Logo
>

Pertumbuhan Laba Dorong MSIN Masuk FTSE Global Equity Index

MSIN memiliki beberapa kriteria yang mendukung kelayakannya untuk masuk dalam FTSE Global Equity Index Small Caps

Ditulis oleh Yunila Wati
Pertumbuhan Laba Dorong MSIN Masuk FTSE Global Equity Index
Ilustrasi pergerakan saham PT MNC Digital Entertainment Tbk.

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - PT MNC Digital Entertainment Tbk (MSIN) tengah menjadi perhatian investor, khususnya dalam kaitannya dengan kelayakan masuk dalam FTSE Global Equity Index Small Caps. Diketahui, pada Senin, 24 Maret 2024, MSIN tercatat dalam indeks tersebut.

    FTSE Global Equity Index menetapkan sejumlah kriteria, termasuk kapitalisasi pasar, likuiditas perdagangan, dan stabilitas fundamental perusahaan. Oleh karena itu, penting untuk menganalisis secara menyeluruh aspek valuasi, profitabilitas, solvabilitas, serta performa saham MSIN untuk menilai kelayakannya.

    Dimulai dari segi valuasi, MSIN memiliki Price to Earnings (PE) Ratio sebesar 86,02, jauh di atas median PE Ratio IHSG yang hanya 7,15. Tingginya PE Ratio ini mencerminkan valuasi yang cukup premium, yang bisa menjadi indikasi ekspektasi pertumbuhan tinggi dari investor. 

    Namun, Earnings Yield yang hanya 1,16 persen menunjukkan bahwa laba yang dihasilkan per unit investasi masih relatif kecil dibandingkan alternatif lain di pasar. Selain itu, Price to Sales Ratio mencapai 9,88, menunjukkan bahwa saham MSIN diperdagangkan dengan harga yang cukup tinggi dibandingkan pendapatan yang dihasilkan.

    Dari sisi solvabilitas, MSIN menunjukkan posisi keuangan yang kuat. Rasio utang terhadap ekuitas hanya 0,03, sementara total liabilitas terhadap ekuitas berada di angka 0,14, mencerminkan tingkat leverage yang rendah. 

    Rasio lancar sebesar 4,94 dan quick ratio 3,47 juga menunjukkan bahwa perusahaan memiliki likuiditas yang sangat baik untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Altman Z-Score yang berada di level 10,40 mengindikasikan bahwa MSIN berada dalam zona aman dari risiko kebangkrutan.

    Dalam hal profitabilitas, MSIN mencatatkan Return on Assets (ROA) sebesar 5,24 persen dan Return on Equity (ROE) 6,08 persen. Meskipun angka ini menunjukkan profitabilitas yang positif, tingkat pengembalian yang relatif rendah dibandingkan dengan sektor teknologi dan media global mungkin menjadi perhatian bagi investor yang mencari imbal hasil lebih tinggi. 

    Namun, pertumbuhan laba yang signifikan dalam setahun terakhir menjadi daya tarik utama MSIN. Laba bersih kuartal pertama 2024 mencapai Rp116 miliar, tumbuh dari Rp108 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara itu, laba bersih tahunan (annualized) MSIN mencapai Rp399 miliar, naik signifikan dibandingkan tahun 2023 yang hanya Rp264 miliar.

    Sementara itu, dari sisi kinerja saham, MSIN mengalami volatilitas yang cukup tinggi. Dalam enam bulan terakhir, harga sahamnya turun hingga 60,21 persen, sementara dalam satu tahun terakhir penurunannya hanya 2,59 persen. 

    Meski demikian, dalam lima tahun terakhir, saham MSIN telah mengalami lonjakan sebesar 1.561,76 persen, menunjukkan potensi pertumbuhan jangka panjang yang signifikan. Kapitalisasi pasar MSIN saat ini berada di angka 34.282 miliar, sementara enterprise value mencapai 34.038 miliar. 

    Dengan kapitalisasi pasar tersebut, MSIN masuk dalam kategori small caps dan dapat memenuhi syarat dari sisi ukuran yang ditetapkan FTSE Global Equity Index Small Caps.

    Namun, perlu dicermati bahwa meskipun kapitalisasi pasar MSIN memenuhi syarat, likuiditas sahamnya juga menjadi pertimbangan utama dalam seleksi FTSE. Perusahaan harus menunjukkan volume perdagangan yang konsisten dan stabil untuk memastikan sahamnya dapat diakses dengan mudah oleh investor institusional. 

    Selain itu, tren penurunan harga saham dalam beberapa bulan terakhir dapat menjadi faktor yang mengurangi daya tarik MSIN di mata indeks global.

    Dengan mempertimbangkan seluruh faktor tersebut, MSIN memiliki beberapa kriteria yang mendukung kelayakannya untuk masuk dalam FTSE Global Equity Index Small Caps, khususnya dari sisi kapitalisasi pasar dan pertumbuhan laba. Namun, volatilitas harga saham, valuasi yang tinggi, serta likuiditas perdagangan masih menjadi aspek yang perlu dipertimbangkan lebih lanjut. 

    Jika MSIN mampu menjaga pertumbuhan laba yang berkelanjutan, memperkuat posisi keuangan, serta meningkatkan likuiditas perdagangan sahamnya, peluang untuk masuk ke dalam FTSE Global Equity Index Small Caps dapat semakin besar.

    Saham Terjerembab Lebih dari 20 Persen

    Sayangnya, berita baik tersebut tidak membuat pergerakan saham MSIN menghijau. Justru sebaliknya, saham bergerak turun dengan sangat dalam, bahkan lebih dari 20 persen.

    Selama perdagangan hari ini, saham MSIN sempat menyentuh level tertinggi di 745 sebelum akhirnya anjlok ke titik terendah di 555, yang merupakan level Auto Reject Bawah (ARB) untuk hari itu. 

    Total volume transaksi yang terjadi mencapai 393,18 ribu lot dengan nilai transaksi sebesar Rp24,4 miliar. Rata-rata harga transaksi tercatat di level 622, menunjukkan bahwa tekanan jual mendominasi perdagangan saham ini.

    Dalam jangka waktu yang lebih panjang, pergerakan harga saham MSIN menunjukkan tren yang kurang menggembirakan. Secara bulanan, saham ini telah mengalami pelemahan sebesar 5,04 persen, sementara dalam rentang enam bulan terakhir, saham MSIN sudah terjun bebas hingga 60,21 persen. 

    Jika dilihat dalam satu tahun terakhir, penurunannya mencapai 2,59%, meskipun dalam lima tahun terakhir saham ini masih mencatat kenaikan spektakuler sebesar 1.561,76 persen.

    Kondisi ini mencerminkan adanya tekanan besar terhadap saham MSIN, yang bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk kinerja fundamental, kondisi makroekonomi, serta sentimen pasar. 

    Valuasi MSIN yang saat ini memiliki Price-to-Earnings Ratio (PER) sebesar 86,02 kali jauh di atas median Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang hanya 7,15 kali, menunjukkan bahwa saham ini tergolong mahal dibandingkan dengan emiten lainnya di bursa. 

    Selain itu, dengan Price-to-Book Value (PBV) sebesar 5,23 kali, saham MSIN juga terlihat diperdagangkan pada valuasi yang cukup tinggi.

    Kinerja keuangan MSIN sebenarnya menunjukkan pertumbuhan yang cukup signifikan. Pendapatan perusahaan dalam kuartal terakhir meningkat 98,45 persen secara tahunan, dengan laba bersih melonjak 301,80 persen. 

    Namun, investor tampaknya masih meragukan keberlanjutan pertumbuhan ini, mengingat volatilitas yang tinggi dalam kinerja laba bersih dari tahun ke tahun.

    Selain itu, dengan kondisi pasar yang tidak menentu dan tekanan jual yang cukup kuat, saham MSIN masih rentan terhadap pergerakan harga yang ekstrem. Investor perlu mencermati lebih lanjut prospek bisnis perusahaan serta faktor-faktor eksternal yang dapat mempengaruhi pergerakan harga saham dalam beberapa waktu ke depan.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79