Logo
>

PMA Dinilai Perlu Dorongan Usai BI Rate Menjadi 6,25 Persen

Ditulis oleh Syahrianto
PMA Dinilai Perlu Dorongan Usai BI Rate Menjadi 6,25 Persen

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Penanaman modal asing (PMA) dinilai memerlukan dorongan demi mencapai target investasi 2024. Apalagi, Bank Indonesia (BI) baru menaikkan suku bunga acuannya menjadi 6,25 persen.

    Menurut Direktur Riset Jasa Keuangan Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Etika Karyani, dengan target PMA 2024 yang dinaikkan 17,8 persen oleh pemerintah, maka capaiannya menjadi Rp1.650 triliun.

    "Pemerintah pun menargetkan PMA pada 2024 berkontribusi setidaknya 52 persen dari keseluruhan penanaman modal," ujarnya kepada Kabar Bursa, Jumat, 26 April 2024.

    Ia menambahkan, mengutip data Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) realisasi investasi menunjukkan peningkatan sebesar 17,5 persen pada 2023.

    "Realisasi PMA sendiri tumbuh 13,7 persen. Namun Data BI mengenai nilai aliran investasi langsung di Indonesia menunjukkan penurunan signifikan sepanjang 2023," ungkap Etika.

    Namun secara garis besar, sambungnya, pada kuartal I 2024 diawali dengan berlanjutnya tingkat kehati-hatian dan wait and see investor oleh karena perkembangan tahun politik dan situasi global.

    "Oleh karena itu perlu dorongan kuat pemerintah demi memperbaiki dan mencapai target investasi PMA," tutur Etika.

    Diberitakan sebelumnya, kenaikan BI rate menjadi 6,25 persen, level tertinggi sejak 2016, mungkin akan memberikan dukungan sentimen yang lebih positif bagi nilai tukar rupiah dalam jangka pendek dan menengah.

    Namun, para analis asing mempertanyakan apakah kenaikan bunga pinjaman tersebut akan cukup untuk menarik arus modal asing kembali ke pasar dalam negeri.

    Kenaikan BI rate pada akhirnya memang akan menolong rupiah lebih stabil terutama bila tekanan permintaan dolar AS mereda setelah musim pembayaran dividen.

    “Namun, arus masuk modal asing ke investasi portofolio sepertinya masih akan sulit mengingat rendahnya premi relatif antara INDOGB dan Treasury. Juga karena investor cenderung berhati-hati terhadap aset-aset rupiah akibat volatilitas rupiah,” kata Aditya Sharma, Strategist di Natwest Markets di India.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.