KABARBURSA.COM - Telkomsel terus mendukung transformasi digital di sektor pertambangan dengan menghadirkan jaringan 5G di wilayah Kabupaten Mimika, Papua Tengah. Langkah ini diharapkan dapat mempercepat adopsi inovasi teknologi dan memperkuat digitalisasi di sektor yang vital ini.
Yasrinaldi, General Manager Region Network Operations and Productivity Telkomsel Maluku dan Papua, mengungkapkan bahwa pengembangan jaringan 5G di kawasan ini merupakan bagian dari komitmen Telkomsel untuk menghadirkan solusi telekomunikasi canggih yang dapat memaksimalkan efisiensi operasional dan mendorong inovasi. "Kami terus mengembangkan jaringan 5G, khususnya di Papua Tengah, dan berfokus pada area seperti PT Freeport Indonesia. Sebagai penyedia layanan telekomunikasi digital terdepan, Telkomsel berkomitmen untuk melanjutkan inovasi agar bisa menjangkau lebih luas, termasuk di kawasan residensial," ujar Yasrinaldi, dalam keterangan pers yang diterima pada Selasa 5 November 2024.
Sebelumnya, Telkomsel bersama PT Freeport Indonesia (PTFI) telah melakukan uji coba teknologi 5G dengan konsep "proof of concept," yang merupakan penerapan teknologi smart mining pertama di Asia Tenggara. Uji coba ini menunjukkan potensi besar teknologi 5G dalam mendukung pengelolaan tambang yang lebih efisien dan canggih.
"Kerja sama ini mencerminkan dedikasi kami dalam mendukung digitalisasi sektor pertambangan, khususnya di PTFI. Kami sudah menghadirkan jaringan broadband terdepan yang terus berkembang, dimulai dari teknologi 2G, 3G, 4G/LTE, hingga penerapan 5G untuk Smart Mining di bawah tanah," tambah Yasrinaldi.
Dengan teknologi 5G, Telkomsel berharap dapat membuka lebih banyak peluang untuk sektor pertambangan di Indonesia, khususnya dalam hal pengelolaan tambang yang lebih efisien, aman, dan ramah lingkungan. Inovasi ini menjadi bagian dari upaya perusahaan untuk memperkuat transformasi digital di seluruh sektor industri Indonesia.
Perusahaan Digital Telko
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Persero) atau (Telkomsel/TLKM) beberkan beberapa aksi korporasi guna mentransformasi diri menjadi perusahaan telko yang melayani segmen B2C dan B2B.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Telkom Heri Supriadi, menerangkan Telkom Group sedang bertransformasi untuk menjadi perusahaan digital telko yang melayani B2C dan B2B, guna menangkap setiap peluang yang ada di sektor telekomunikasi.
“Sebagai perusahaan telko terbesar, kami memiliki peluang di Indonesia yang sangat besar. Menurut kami hal ini penting, mengingat industri telekomunikasi sedang berevolusi dengan perubahan teknologi yang sangat cepat,” kata Heri dalam acara public expose Telkomsel, Senin, 26 Agustus 2024.
Heri menjelaskan, pangsa pasar Telkom saat ini masih di atas 50 persen dan tidak spesifik pada 4G ataupun 5G. Saat ini seluler memiliki pangsa pasar lebih di atas 50 persen dan menjadi leader di market. Sedangkan untuk pangsa pasar fixed broadband, Telkom masih memiliki share sebesar sekitar 70 persen.
Terkait dengan 5G Heri menjelaskan, hingga saat ini Telkomsel telah berkomitmen menjadi yang terdepan dalam memberikan layanan terbaik kepada pelanggan.
“Dan kami memahami bahwa implementasi 5G ini akan dilakukan secara selektif, sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan mempertimbangkan bahwa sampai dengan saat ini jumlah handset 5G sekitar 10 juta. Dengan demikian kami akan secara selektif membuatnya di daerah tertentu yang benar-benar dibutuhkan masyarakat. Kami juga memahami bahwa sampai dengan saat ini use case untuk 5G masih terbatas, sehingga kami akan mencoba untuk membangun use case baru melalui layanan digital serta IoT, ” terangnya.
Rasio Dividen Telkom
Dari sesi lainnya, Heri membeberkan jumlah dividen rasio yang akan dibagikan Telkom sepanjang tahun ini. Menurutnya, guidance dividen pay-off ratio Telkom adalah berkisar antara 70 hingga 80 persen dari laba bersih.
“Kami fokus untuk mempertahankan kenaikan dividen. Kami akan menyeimbangkan dividen dengan kebutuhan ekspansi dan investasi Telkom, kinerja perusahaan, serta kondisi pasar dan aspirasi pemegang saham,” ujar Heri.
Sebelumnya, sepanjang 2023, Telkom telah membagikan dividen sebesar Rp17,28 triliun, dengan nilai per sahamnya setara Rp178,5. Angka dividen itu memiliki payout ratio sekitar 72 persen dari laba bersih 2023, yang sebesar Rp24,5 triliun, sekaligus menjadi yang tertinggi sejak 2021.
Heri menyebutkan, dalam hal inisiatif infraco, TLKM telah mendirikan entitas baru bernama PT Telkom Infrastruktur Indonesia (TIF) yang berfokus pada pengolahan aset infrastruktur Telkomsel. PT Telkom Infrastruktur Indonesia (TIF) juga telah melaksanakan Operational Day One pada 1 Agustus 2024.
“Kami mengharapkan aset transfer antara Telkom dan TIF akan dilakukan pada tahun depan,” ucap Heri.(*)