KABARBURSA.COM - PT Bumi Resources Mineral Tbk atau BRMS, sedang dalam tren bullish setelah melalui rally signifikan sebelumnya. Harga sahamnya pun menguat, menarik minat investor untuk melihat pergerakan sahamnya lebih teliti.
Saat ini, harga saham berada di level Rp418, naik 3,47 persen pada sesi penutupan perdagangan Senin, 20 Januari 2025. Pergerakan ini mengindikasikan kekuatan beli yang masih cukup besar, meskipun saham mendekati level resistance penting di Rp420, di mana terlihat pola konsolidasi yang berpotensi menjadi pijakan untuk kenaikan lanjutan.
Rita Efendy, Direktur Utama Indonesia Investment Education, dalam risetnya merekomendasikan saham ini untuk dibeli. Analisisnya sebagai berikut: target harga terdekat berada di Rp430, dengan potensi kenaikan lebih lanjut hingga Rp450 jika momentum positif terus berlanjut.
Di sisi lain, batas penurunan harga diidentifikasi pada level Rp400 sebagai stop loss awal dan Rp385 untuk pengaman tambahan. Hal ini memberikan peluang risiko yang terukur bagi investor dalam menangkap potensi pergerakan selanjutnya.
Pergerakan ini memberikan sinyal menarik bagi mereka yang mencari momentum perdagangan di tengah tren positif yang sedang berlangsung.
Sementara itu, jika melihat pergerakan saham BRMS, tampak catatan kinerja yang sangat positif. Hari ini, saham mengalami kenaikan sebesar 2,97 persen menjadi Rp416 dari harga penutupan sebelumnya di Rp404.
Saham ini dibuka pada Rp408, menyentuh level tertinggi di Rp424, dan terendah di Rp404, sebelum akhirnya ditutup di level rata-rata harga Rp416.
Volume perdagangan tercatat mencapai 5,837 juta lot, dengan nilai transaksi signifikan sebesar Rp242,7 miliar. Dalam konteks pergerakan harga, batas atas (ARA) saham ini berada di Rp505, sementara batas bawah (ARB) tercatat di Rp304.
Dalam periode waktu yang lebih panjang, performa saham BRMS menunjukkan tren yang sangat kuat. Dalam enam bulan terakhir, saham ini telah melonjak sebesar 162,03 persen, sedangkan untuk kinerja tahunan, kenaikan mencapai 149,40 persen.
Kinerja jangka panjangnya bahkan lebih mencengangkan, dengan kenaikan hingga 885,71 persen dalam lima tahun terakhir, mencerminkan kepercayaan investor yang terus meningkat terhadap prospek perusahaan.
Kinerja harga juga terbilang stabil dalam jangka waktu menengah. Dalam satu bulan terakhir, saham BRMS mengalami peningkatan sebesar 17,61 persen, dan dalam tiga bulan kenaikan mencapai 20,35 persen.
Kendati dalam satu minggu terakhir sempat terkoreksi tipis sebesar 0,96 persen, tren keseluruhan tetap bullish, didukung oleh minat beli yang tinggi dan volume transaksi yang besar.
Rekor tertinggi saham BRMS selama 52 minggu berada di Rp505, sementara rekor terendahnya tercatat di Rp127. Tren yang kuat ini mengindikasikan penguatan signifikan dibandingkan level historisnya, memberikan optimisme bagi para investor yang percaya pada prospek jangka panjang perusahaan.
Saham BRMS menarik perhatian karena kinerja cemerlangnya, didukung oleh fundamental yang semakin kuat dan minat pasar yang konsisten.
Kenaikan yang tajam dalam periode waktu tertentu menjadi indikasi peluang besar, meskipun volatilitas tetap menjadi perhatian yang perlu dipantau oleh para pelaku pasar.
Kandidat Kuat Indeks MSCI
Bumi Resources Minerals Tbk juga berpotensi masuk dalam Indeks MSCI (Morgan Stanley Capital International). BRMS menjadi salah satu kandidat kuat, selain PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), dan PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN).
Ketiganya diprediksi akan menggantikan saham-saham yang sudah ada, yaitu PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP), dan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA).
Langkah ini menjadi sorotan penting mengingat Indeks MSCI adalah acuan bagi para fund manager global yang mengelola portofolio investasi besar, menjadikannya instrumen penting dalam pasar keuangan global.
Salah satu faktor penentu masuknya suatu saham ke dalam Indeks MSCI adalah likuiditas saham itu sendiri, yang mencerminkan seberapa mudah saham tersebut diperdagangkan di pasar. Di samping itu, nilai kapitalisasi pasar atau market cap menjadi syarat utama.
Untuk itu, potensi tiga saham tersebut, khususnya BRMS, semakin besar berkat harga saham mereka yang semakin mendekati kriteria yang ditetapkan oleh MSCI. Hal ini diimbangi dengan meningkatnya market cap yang terus menanjak, seiring dengan kenaikan Indeks MSCI World Index yang tercatat 2 persen dalam tiga bulan terakhir.
Harga saham BRMS, yang saat ini diperdagangkan di kisaran Rp400 per saham, menempatkan perusahaan ini dengan market cap keseluruhan sekitar Rp60,75 triliun. Namun, penting untuk dicatat bahwa perhitungan market cap berdasarkan free float atau jumlah saham yang benar-benar diperdagangkan di pasar lebih relevan untuk kebutuhan perhitungan MSCI, dengan BRMS yang memiliki free float sebesar 35 persen.
Berdasarkan perhitungan ini, market cap free float BRMS mencapai Rp21,22 triliun, atau setara dengan sekitar USD1,31 miliar. Dengan estimasi tersebut, harga saham BRMS perlu bertahan di atas Rp485 per saham agar bisa memenuhi kriteria untuk masuk sebagai konstituen dalam MSCI Indonesia Standard Index.
Tanggal cutoff, yang merupakan batas waktu untuk perhitungan market cap sebelum rebalancing Indeks MSCI, berakhir sembilan hari sebelum setiap akhir bulan Februari, Mei, Agustus, dan November. Artinya, saat rebalancing dilakukan bulan depan, cutoff perhitungan market cap sudah hampir mendekati tanggal tersebut.
Jika harga saham BRMS berhasil bertahan atau menguat di atas Rp485 per saham menjelang cutoff, peluang perusahaan ini untuk masuk dalam Indeks MSCI semakin terbuka lebar.
Rebalancing Indeks MSCI adalah momen yang sangat penting, karena menentukan saham-saham mana saja yang akan menjadi acuan global.
Masuknya BRMS, BREN, dan CUAN ke dalam Indeks MSCI akan menambah daya tarik terhadap saham-saham tersebut, yang pada gilirannya bisa berdampak positif terhadap nilai saham dan likuiditas mereka di pasar, serta membuka peluang investasi yang lebih luas dari para investor global.(*)
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.