Logo
>

PGEO Kaji Green Data Center Panas Bumi, Bidik Peluang Industri Digital

Pertamina Geothermal Energy mengkaji pengembangan green data center berbasis panas bumi seiring lonjakan kebutuhan infrastruktur digital nasional.

Ditulis oleh Syahrianto
PGEO Kaji Green Data Center Panas Bumi, Bidik Peluang Industri Digital
PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) mengawali langkah baru dalam pengembangan bisnis panas bumi dengan mengkaji peluang pengembangan green data center. (Foto: Dok. PGE)

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM – PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) mengawali langkah baru dalam pengembangan bisnis panas bumi dengan mengkaji peluang pengembangan green data center berbasis energi panas bumi, yang diklaim sebagai inisiatif pertama di Indonesia. 

    Berdasarkan keterbukaan informasi, perseroan menilai kebutuhan infrastruktur digital nasional terus meningkat seiring percepatan transformasi digital. 

    Dalam konteks tersebut, panas bumi diposisikan sebagai sumber energi bersih yang berpotensi menopang pertumbuhan industri data center dengan emisi rendah.

    Corporate Secretary PGEO, Kitty Andhora, mengatakan inisiatif ini merupakan bagian dari upaya perseroan memperluas pemanfaatan energi panas bumi di luar pembangkitan listrik konvensional.

    “PGE berkomitmen memperluas pemanfaatan energi bersih dengan mengembangkan green data center berbasis energi panas bumi,” ujar Kitty dalam keterangan resmi perseroan dikutip, Minggu, 14 Desember 2025.

    Sebagai langkah awal, PGEO menandatangani kolaborasi strategis bersama Indonesia Data Center Provider Organization (IDPRO) dan Fakultas Teknik Universitas Indonesia (UI). Kerja sama tersebut akan menjadi dasar teknis dan komersial dalam penyusunan peta jalan pengembangan infrastruktur green data center, sebelum masuk ke tahap implementasi.

    Kitty menjelaskan, kolaborasi lintas sektor tersebut diperlukan untuk memastikan kesiapan teknis dan kelayakan komersial proyek. 

    “Kesepakatan ini akan menjadi fondasi teknis dan komersial bagi pengembangan infrastruktur green data center sebelum memasuki tahap implementasi,” katanya.

    Data yang disampaikan perseroan menunjukkan peluang pasar yang signifikan. Kementerian Komunikasi dan Digital mencatat jumlah pengguna internet di Indonesia telah melampaui 212 juta orang, dengan kebutuhan fasilitas data center yang diproyeksikan terus meningkat hingga 2029–2030. 

    Proyeksi pertumbuhan konsumsi listrik industri juga menunjukkan hampir 26 persen didorong oleh ekspansi data center.

    Kapasitas data center nasional diperkirakan naik dari 520 megawatt pada 2025 menjadi 1,8 gigawatt pada 2030. Proyeksi tersebut membuka ruang bagi PGEO untuk terlibat lebih jauh dalam sektor digital rendah karbon, sejalan dengan portofolio panas bumi yang dimiliki perseroan.

    Menurut Kitty, pengembangan data center berbasis panas bumi diarahkan untuk menjawab dua kebutuhan sekaligus, yakni keandalan pasokan energi dan tuntutan penurunan emisi karbon. “Pertumbuhan digital perlu dibangun secara bertanggung jawab dan berkelanjutan, termasuk dari sisi sumber energinya,” ujarnya.

    Perseroan menilai panas bumi memiliki karakteristik pasokan yang stabil dan berkelanjutan, sehingga dinilai cocok untuk menopang operasional data center yang membutuhkan keandalan tinggi. Model ini juga sejalan dengan agenda transisi energi nasional dan target penurunan emisi jangka panjang.

    PGEO menegaskan bahwa inisiatif ini masih berada pada tahap kajian dan penyusunan peta jalan. Dalam laporan fakta material, perseroan menyatakan bahwa pengembangan green data center berbasis panas bumi belum berdampak langsung terhadap kegiatan operasional, kondisi keuangan, maupun kelangsungan usaha perseroan pada saat ini.

    Memasuki usia ke-19, PGEO menempatkan langkah ini sebagai bagian dari visi jangka panjang perseroan dalam memperkuat ekosistem panas bumi nasional. Perseroan juga menyebut inisiatif tersebut selaras dengan visi menyambut satu abad pengembangan panas bumi Indonesia pada 2026.

    “Langkah ini merupakan bagian dari komitmen jangka panjang PGE dalam inovasi dan kolaborasi untuk mendorong pemanfaatan panas bumi yang lebih luas,” kata Kitty. (*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.