KABARBURSA.COM - Pertamina EP Cepu (PEPC) Zona 12, Regional Indonesia Timur, Subholding Upstream Pertamina, mencatatkan tonggak sejarah baru di Lapangan Gas Jambaran-Tiung Biru (JTB) dengan mencapai produksi kapasitas penuh sebesar 192 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) secara stabil dalam jangka waktu yang panjang.
Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso, mengungkapkan bahwa Pertamina berkomitmen untuk meningkatkan produksi migas dalam rangka menjaga ketahanan energi nasional.
“Pertamina terus mendorong tercapainya target produksi di sektor hulu, termasuk gas. Kami mengapresiasi pencapaian PEPC, terutama Zona 12, yang telah berhasil mencapai produksi kapasitas penuh,” kata Fadjar dalam siaran pers pada 29 Mei 2024.
General Manager PEPC Zona 12, Mefredi, menuturkan bahwa pencapaian ini merupakan hasil kerja keras para pekerja yang menjalankan Gas Processing Facility (GPF) atau plant Lapangan JTB secara kontinu selama 7 x 24 jam. Tujuannya untuk memenuhi target produksi gas penjualan penuh sebesar 192 MMSCFD, guna memenuhi kebutuhan gas di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Produksi penuh yang dicapai pada Rabu, 22 Mei tersebut, telah melampaui persyaratan kontraktual Proyek JTB untuk uji kinerja Gas Processing Facility (GPF) selama 3 x 24 jam.
“Kami sangat bangga, bertepatan dengan semangat Kebangkitan Nasional, JTB mempersembahkan produksi kapasitas penuh sebesar 192 juta MMSCFD. Ini merupakan upaya terbaik anak bangsa untuk Indonesia Emas. Produk JTB yang 100 persen berupa gas juga merupakan kontribusi kami terhadap capaian agenda global untuk transisi energi menuju energi bersih,” ujar Mefredi.
Peran strategis PEPC adalah memastikan kelancaran pengiriman gas dari Lapangan JTB sesuai nominasi pembeli melalui pipa transmisi Gresik-Semarang, untuk memenuhi kebutuhan energi di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Saat ini, gas JTB didistribusikan dan diserap oleh PGN, PLN, PKG, industri, serta jaringan gas rumah tangga.
Sejak mulai beroperasi dan mengalirkan gas perdana pada 20 September 2022, Lapangan JTB terus meningkatkan produksinya. Awalnya, gas mengalir sebesar 70 MMSCFD, dan secara bertahap meningkat hingga beberapa kali mencapai 192 MMSCFD, meski hanya untuk durasi pendek karena keterbatasan permintaan gas di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Pencapaian ini tentunya diiringi dengan peningkatan kinerja, menjaga operasi yang aman dengan fasilitas produksi yang andal, serta selalu memperhatikan lingkungan dan masyarakat sekitar.
Mefredi menekankan bahwa ke depan, PEPC berkomitmen untuk menjaga capaian produksi di Lapangan JTB dengan memastikan keandalan dan integritas fasilitas produksi atau Gas Processing Facility (GPF) selama fase operasi agar dapat beroperasi 100 persen. Selain itu, penting untuk selalu menerapkan aspek HSSE dalam operasi perusahaan dan mengoptimalkan penyerapan gas JTB sesuai komitmen pembeli atau PJBG.
Komitmen PEPC JTB dalam mendukung aspek HSSE terbukti dengan capaian lebih dari 65,9 juta jam kerja selamat.
Investasikan Dana
PT Pertamina (Persero), melalui anak usahanya PT Pertamina Hulu Energi (PHE), menyatakan bahwa sejak 2014 hingga 2023, BUMN di bidang pertambangan minyak ini telah menginvestasikan dana sebesar USD30 miliar atau setara Rp482 triliun (kurs Rp16.000) dalam sektor hulu migas.
“Investasi di hulu juga dari 2014 sampai 2023 mulai dari 2018-2019 itu bergabung ada beberapa eks terminasi tren investasi itu sangat terlihat bahwa kegiatan dari kita ini cukup masif. Total yang sudah dikeluarkan ini sudah USD30 miliar,” kata Direktur Utama PT Pertamina Hulu Energi (PHE), Chalid Said Salim, dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi VII dengan PT Pertamina (Persero) di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat.
Chalid menyebutkan bahwa sebanyak 3.329 sumur telah dibor, baik untuk eksplorasi maupun eksploitasi, berkat investasi besar-besaran ini. Meskipun ada penurunan produksi minyak dan gas secara nasional sebesar 2 persen, produksi migas Pertamina sendiri menunjukkan peningkatan.
“Produksi minyak dan gas nasional dan Pertamina kalau kita lihat grafik yang atas merah. Produksi nasional histori ini dari 2014 sampai 2023 kalau kita lihat produksi migas nasional itu turun sebesar 2 persen sampai dengan 2023, ini bicara realisasi,” jelas Chalid.
Pada tahun 2023, produksi Pertamina mencapai 1,044 juta barel setara minyak per hari, meningkat 7 persen dibanding tahun sebelumnya.
Chalid menyatakan bahwa meskipun ada penurunan produksi secara nasional, produksi Pertamina menunjukkan tren positif yang cukup signifikan.
Produksi Pertamina Naik
Sementara itu, Nicke Widyawati, Direktur Utama PT Pertamina (Persero), menyatakan bahwa produksi minyak dan gas bumi (migas) perusahaan tersebut mengalami peningkatan sekitar 7 persen dalam kurun waktu satu dekade terakhir.
Nicke, yang berbicara Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VII, Selasa, 28 Mei 2024, menegaskan bahwa meskipun produksi migas secara nasional mengalami penurunan sekitar 2 persen, Pertamina berhasil meningkatkan produksinya.