Logo
>

PEFINDO Tegaskan Peringkat idA untuk TINS

Ditulis oleh Pramirvan Datu
PEFINDO Tegaskan Peringkat idA untuk TINS

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - PT Timah Tbk (TINS) telah menerima peringkat idA dengan prospek stabil dari PEFINDO. Selain itu, PEFINDO juga menegaskan peringkat idA atas MTN I TINS Tahun 2022.

    Peringkat ini mencerminkan kekuatan pasar TINS yang signifikan, operasional yang terintegrasi secara vertikal, serta dukungan yang kuat dari para pemegang saham. Namun, peringkat tersebut dibatasi oleh kebijakan keuangan yang moderat, risiko terkait penambangan timah ilegal, dan volatilitas harga timah.

    Peringkat TINS berpotensi dinaikkan jika perusahaan berhasil menunjukkan peningkatan kinerja yang konsisten melalui peningkatan produktivitas, efisiensi biaya, serta menghasilkan EBITDA yang solid. Hal ini juga harus didukung oleh tata kelola yang berkelanjutan dalam industri timah di Indonesia. Seperti dalam keterangannya di Jakarta, Rabu 4 September 2024.

    Sebaliknya, peringkat dapat diturunkan jika TINS menanggung beban utang yang lebih tinggi dari yang diproyeksikan tanpa diimbangi dengan perbaikan kinerja bisnis. Selain itu, fluktuasi signifikan harga timah global yang mengganggu pendapatan dan profitabilitas perusahaan juga dapat memengaruhi peringkat.

    Risiko sosial yang ditimbulkan oleh penambangan ilegal dalam skala besar turut menjadi ancaman yang berpotensi merusak kinerja, arus kas, serta profil kredit perusahaan.

    Didirikan pada Agustus 1976, TINS merupakan perusahaan tambang timah terintegrasi di Indonesia dengan fokus pada produksi timah ingot. Operasi utama perusahaan berpusat di Pangkal Pinang, Bangka Belitung.

    Hingga 30 Juni 2024, saham kelas A perusahaan dimiliki oleh Pemerintah Republik Indonesia, sementara saham kelas B dikuasai oleh PT Mineral Industri Indonesia (Persero) (65,0 persen) dan publik (35,0 persen).

    Anggaran Belanja Modal

    PT Timah Tbk (TINS), yang merupakan produsen dan eksportir timah pelat merah, menyiapkan belanja modal sebesar Rp 700 miliar pada tahun 2024.

    Capex ini direncanakan untuk mendukung upaya perusahaan dalam meningkatkan kinerja mereka yang mengalami penurunan sepanjang tahun 2023.

    Sekretaris Perusahaan TINS Abdullah Umar menyatakan bahwa capex sebesar Rp 700 miliar akan digunakan untuk memperbaiki alat kerja, pengembangan, pemeliharaan, perbaikan alat produksi seperti kapal, dan infrastruktur TINS. “Dalam Media Gathering di Jakarta, dikutip Kamis 4 April 2024.

    TINS mengalami penurunan kinerja yang signifikan tahun lalu, yang disebabkan oleh meningkatnya praktik tambang ilegal dan penurunan harga timah global.

    Direktur Utama TINS Ahmad Dani Virsal menambahkan bahwa produksi bijih timah TINS pada tahun lalu mencapai 14.855 ton, menurun 26 persen dari tahun 2022 yang mencapai 20.079 ton. “Produksi logam timah TINS juga mengalami penurunan sebesar 23 persen YoY menjadi 15.340 metrik ton, dengan penjualan logam timah turun 31 persen YoY menjadi 14.385 metrik ton,” ucapnya.

    Dani menjelaskan bahwa penurunan volume penjualan dan harga jual logam timah menyebabkan penurunan pendapatan TINS sebesar 33 persen di tahun 2023.

    Harga jual rerata logam timah juga turun drastis, menjadi US$ 26.583 per metrik ton, turun 84 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

    Selain faktor internal, lambatnya pemulihan ekonomi global dan domestik serta tingginya persediaan LME juga berkontribusi pada penurunan ekspor timah Indonesia.

    Untuk mengatasi tantangan ini, TINS akan fokus pada peningkatan produksi melalui penambahan alat tambang, pembukaan lokasi baru, serta melaksanakan strategi recovery plan dan program efisiensi berkelanjutan.

    Catatan Laba Bersih

    Pada kuartal I 2024, PT Timah Tbk atau TINS berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp29,5 miliar, namun mengalami penurunan 41,24 persen jika dibandingkan pada kuartal I 2023 sebesar Rp50,2 miliar.

    Manajemen perusahaan menyatakan bahwa pencapaian ini tidak lepas dari kinerja operasional perusahaan hingga Maret tahun ini.

    Selama kuartal pertama, TINS berhasil mencatatkan produksi bijih timah sebesar 5.360 ton, naik 29,5 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya atau kuartal I 2023 yang mencapai 4.139 ton.

    Produksi logam juga meningkat sebesar 12,7 persen menjadi 4.475 ton dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 3.970 ton.

    “Fokus perusahaan pada peningkatan produksi melalui penambahan alat tambang, pembukaan lokasi baru, strategi rencana pemulihan, serta program efisiensi berkelanjutan secara perlahan-lahan berdampak pada peningkatan kinerja keuangan perusahaan,” kata Direktur Keuangan TINS, Fina Eliani, dikutip Rabu, 1 Mei 2024.

    Namun, peningkatan produksi tersebut tidak sebanding dengan penjualan logam timah yang turun 17 persen menjadi 3.524 ton dari 4.246 ton sebelumnya.

    Dari total penjualan tersebut, sebanyak 91 persen diekspor, dengan Singapura, Korea Selatan, Amerika Serikat, Jepang, India, dan Belanda menjadi enam tujuan ekspor terbesar.

    Sebagai hasilnya, TINS mencatatkan pendapatan sebesar Rp2,06 triliun, turun 5,3 persen dari Rp2,17 triliun sebelumnya. Pendapatan tersebut terutama didorong oleh penjualan logam timah yang menyumbang Rp1,49 triliun selama kuartal pertama tahun 2024, juga turun dari Rp1,73 triliun pada kuartal pertama tahun 2023.

    Sementara itu, nilai aset perusahaan pada kuartal pertama tahun 2024 mencapai Rp12,82 triliun, hanya sedikit turun dari Rp12,85 triliun sebelumnya.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Pramirvan Datu

    Pram panggilan akrabnya, jurnalis sudah terverifikasi dewan pers. Mengawali karirnya sejak tahun 2012 silam. Berkecimpung pewarta keuangan, perbankan, ekonomi makro dan mikro serta pasar modal.