Logo
>

PGEO Gelar MESOP Mulai Tanggal ini: Total 287,22 Juta Saham

Ditulis oleh Syahrianto
PGEO Gelar MESOP Mulai Tanggal ini: Total 287,22 Juta Saham

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) akan melaksanakan Program Opsi Saham untuk Manajemen dan Karyawan (MESOP) Tahap I dan Tahap II. Total hak opsi yang akan dikeluarkan dalam program ini mencapai 287.216.924 saham, atau sekitar 287,22 juta saham.

    Corporate Secretary Pertamina Geothermal Energy, Kitty Andhora, menjelaskan bahwa saham dalam program MESOP akan dibagi dalam dua tahap: 35.057.773 hak opsi untuk tahap I dan 252.159.151 hak opsi untuk tahap II.

    “Hak opsi yang belum dilaksanakan pada tahap I dapat digunakan pada periode pelaksanaan berikutnya,” jelas Kitty dalam keterbukaan informasi pada Jumat, 16 Agustus 2024.

    Periode pelaksanaan program ini akan berlangsung selama 30 hari bursa, mulai dari 24 Agustus 2024. Harga pelaksanaan untuk tahap I adalah Rp 648 per saham, sementara untuk tahap II adalah Rp 1.087 per saham.

    Hingga 31 Juli 2024, terdapat tiga pemegang saham utama PGEO yang memiliki porsi lebih dari 5 persen. PT Pertamina Power Indonesia merupakan pengendali utama dengan 28,56 miliar saham atau 68,84 persen dari total saham PGEO. Masdar Indonesia Solar Holdings RSC Limited memiliki 6,20 miliar saham (14,96 persen), dan PT Pertamina Pedeve Indonesia menguasai 2,47 miliar saham (5,97 persen). Kepemilikan publik mencapai 4,23 miliar saham, yang setara dengan 10,21 persen dari total saham PGEO.

    Kinerja Keuangan PGEO

    PGEO mencetak kinerja keuangan yang positif pada kuartal I 2024. PGEO berhasil mencatat pendapatan sebesar USD103,32 juta dan laba bersih USD47,49 juta, melampaui target yang ditetapkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan 2024.

    Kinerja yang kuat ini, menurut Direktur Utama PGEO Julfi Hadi, menjadi landasan bagi perusahaan untuk terus menggarap sumber daya panas bumi sebagai tulang punggung transisi energi nasional. Julfi Hadi menyebut bahwa 14 lapangan panas bumi yang dikelola PGEO diperkirakan memiliki cadangan energi hingga 3 GW, yang sebagian besar terletak di Jawa dan Sumatera.

    "Dengan sumber daya yang begitu besar, hanya panas bumi yang bisa menggantikan bahan bakar fosil," ujar Julfi Hadi. Dia menambahkan bahwa energi panas bumi adalah satu-satunya energi terbarukan yang bisa menjadi base-load, yang menjadikannya penting dalam transisi energi menuju energi terbarukan.

    Selain itu, Direktur Keuangan PGEO Yurizki Rio menegaskan bahwa performa keuangan PGEO pada kuartal I 2024 tetap stabil, mendukung visi perusahaan untuk mencapai kapasitas pembangkitan 1 GW dalam dua tahun ke depan. Aliran kas yang kuat memungkinkan PGEO untuk mendukung ekspansi organik dan inorganik di masa depan.

    Direktur Operasi PGEO, Ahmad Yani, menyoroti posisi Indonesia sebagai produsen energi geotermal kedua terbesar di dunia. Kapasitas produksi PGEO di lima wilayah kerja kunci menunjukkan pertumbuhan yang kuat, dengan total produksi mencapai 1.208 GWh pada kuartal I 2024, naik 2,6 persen dari periode yang sama pada tahun 2023. PGEO juga terus mendorong ekspansi dengan menargetkan peningkatan kapasitas pembangkitan sebesar 340 MW dalam dua tahun ke depan.

    Strategi ekspansi PGEO mencakup eksplorasi sumber pendapatan baru, pengembangan teknologi eksplorasi, dan bisnis di luar ketenagalistrikan seperti produksi green hydrogen dan amonia. Melalui strategi ini, PGEO yakin dapat menjadi pengembang panas bumi terdepan di tingkat dunia.

    Dari sisi kinerja, PGEO mencatatkan pendapatan sebesar USD203,76 juta pada semester I-2024, mengalami penurunan tipis sebesar 1,43 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, ketika pendapatan mencapai USD206,73 juta.

    Namun, laba bersih PGEO mengalami peningkatan. Pada semester I 2024, laba bersih PGEO mencapai USD96,27 juta, naik 3,77 persen dari laba bersih sebesar USD92,77 juta pada semester I 2023.

    Proyeksi Kinerja PGEO

    Analis dari Mandiri Sekuritas, Henry Tedja, Danif Nouval Esfandiari, dan Ariyanto Kurniawan, melaporkan bahwa selama kuartal I-2024, Profit After Tax and Minority Interests (PATAMI) mengalami kenaikan sebesar 6,65 persen menjadi USD49 juta.

    Menurut ketiga analis tersebut, peningkatan PATAMI ini terutama disebabkan oleh pendapatan tambahan dari kenaikan pendapatan keuangan dan keuntungan kurs, yang berhasil mengimbangi penurunan pendapatan. "Namun, kami memperkirakan bahwa kondisi ini akan kembali normal di kuartal berikutnya," ujar mereka dalam laporan riset yang dirilis pada Senin, 29 Juli 2024.

    PGEO juga masih menghadapi beberapa program pemeliharaan terencana yang akan berdampak pada produksi uap dan listriknya di semester II-2024. "Oleh karena itu, kami memperkirakan bahwa potensi kenaikan pendapatan akan terbatas," tambah mereka.

    Berdasarkan faktor-faktor tersebut, Mandiri Sekuritas merekomendasikan saham PGEO dengan rating netral dan menetapkan target harga saham sebesar Rp1.300 per saham. Pada perdagangan sesi pertama hari ini, saham PGEO tercatat melemah 0,40 persen ke level Rp1.260 per saham.

    Sebagai tambahan, PGEO sebelumnya mengumumkan rencana pengembangan untuk meningkatkan kapasitas produksi uap dan listrik dari tahun ini hingga 2027. Perusahaan akan fokus pada peningkatan kapasitas produksi uap dan listrik di 19 Wilayah Kerja Panas (WKP) setiap tahunnya.

    Dalam perdagangan saham, PGEO menutup sesi pada Jumat, 16 Agustus 2024, dengan penurunan 0,40 persen menjadi Rp1.230 per saham. Secara year-to-date, harga saham PGEO mengalami kenaikan sebesar 5,13 persen. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.