KABARBURSA.COM - Bank Sentral Filipina memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuannya pada level tertinggi dalam 17 tahun pada pertemuan keempat berturut-turut pada Senin 8 April 2024, di tengah kebangkitan inflasi dan penurunan nilai peso baru-baru ini.
Bangko Sentral Ng Pilipinas mempertahankan suku bunga target sebesar 6,50 persen.
Keputusan ini diambil meskipun inflasi utama meningkat selama dua bulan berturut-turut menjadi 3,7 persen pada Maret, terutama karena kenaikan harga bahan makanan, termasuk beras. Meskipun demikian, angka inflasi masih berada dalam target bank sentral sebesar 2 persen hingga 4 persen.
Otoritas moneter Filipina berhati-hati terhadap biaya pinjaman, mengingat tekanan harga yang diperkirakan akan terus berlanjut hingga kuartal berikutnya. Ini menunjukkan bahwa bank sentral masih mempertimbangkan dampak inflasi terhadap kebijakan suku bunga, sambil memastikan stabilitas ekonomi jangka panjang.
Peso juga menghadapi pelemahan baru bersama dengan mata uang regional lainnya, sehingga memberikan lebih banyak alasan bagi bank sentral untuk tetap bertahan. Mata uang lokal, yang menyentuh level terendah dalam lima bulan pada minggu lalu, sedikit berubah terhadap dolar setelah istirahat siang pada hari Senin.
Terdapat kekhawatiran yang makin besar di kalangan bank sentral bahwa inflasi mungkin akan tetap tinggi pada tahun ini, karena kekeringan akibat El Nino berdampak pada hasil pertanian dan ketegangan geopolitik yang mendorong kenaikan harga minyak.
Para pengambil kebijakan di AS juga telah mengisyaratkan bahwa mereka bersedia menunggu lebih banyak bukti perlambatan inflasi sebelum mengambil tindakan, sehingga memicu pelemahan mata uang negara-negara berkembang yang dapat memicu biaya impor.
Filipina mengimpor hampir seluruh kebutuhan bahan bakarnya dan merupakan salah satu pembeli beras terbesar di dunia.