Logo
>

Pengamat: Harga Emas Diramal Tembus USD3.350

Ibrahim Assuaibi dan analis global prediksi harga emas menanjak hingga US$3.600 di 2025, dipicu data tenaga kerja AS melemah dan tekanan politik di The Fed.

Ditulis oleh Citra Dara Vresti Trisna
Pengamat: Harga Emas Diramal Tembus USD3.350
Ilustrasi harga emas dunia yang tembus USD3.350 per per troy ounce. Foto: doc. KabarBursa.com

KABARBURSA.COM - Pengamat mata uang dan komoditas Ibrahim Assuaibi mengungkapkan harga emas dunia pada penutupan pasar Amerika Serikat (AS) bakal naik sebesar 2 persen. Ia memproyeksikan harga emas dunia dapat mencapai level USD3.350 per per troy ounce pada pekan ini. 

Menurutnya, prediksi ini didukung analisis fundamental dan teknikal yang menunjukkan tren kenaikan harga.

“Harga emas akan bergerak di kisaran support US$ 3,334 per troy ounce hingga resistance US$ 3,350 per troy ounce dalam jangka pendek. Namun, dalam semester kedua 2025, saya optimistis emas bisa mencapai US$ 3.600,” kata Ibrahim dalam keterangannya di Jakarta, dikutip Senin, 4 Agustus 2025.

Ibrahim menuturkan, kenaikan harga emas yang cukup signifikan ini terjadi usai data  ketenagakerjaan AS menunjukkan tren pelemahan.

“Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa nonfarm payrolls hanya bertambah 73.000 pada Juli, jauh di bawah ekspektasi dan turun dibanding revisi bulan Juni yang hanya 14.000. Lebih rendah dari perkiraan para ekonom, sehingga meningkatkan tingkat pengangguran nasional menjadi 4,2 persen dari 4,1 persen,” kata Ibrahim dalam keterangannya, dikutip Senin, 4 Agustus 2025.

Ibrahim menuturkan, pertumbuhan lapangan kerja yang masih lemah mendorong bakal ada dua kali pemangkasan suku bunga oleh pihak Federal Reserve (The Fed) sebelum akhir 2025.

Menurutnya, perpolitikan di AS memanas setelah salah satu dari tujuh gubernur Federal Reserve, Adriana Kugler, mengundurkan diri dari jabatannya. The Fed mengumumkan hal itu pada Jumat 1 Agustus 2025 ketika Presiden AS Donald Trump gigih mendorong penurunan suku bunga.

“Pergeseran personel ini terjadi di tengah tekanan yang semakin meningkat di bawah Trump, yang telah berulang kali mengkritik chairman The Fed Jerome Powell karena tidak menurunkan suku bunga lebih cepat,” ujarnya. 

“Trump juga menyatakan bahwa apa yang ia sebut sebagai renovasi kantor pusat The Fed terlalu mahal dapat menjadi alasan untuk menggulingkan Powell, sebelum akhirnya menarik kembali ancamannya,” imbuhnya.

Analis Global Prediksi Harga Emas Terus Naik

Sejumlah analis menilai kenaikan harga emas global belakangan ini berkaitan erat dengan meningkatnya minat terhadap aset lindung nilai atau safe haven. Dalam laporannya yang dikutip dari Barron’s, analis Kevin Dermott menjelaskan bahwa penguatan harga emas sebesar 1,6 persen mencerminkan reaksi pasar terhadap melemahnya data ketenagakerjaan di Amerika Serikat.

Ia menambahkan, kondisi tersebut juga dipengaruhi oleh kekhawatiran investor terhadap kebijakan tarif baru yang dilontarkan oleh Presiden Donald Trump. Menurut Dermott, kombinasi kedua sentimen ini mendorong investor untuk mengamankan aset mereka pada instrumen yang dianggap lebih stabil seperti emas.

Pandangan serupa turut disampaikan oleh analis dari BlackRock, Wei Li. Seperti dilansir Business Insider, ia menyebut bahwa emas berpotensi menjadi instrumen investasi yang lebih menarik dibandingkan obligasi pemerintah jangka panjang.

Dalam situasi pasar yang penuh ketidakpastian dan beban utang yang kian besar, Wei Li menilai bahwa emas mampu memberikan perlindungan nilai yang lebih tangguh terhadap risiko sistemik.

Kendati demikian, tak semua analis bersikap optimistis terhadap prospek logam mulia tersebut. Mengutip laporan Reuters, Citigroup memperkirakan bahwa harga emas bisa terkoreksi ke bawah level USD3.000 per troy ounce setelah melewati kuartal ketiga 2025.(*)

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Citra Dara Vresti Trisna

Citra Dara Vresti Trisna adalah Asisten Redaktur KabarBursa.com yang memiliki spesialisasi dalam analisis saham dan dinamika pasar modal. Dengan ketelitian analitis dan pemahaman mendalam terhadap tren keuangan, ia berperan penting dalam memastikan setiap publikasi redaksi memiliki akurasi data, konteks riset, dan relevansi tinggi bagi investor serta pembaca profesional. Gaya kerjanya terukur, berstandar tinggi, dan berorientasi pada kualitas jurnalistik berbasis fakta.