Foto: Adobe Stock)

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Bursa saham di kawasan emerging market Asia menunjukkan kinerja impresif sepanjang pekan ini. Optimisme yang menguat terhadap arah kebijakan perdagangan Amerika Serikat serta sinyal pelonggaran moneter dari sejumlah bank sentral kawasan membuat investor kembali aktif mengambil posisi. 

    Kombinasi kedua faktor tersebut menjadi pemicu utama kenaikan indeks regional, termasuk di Indonesia.

    Mengutip laporan Reuters, pada perdagangan Jumat, 18 Juli 2025, indeks MSCI saham emerging market Asia mencapai level tertingginya dalam lebih dari tiga tahun. Jika tren ini berlanjut hingga penutupan akhir pekan, indeks diperkirakan mencatat kenaikan mingguan sebesar 1,6 persen.

    Kontributor terbesar berasal dari Taiwan, di mana indeks TAIEX menguat 1 persen dan mencetak rekor tertinggi empat bulan terakhir. Lonjakan tersebut didorong oleh penguatan saham TSMC, produsen chip terbesar dunia, yang melonjak lebih dari 2 persen setelah membukukan laba kuartalan tertinggi sepanjang sejarahnya.

    Di kawasan Asia Tenggara, indeks MSCI ASEAN, yang didominasi oleh saham-saham Singapura, juga mencatatkan kenaikan signifikan. Indeks Straits Times (STI) bahkan mencetak reli selama sepuluh hari perdagangan berturut-turut, yang merupakan rekor terpanjang sepanjang sejarah bursa Singapura.

    Di Indonesia, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak positif dan sempat menguat lebih dari 1 persen. 

    Lonjakan ini terutama ditopang oleh saham-saham unggulan seperti PT DCI Indonesia Tbk (DCII), yang melonjak lebih dari 16 persen dan mencatat rekor tertinggi barunya, serta Barito Renewables Energy (BREN) yang naik sekitar 8 persen.

    Kondisi ini tidak terlepas dari dua faktor kunci: prospek kesepakatan dagang AS yang lebih lunak dari ekspektasi sebelumnya, serta nada dovish dari Bank Indonesia yang menambah daya tarik pasar saham domestik. 

    Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, investor domestik telah mencatatkan aksi beli bersih sebesar Rp6,21 triliun sejak awal bulan ini, mencerminkan optimisme yang meningkat di kalangan pelaku pasar lokal.

    Thailand juga mencatat penguatan yang tak kalah menarik. Indeks SET menguat 1 persen pada Jumat dan tercatat melonjak hampir 7 persen sepanjang pekan. Ini merupakan kenaikan mingguan terbesar sejak Juni 2020. 

    Arus masuk modal terjadi setelah pemerintah mengusulkan nama kepala bank sentral baru yang dinilai memiliki pendekatan lebih akomodatif terhadap kebijakan suku bunga.

    Malaysia dan Filipina mencatatkan penguatan tipis, sementara pasar saham India justru terkoreksi. Indeks KLSE naik 0,4 persen dan indeks PSEI Filipina menguat 0,13 persen. Di sisi lain, indeks Nifty 50 India melemah 0,7 persen dan menyentuh level terendah dalam lebih dari tiga pekan.

    Di pasar mata uang, rupiah Indonesia, peso Filipina, baht Thailand, dan dolar Singapura masing-masing menunjukkan penguatan moderat terhadap dolar AS. Namun pelemahan terjadi pada rupee India. 

    Meski secara umum mata uang regional menguat, penguatan dolar AS dalam beberapa sesi terakhir memberi tekanan balik.

    Analis MUFG Lloyd Chan, menyampaikan bahwa penguatan dolar saat ini dipicu oleh ekspektasi pelaku pasar terhadap kebijakan tarif dagang AS dan potensi perubahan arah posisi investasi yang sebelumnya cenderung menjual dolar.

    “Sebagian pembalikan posisi ini bisa memberikan dorongan tambahan bagi dolar dalam waktu dekat,” jelasnya kepada Reuters.

    Di tengah dinamika global yang belum sepenuhnya mereda, penguatan bursa Asia pekan ini memperlihatkan bahwa pasar mulai merespons positif arah kebijakan dan perkembangan geopolitik. 

    Bagi investor, sinyal ini menjadi momentum untuk mencermati peluang baru di pasar kawasan, termasuk Indonesia, yang kini kembali mencatat arus masuk modal asing dan domestik dalam skala signifikan.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79