KABARBURSA.COM - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jepara bekerja sama dengan pascasarjana Universitas Diponegoro (Undip) untuk mengembangkan usaha perikanan dan pengelolaan kawasan konservasi di Kabupaten Jepara.
Penjabat (Pj) Bupati Jepara, Edy Supriyanta, menyatakan bahwa Jepara memiliki potensi perikanan yang sangat besar.
Berdasarkan data yang ada, lanjut Edy, ada 3.190 kapal dan perahu yang digunakan oleh 8.542 nelayan di Jepara. Dan, sepanjang tahun 2023, hasil tangkapan ikan nelayan Jepara mencapai sekitar 15 ton.
Menurut Edy, potensi tersebut harus dikembangkan melalui dukungan dari berbagai pihak, termasuk sinergi antara pemerintah dan perguruan tinggi.
"Pada bulan Mei lalu, kami telah menandatangani kerja sama dengan LPPM Undip. Saya berharap kerja sama berikutnya dapat difokuskan pada bidang kelautan dan perikanan," kata Edy, Jumat, 21 Juni 2024.
Ia melanjutkan, sebagai perguruan tinggi terbesar di Jawa Tengah, Universitas Diponegoro (Undip) diharapkan dapat melaksanakan kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat di Kabupaten Jepara. Dengan demikian, paket teknologi yang dikembangkan bersama akan memberikan dampak luas bagi masyarakat, khususnya dalam bidang perikanan budidaya dan pengolahan hasil perikanan.
Pemerintah Kabupaten Jepara telah menyiapkan lahan seluas dua hektare untuk budidaya ikan nila laut di Desa Karanggondang, Kecamatan Mlonggo.
"Saya berharap Undip dapat memberikan kontribusi dalam bentuk pemikiran dan teknologi," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Jepara, Farikhah Elida, menyampaikan bahwa pemilihan lokasi budidaya tersebut berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP2K) Provinsi Jateng. Beberapa lokasi di perairan Jepara, seperti perairan sekitar Ujung Piring di Mlonggo, telah dicadangkan sebagai kawasan konservasi.
"Pengelolaan kawasan konservasi bukanlah hal yang mudah karena melibatkan berbagai aspek, baik biologis, ekologis, maupun sosial ekonomis. Undip, sebagai lembaga pendidikan tinggi yang memiliki banyak pakar, diharapkan dapat menjadi mitra utama dalam upaya pengelolaan kawasan konservasi agar sesuai dengan arah yang benar," ungkap Farikhah.
Dengan kerja sama ini, diharapkan potensi perikanan di Jepara dapat dikembangkan secara optimal dan kawasan konservasi dapat dikelola dengan baik, sehingga memberikan manfaat besar bagi masyarakat setempat.
Nelayan Jepara Diberi Pelatihan Anomali Cuaca
Para nelayan di Kabupaten Jepara kini mendapat pendidikan tentang perubahan iklim dan kondisi cuaca yang tak pasti, baik di daratan maupun di perairan.
Pelatihan itu diberikan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melalui Sekolah Lapang Cuaca Nelayan (SLCN) di Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Emas, Semarang, Jawa Tengah.
Hartanto, Kepala Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah II, berharap kegiatan seperti ini akan memberikan manfaat besar bagi para nelayan dalam menjalankan kegiatan mereka di laut.
Dengan informasi yang akurat dari BMKG, diharapkan para nelayan dapat bekerja dengan aman dan efisien, serta mendapatkan hasil yang diharapkan.
“Kami berupaya menjadikan kegiatan ini sebagai titik awal bagi masyarakat untuk memahami lebih dalam tentang cuaca. Kami juga akan memberikan pendampingan secara teratur agar para nelayan semakin terbantu dalam memahami cuaca maritim, yang pada gilirannya dapat meningkatkan hasil tangkapan ikan mereka dengan data yang kami berikan,” kata Hartanto, Sabtu, 15 Juni 2024.
Penjabat (Pj) Bupati Jepara, Edy Supriyanta, bersama dengan Staf Ahli Bupati Bidang Pembangunan Kemasyarakatan dan SDM, Rini Patmini, menyatakan bahwa kehadiran SLCN merupakan suatu kehormatan dan pengetahuan baru bagi masyarakat Jepara, terutama para nelayan.
Menurutnya, kegiatan ini sangat bermanfaat mengingat wilayah Jepara belakangan sering mengalami anomali cuaca yang sulit diprediksi dengan metode tradisional.
“Oleh karena itu, kearifan lokal yang sudah dikenal oleh masyarakat dalam berlayar perlu dipadukan dengan informasi cuaca dan iklim yang diberikan oleh BMKG,” ujarnya.
Rini juga berharap agar pengetahuan yang didapat dari kegiatan ini dapat tersebar luas di kalangan para nelayan. Namun, ia menyadari bahwa kapasitas kelas yang terbatas belum mampu menjangkau seluruh nelayan Jepara yang jumlahnya hampir mencapai 9.000 orang.
Selain itu, kegiatan ini juga diharapkan dapat membantu mengurangi risiko kecelakaan di laut akibat cuaca buruk.
Dengan adanya pelatihan dan penyuluhan yang intensif kepada para nelayan tentang teknik navigasi yang aman serta pemahaman tentang prediksi cuaca, diharapkan para nelayan dapat lebih siap menghadapi kondisi laut yang tidak menentu. (*)