KABARBURSA.COM - Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) merencanakan pengembangan budidaya pisang Cavendish dan pisang Kepok.
Program ini dimotori oleh Penjabat (Pj) Gubernur Bahtiar Baharuddin, yang sebelumnya menjalankan program serupa saat menjabat sebagai Pj Gubernur Sulawesi Selatan.
Sekretaris Daerah (Skeda) Provinsi Sulbar, Muhammad Idris, mengatakan bahwa pengembangan tersebut sedang dipersiapkan secara matang.
Baru-baru ini, Pemprov Sulbar melakukan kunjungan ke sentra pembibitan Sukun dan Pisang di Sulawesi Selatan.
“Kami berkomitmen menjadikan Sulbar sebagai Provinsi Horti guna berkontribusi bagi IKN (Ibu Kota Negara Nusantara),” kata Idris, Senin, 27 Mei 2024.
Idris menjelaskan bahwa Pemerintah Provinsi Sulbar akan memulai dengan pengorganisasian yang lebih baik, salah satunya dengan membentuk Tim Akselerasi Ekonomi Kerakyatan dan Inklusif.
“Tugas tim ini adalah menentukan indikator akselerasi dan bentuk program serta kegiatan di bidang hortikultura dan pertanian secara luas,” jelas Idris.
Pemerintah Provinsi Sulbar berencana memulai langkah strategis ini mulai minggu depan.
“Minggu depan, kami akan mengkonkretkan model dan strategi intervensi jangka pendek, misalnya pemanfaatan areal dan lahan untuk Pusat Pembibitan Pisang Kepok dan Cavendish. Ini tahap awal, kami berburu waktu sebelum kesibukan mengawal pengamanan Pilkada,” ungkapnya.
Sejumlah pejabat OPD Pemprov Sulbar berkunjung ke sentra pembibitan Pisang Cavendish di Kecamatan Mare, Kabupaten Bone, pada Sabtu, 25 Mei 2024. Saat ini, terdapat sekitar 200 hektar lahan perkebunan pisang Cavendish di Kabupaten Bone yang sudah berbuah sejak April 2024.
Bahtiar Baharuddin mengajak aparat pemerintahannya untuk melihat komoditas pisang yang dapat dikembangkan di Sulbar. Apalagi, pasarnya sudah jelas dan Sulbar termasuk salah satu daerah penghasil pisang di Indonesia.
“Lidahnya orang Indonesia itu adalah pisang. Kedua pepaya, ketiga jeruk, keempat mangga. Masalahnya barangnya terbatas. Pisang di Indonesia dari Aceh-Papua baru bisa terpenuhi 35 persen, sedangkan 65 negara minta pisang,” ucap Bahtiar.
“Paling laris dan mahal itu pisang Cavendish. Di Indomaret, kita bisa membelinya seharga Rp27.000 per 3 biji,” sambung Bahtiar.
Ia mengajak Pemprov Sulbar untuk mempelajari dan melihat langsung bagaimana proses pembibitan dan penanaman pisang Cavendish di Kabupaten Bone, yang pernah dirintisnya saat menjabat sebagai Pj Gubernur Sulawesi Selatan. Saat ini, pohon pisang tersebut telah berbuah dan rencananya akan panen perdana pada bulan Juli 2024.
Di Sulawesi Selatan sendiri telah terbentuk ekosistem bisnis pisang Cavendish yang dirintis oleh Bahtiar Baharuddin. Untuk pemasarannya, Pemprov Sulsel telah melakukan MOU dengan perusahaan raja buah Great Giant Foods (GGF) pada Maret 2024.
Sebelumnya, Pemprov Sulsel bersama PT Yas Exports International (YEI) juga telah menandatangani kerja sama (MoU) tentang pembelian hasil budidaya pisang Cavendish di Kantor Gubernur Sulsel pada 27 November 2023.
Langkah Strategis Pengembangan Pertanian Hortikultura di Sulbar
Idris menekankan bahwa langkah ini adalah bagian dari strategi jangka panjang untuk meningkatkan sektor hortikultura dan pertanian di Sulbar.
“Kami melihat potensi besar dalam pengembangan pisang Cavendish dan Kepok sebagai komoditas unggulan yang dapat meningkatkan perekonomian daerah,” ujarnya.
Pengorganisasian yang baik dan pembentukan Tim Akselerasi Ekonomi Kerakyatan dan Inklusif diharapkan dapat membantu mewujudkan visi Sulbar sebagai Provinsi Horti yang berkontribusi signifikan terhadap kebutuhan nasional dan ekspor.
“Kami berencana untuk tidak hanya memenuhi kebutuhan dalam negeri, tetapi juga meningkatkan ekspor ke negara-negara yang sudah menunjukkan minat besar terhadap pisang Indonesia,” imbuh Idris.
Kunjungan dan studi banding ke sentra-sentra pembibitan di Sulawesi Selatan adalah langkah awal yang penting untuk memahami praktik terbaik dalam budidaya pisang. Dengan pengetahuan dan pengalaman ini, Sulbar dapat mengembangkan program yang lebih efektif dan berkelanjutan.
Potensi dan Tantangan
Pengembangan pisang Cavendish dan Kepok di Sulbar memiliki potensi besar, namun juga menghadapi beberapa tantangan.
“Kami harus memastikan bahwa infrastruktur pendukung, seperti irigasi dan akses ke pasar, tersedia dan memadai,” kata Idris.
Selain itu, diperlukan pelatihan dan pendidikan bagi petani lokal untuk mengadopsi teknik budidaya yang modern dan efisien.
Dengan dukungan penuh dari pemerintah pusat dan daerah, serta kerja sama dengan sektor swasta, diharapkan pengembangan pisang Cavendish dan Kepok di Sulbar dapat menjadi model sukses bagi daerah lain.
“Kami optimis bahwa dengan kerjasama yang baik dan perencanaan yang matang, Sulbar dapat menjadi salah satu produsen utama pisang di Indonesia,” tutup Idris.
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.