Logo
>

Penjualan Saham Adhibaladika oleh Anak Usaha DILD Capai Rp38 Miliar

Ditulis oleh Syahrianto
Penjualan Saham Adhibaladika oleh Anak Usaha DILD Capai Rp38 Miliar

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - PT Intiland Development Tbk (DILD) mengungkapkan bahwa entitas anak usahanya, PT Intiland Grande telah melakukan penjualan atas kepemilikan sahamnya di PT Adhibaladika Agung kepada PT Adhibalaraja.

    Sekretaris Perusahaan DILD Theresia Rustandi menyebutkan bahwa nilai transaksinya mencapai Rp38 miliar. Dia menambahkan bahwa penjualan saham entitas asosiasi ini sebagai upaya Intiland untuk melakukan konsolidasi usaha dan fokus pada pengembangan lini usaha utama.

    "Transaksi ini memiliki dampak positif bagi perseroan namun bukan merupakan jenis transaksi material yang memiliki dampak signifikan terhadap operasional, hukum, dan kelangsungan usaha perseroan," imbuhnya.

    Transaksi itu, tidak masuk wilayah afiliasi. Antara Adhibalaraja, dan Intiland Grande tidak terdapat hubungan afiliasi. Di mana, penjualan saham dalam Adhibaladika Agung dilakukan secara langsung tanpa campur tangan pihak ketiga.

    Dalam transaksi itu, perseroan tidak menggunakan sumber pendanaan. Pasalnya, transaksi dilakukan secara langsung. Oleh karena itu, transaksi tidak memiliki dampak negatif atau buruk terhadap perseroan. Baik dari sisi operasional, hukum, dan kelangsungan usaha.

    ”Operasional perseroan berlangsung secara normal, dan berjalan seperti biasa,” kata Archied Noto Pradono, Direktur Intiland Development. 

    Sebelumnya emiten properti jagoan Lo Kheng Hong, PT Intiland Development Tbk (DILD) melalui anak usahanya, PT Adiwarna Harapan Nusantara, resmi memulai groundbreaking tahapan pembangunan tiga proyek unggulan di Ibu Kota Nusantara (IKN) pada Senin, 12 Agustus 2024.

    Selain itu, dalam kesempatan tersebut juga dilakukan penandatanganan perjanjian pemanfaatan tanah pengalokasian lahan aset dalam penguasaan Otorita IKN dan akta notarill perjanjian antara Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) dan PT Adiwarna Harapan Nusantara.

    Kegiatan groundbreaking ini diresmikan oleh Presiden Joko Widodo di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN 1B. Ia juga memberikan arahan bahwa pembangunan Nusantara bukan hanya simbol kemajuan tetapi juga komitmen Indonesia terhadap pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif.

    Dengan jumlah investasi yang disebut dalam rilis Otorita IKN mencapai Rp3,8 triliun, kerja sama dengan PT Intiland Development Tbk diharapkan dapat berkontribusi secara signifikan terhadap kesuksesan pembangunan Nusantara dalam pengembangan fasilitas hunian, bisnis, dan komersial yang mendukung pertumbuhan Nusantara.

    Tiga proyek unggulan yang akan dilakukan adalah Grand Whiz Nusantara, pengembangan kawasan mixed-use di lahan seluas 0,72 hektare dengan fasilitas hotel, serviced apartment, area ritel, pusat olahraga, dan food and beverage.

    Nusantara Quarter, Transit-Oriented Development (TOD) di lahan seluas 6,7 hektare, mengintegrasikan hunian, perkantoran, dan area komersil dengan akses transportasi publik.

    Serta Royale Nusantara Golf Resort & Residence, kawasan hunian dengan lapangan golf internasional seluas 200 hektare, menawarkan hunian eksklusif dengan akses terpadu ketransportasi publik dan area hijau.

    Sementara itu, PT Intiland Development Tbk (DILD) melaporkan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp366,85 miliar sepanjang semester I 2024. Jumlah laba bersih ini mengalami peningkatan luar biasa sebesar 827,26 persen dibandingkan dengan Rp39,56 miliar yang dicatatkan pada semester I 2023.

    Kenaikan laba yang signifikan ini turut mendorong laba per saham naik menjadi Rp35,39 per 30 Juni 2024, dari sebelumnya Rp3,82 per saham pada akhir Juni 2023. Sementara itu, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada kepentingan non-pengendali tercatat sebesar Rp46,46 miliar pada semester I 2024. Angka ini menunjukkan penurunan dibandingkan dengan Rp436,67 miliar yang dicatatkan pada semester I 2023.

    Secara keseluruhan, laba tahun berjalan untuk semester I 2024, yang mencakup pemilik entitas induk dan kepentingan non-pengendali, mencapai Rp413,31 miliar. Angka ini lebih rendah secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan Rp476,09 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.

    Di sisi lain, pendapatan usaha DILD juga mengalami penurunan signifikan, turun menjadi Rp1,36 triliun pada paruh pertama tahun 2024, dari Rp2,49 triliun pada semester I 2023. Beban pokok penjualan dan beban langsung juga berkurang menjadi Rp951,12 miliar, turun dari Rp1,42 triliun pada semester pertama tahun lalu.

    Namun, laba bruto perusahaan mengalami penurunan tajam dari Rp1,07 triliun selama enam bulan pertama tahun lalu menjadi Rp412,15 miliar pada semester I 2024. Penurunan ini juga tercermin dalam laba usaha yang melemah drastis menjadi Rp242,26 miliar, dari sebelumnya Rp899,61 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

    Pada akhir Juni 2024, total aset DILD tercatat sebesar Rp14,19 triliun, dengan liabilitas sebesar Rp7,33 triliun dan ekuitas sebesar Rp6,86 triliun.

    Sebagai tambahan informasi, salah satu investor ternama, Lo Kheng Hong, diketahui memiliki 6,62 persen saham di PT Intiland Development Tbk (DILD) per 30 Juni 2024. Hal ini menunjukkan kepercayaan investor berpengalaman terhadap potensi jangka panjang perusahaan meskipun terdapat fluktuasi pada kinerja keuangan di tengah tantangan ekonomi yang ada. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.