KABARBURSA.COM - Klub sepak bola Jawa Barat, Persib Bandung, dikabarkan bakal melakukan Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Hal tersebut disampaikan oleh CEO PT Persib Bandung Bermartabat (PBB), Glenn Sugita pada pertandingan terakhir Liga 1 antara Persib vs Persis Solo di di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Sabtu, 24 Mei 2025.
Saat itu, Glenn menyampaikan pandangannya mengenai masa depan Persib. Ia mengungkapkan, kondisi klub berjuluk Maung Bandung kini lebih solid, baik dari sisi manajerial maupun struktur organisasi.
“Kami melihat sekarang klub jauh lebih sehat, secara manajemen maupun struktur bisnis. Ini membuat kami merasa bahwa langkah menuju IPO bukan lagi mimpi, tapi sesuatu yang bisa segera diwujudkan,” ujar Glenn dalam keterangan tertulis dikutip, Senin, 26 Mei 2025.
Di tengah pemaparan rencana tersebut, Glenn menyelipkan candaan yang langsung menyita perhatian setelah melontarkan pertanyaan kepada Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman, Maruarar Sirait (Ara) yang juga hadir di dalam stadion.
“Kalau Persib IPO nanti, pertanyaannya, Pak Ara siap berinvestasi gak nih?” ucap Glenn.
Pertanyaan Glenn itu langsung dijawab oleh Ara. Tanpa ragu, ia menyatakan kesiapannya untuk menjadi bagian dari perjalanan baru Persib.
“Kalau untuk Persib, saya siap! Saya siapkan investasi Rp100 miliar untuk jadi bagian dari transformasi besar klub kebanggaan Jawa Barat ini,” tegas Ara.
Dikatakan, langkah Persib menuju IPO bukan sekadar ambisi, melainkan bagian dari transformasi menuju entitas olahraga profesional yang modern dan transparan.
Seperti diketahui, Persib sukses menjuarai Liga 1 musim 2024/2025 setelah bertengger di posisi pertama dengan mengumpulkan 69 poin. Tim asuhan Bojan Hodak tampil cukup oke di musim ini usai meraih 19 kali kemenangan, 12 hasil imbang, dan hanya 3 kali kalah.
Diketahui, ini merupakan gelar kedua Persib secara beruntun atau Back to Back (B2B) setelah di musim lalu (2023/2024) tim kebanggaan Bobotoh juga mampu merebut trophy Liga 1.
Dengan hasil tersebut, Persib telah mengoleksi sebanyak empat trophy Liga 1 atau terdahulu dikenal sebagai Liga Indonesia. Sebelumnya, klub ini juga sukses menjadi yang terbaik di tahun 1994/1995 dan 2014.
Jika rencana IPO terealisasi, Persib bukan klub pertama yang mencatatkan saham perdananya di BEI. Sebelumnya, telah ada emiten di industri sepak bola yakni PT Bali Bintang Sejahtera Tbk (BOLA) yang mengelola klub Bali United.
BOLA sendiri melaksanakan IPO di BEI pada 17 Juni 2019 lalu. Saat ini, Perseroan sendiri fokus menjalankan beberapa bisnis seperti perdagangan peralatan olahraga hingga pakaian.
BEI Evaluasi Aturan IPO dan Free Float: Perkuat Daya Saing
Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) I Gede Nyoman Yetna menegaskan bahwa tren IPO dengan emisi kecil dan free float rendah masih memiliki relevansi tertentu dalam mendukung pengembangan pasar modal Indonesia.
Namun, BEI terus mendorong peningkatan kualitas dan daya saing emiten, terutama agar semakin banyak perusahaan Indonesia yang dilirik oleh investor asing dan dapat masuk dalam indeks global seperti MSCI.
“Porsi saham perusahaan tercatat yang dapat ditransaksikan publik atau free float merupakan aspek penting karena mempengaruhi likuiditas di pasar sekunder dan bobot saham dalam indeks global,” ujar Nyoman dalam keterangan resminya di Jakarta, dikutip Minggu, 18 Mei 2025.
Menurutnya, BEI telah menetapkan persyaratan minimum free float dan mendorong perusahaan untuk meningkatkan kepemilikan publik agar transaksi saham lebih atraktif.
Menjawab pertanyaan apakah BEI berencana memperketat ketentuan IPO, Nyoman menjelaskan bahwa pihaknya tengah melakukan kajian komprehensif terhadap ketentuan pencatatan saham, termasuk kemungkinan peningkatan ambang batas minimum nilai emisi maupun free float.
“Kami selalu adaptif terhadap dinamika pasar. Evaluasi ini melibatkan benchmarking ke bursa global dan dengar pendapat dengan pemangku kepentingan. Konsep perubahan regulasi akan segera dipublikasikan untuk mendapatkan masukan sebelum diajukan ke otoritas,” ujarnya.
BEI juga menyiapkan penyempurnaan ketentuan mengenai jumlah minimum saham yang beredar di publik, baik saat IPO maupun pasca pencatatan, agar tercipta likuiditas yang memadai di pasar.(*)
 
      