Logo
>

Pasar Modal RI Kapitalisasi Sahamnya 56 Persen dari PDB: Kecil?

Ditulis oleh Desty Luthfiani
Pasar Modal RI Kapitalisasi Sahamnya 56 Persen dari PDB: Kecil?

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Ekosistem pasar modal Indonesia dalam kapitalisasi saham baru mencapai 56 persen terhadap PDB jika dibandingkan dengan negara di ASEAN.

    Ketua Dewan Komisi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar, mengatakan penting dilakukan penguatan ekosistem pasar modal di Indonesia untuk peningkatan ekonomi nasional. Indonesia dinilai masih jauh tertinggal dibanding dengan negara lain di Asia seperti India yang sebesar 140 persen, Thailand sebesar 101 persen dan Malaysia sebesar 97 persen.

    "Ini adalah sinyal bahwa likuiditas dan partisipasi pasar modal kita perlu ditingkatkan secara signifikan," kata Mahendra saat membuka acara Perdagangan BEI di Main Hall BEI, Jakarta Selatan. Kamis, 2 Januari 2025.

    Saat ini jumlah investor di Indonesia tercatat hanya 7,4 persen dari total populasi dewasa. Dan jika dibandingkan masih jauh di bawah Malaysia 10 persen dan Singapura 22,5 persen.

    Dalam acara itu Mahendra juga memaparkan data nilai pengumpulan IPO di Indonesia pada 2024 diproyeksikan turun sebesar 37,89 persen secara tahunan atau menjadi USD3,6 miliar, dengan jumlah IPO juga diprediksi menurun 20,99 persen menjadi 128 perusahaan.

    Kendati demikian, dia optimis potensi itu dapat dimaksimalkan dengan cara memperbaiki ekosistem pasar modal termasuk mendorong perusahaan untuk go public.

    Mahendra menyebut, OJK saat ini bersama self regulator organizations (SRO) sudah merancang inisiatif seperti meningkatkan porsi saham free float dan pengoptimalan penggunaan efek beragunan aset untuk mendukung program pemerintah. Salah satunya pembangunan 3 juta rumah. Langkah itu dipercaya dapat memperkuat posisi Indonesia di pasar modal ASEAN.

    "Dengan strategi ini kami yakin likuiditas pasar akan meningkat dan investor institusional akan lebih berperan baik di pasar perdana maupun sekunder," kata dia.

    Dinamika Cukup Kompleks

    Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengaku optimis pasar modal 2025 akan lebih baik lantaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024 kemarin ditutup dengan capaian yang jauh lebih Baik dibanding laporan pada semester pertama di tahun itu.

    “Penerimaan negara yang sempat tertekan di semester pertama berhasil pulih signifikan di paruh kedua tahun ini,” kata Sri Mulyani dalam pidatonya saat membuka Perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) 2025 pada Kamis, 2 Januari 2024 mewakili Presiden RI Prabowo Subianto.

    Menkeu sepakat pada periode 2024 kemarin terjadi dinamika yang cukup kompleks terutama pada kuartal pertama. Pada pembukaan awal di 2025 tersebut indeks harga saham gabungan (IHSG) bergerak di zona hijau. IHSG tercatat naik 0,41 persen ke posisi 7.109,25.

    Sri Mulyani menjelaskan meski tidak mencapai target yang tinggi, penerimaan tetap tumbuh secara positif untuk memberikan fondasi yang kuat pada 2025. Menurutnya dalam kuartal pertama 2024 terjadi warning mengenai perubahan iklim, kemudian pemerintah membuat bantuan sosial terkait bencana El-Nino, periode yang sama juga ada Pemilu presiden. Namun Indonesia dianggap bisa melaluinya dengan baik. Selain itu, ada rencana pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) dan ketahanan pangan turut berperan dalam memitigasi dampak tekanan ekonomi.

    “Belanja pemerintah tumbuh di atas 6 persen secara keseluruhan dengan belanja Kementerian atau lembaga mencatat pertumbuhan dobel digit. Ini menunjukkan APBN sebagai instrumen fiskal yang adiptif,” ucap dia.

    Sri Mulyani mengatakan defisit APBN 2024 lebih kecil dari proyeksi awal yang mendekati angka yang diamanatkan undang-undang. Menurut dia hasil tersebut bakal mencerminkan pengelolaan fiskal yang sehat dan disiplin untuk menjadi modal melewati tantangan 2025 ini.

    Sinergi antar lembaga juga diperlukan dalam perkembangan pasar modal. Dia berterima kasih kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dan Kementerian lembaga karena sudah kompak, menurut Sri pembukaan perdagangan BEI 2025 juga sebagai momentum optimis bahwa perekonomian Indonesia siap melanjutkan tren positif di tengah tantangan global.(*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Desty Luthfiani

    Desty Luthfiani seorang jurnalis muda yang bergabung dengan KabarBursa.com sejak Desember 2024 lalu. Perempuan yang akrab dengan sapaan Desty ini sudah berkecimpung di dunia jurnalistik cukup lama. Dimulai sejak mengenyam pendidikan di salah satu Universitas negeri di Surakarta dengan fokus komunikasi jurnalistik. Perempuan asal Jawa Tengah dulu juga aktif dalam kegiatan organisasi teater kampus, radio kampus dan pers mahasiswa jurusan. Selain itu dia juga sempat mendirikan komunitas peduli budaya dengan konten-konten kebudayaan bernama "Mata Budaya". 

    Karir jurnalisnya dimulai saat Desty menjalani magang pendidikan di Times Indonesia biro Yogyakarta pada 2019-2020. Kemudian dilanjutkan magang pendidikan lagi di media lokal Solopos pada 2020. Dilanjutkan bekerja di beberapa media maenstream yang terverifikasi dewan pers.

    Ia pernah ditempatkan di desk hukum kriminal, ekonomi dan nasional politik. Sekarang fokus penulisan di KabarBursa.com mengulas informasi seputar ekonomi dan pasar modal.

    Motivasi yang diilhami Desty yakni "do anything what i want artinya melakukan segala sesuatu yang disuka. Melakukan segala sesuatu semaksimal mungkin, berpegang teguh pada kebenaran dan menjadi bermanfaat untuk Republik".