Logo
>

Power Emiten Konglomerat di Balik Rekor IHSG: OJK Bilang Begini

IHSG akhir-akhir ini berada di level tertinggi dengan fluktuasi 8.000-an

Ditulis oleh Desty Luthfiani
Power Emiten Konglomerat di Balik Rekor IHSG: OJK Bilang Begini
Menteri Keuangan RI Purbaya Yudhi Sadewa (tengah) didampingi Direktur Bursa Efek Indonesia Iman Rachman samping kirinya, Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar dan Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Inarno Djajadi. Desty Luthfiani/KabarBursa.com

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar menilai pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang belakangan disebut dipengaruhi aksi konglomerat sebaiknya tidak disimpulkan secara general.

    Menurutnya, setiap kelompok usaha dan sektor industri memiliki dinamika tersendiri yang tidak bisa disamaratakan.

    “Saya melihatnya bahwa dinamikanya masing-masing kelompok dan sektor memiliki faktor yang mempengaruhi yang tidak persis sama satu dengan lainnya,” ujar Mahendra di Gedung Bursa Indonesia, Jakarta pada Kamis, 9 Oktober 2025.

    IHSG akhir-akhir ini berada di level tertinggi dengan fluktuasi 8.000-an. Namun, di tengah menghijaunya indeks, saham-saham perbankan malah tergolong lesu.

    “Ada yang lebih dipengaruhi faktor global, ada pula yang lebih terpengaruh kondisi domestik maupun sektor tertentu seperti keuangan, energi, atau sektor riil," ujar dia.

    Ia menegaskan bahwa perbedaan karakteristik antar sektor maupun emiten merupakan bagian dari mekanisme pasar yang sehat, selama dijalankan dengan tata kelola yang baik dan transparan. OJK, kata Mahendra, terus mendorong peningkatan tata kelola dan kredibilitas pelaku pasar agar kepercayaan investor tetap terjaga.

    “Kami  ingin terus memperbaiki governance, transparansi, dan kredibilitas dari keseluruhan kinerja di masa korektif. Kalau ini berlaku menyeluruh, saya rasa tidak ada masalah,” tambahnya.

    Mahendra juga menekankan pentingnya memperluas akses kepemilikan saham bagi masyarakat, terutama investor ritel dan generasi muda. Ia menyebut langkah ini penting untuk memperkuat basis kepercayaan publik terhadap pasar modal Indonesia.

    Menurut Mahendra, OJK tidak melihat adanya kontradiksi antara peran konglomerat dengan kebutuhan memperkuat partisipasi publik di pasar modal. Keduanya justru saling melengkapi dalam membangun ekosistem investasi yang sehat dan berkelanjutan.

    “Tidak perlu didikotomikan antara satu dan lainnya, karena memang ada dinamika yang berjalan. Yang penting, kepercayaan terhadap pasar dan pelaku usaha harus terus diperkuat,” ujarnya Mahendra.

    Dari sisi perdagangan pada 9 Oktober 2025 pukul 14.00 WIB sejumlah saham emiten besar mencatat pergerakan bervariasi. Saham CBRE Cakra Buana Resources Energi memerah pada level 1.755 turun 45 poin atau 2,50 persen. 

    Sementara itu, saham konglomerat CDIA Chandra Daya Investasi Tbk menguat ke posisi 2.200 naik 80 poin atau 3,77 persen. Saham CUAN Petrindo Jaya Kreasi Tbk juga naik ke 2.320 dengan penguatan 80 poin atau 3,57 persen.

    Di sektor perbankan, saham BBCA Bank Central Asia Tbk melemah ke 7.350 turun 25 poin atau 0,34 persen. Saham BBRI Bank Rakyat Indonesia turun ke 3.650 turun 70 poin atau 1,88 persen. BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk berada di 4.210 melemah 40 poin atau 0,94 persen. BBNI Bank Negara Indonesia berada di 3.890 turun 50 poin atau 1,27 persen.

    BRIS Bank Syariah Indonesia stagnan di 2.590 atau 0,00 persen. Saham BBTN Bank Tabungan Negara melemah ke 1.165 turun 15 poin atau 1,27 persen. Saham ARTO Bank Jago menguat tipis ke 2.090 naik 10 poin atau 0,48 persen. BNGA Bank CIMB Niaga melemah ke 1.695 turun 10 poin atau 0,59 persen. BTPS Bank BTPN Syariah turun ke 1.370 turun 10 poin atau 0,72 persen. Sedangkan AGRO Bank Raya Indonesia Tbk menguat ke 240 naik 4 poin atau 1,69 persen.

    Hingga saat ini, IHSG masih bergerak di kisaran 8.198  dengan nilai transaksi harian rata-rata di atas Rp10 triliun. (*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Desty Luthfiani

    Desty Luthfiani seorang jurnalis muda yang bergabung dengan KabarBursa.com sejak Desember 2024 lalu. Perempuan yang akrab dengan sapaan Desty ini sudah berkecimpung di dunia jurnalistik cukup lama. Dimulai sejak mengenyam pendidikan di salah satu Universitas negeri di Surakarta dengan fokus komunikasi jurnalistik. Perempuan asal Jawa Tengah dulu juga aktif dalam kegiatan organisasi teater kampus, radio kampus dan pers mahasiswa jurusan. Selain itu dia juga sempat mendirikan komunitas peduli budaya dengan konten-konten kebudayaan bernama "Mata Budaya". 

    Karir jurnalisnya dimulai saat Desty menjalani magang pendidikan di Times Indonesia biro Yogyakarta pada 2019-2020. Kemudian dilanjutkan magang pendidikan lagi di media lokal Solopos pada 2020. Dilanjutkan bekerja di beberapa media maenstream yang terverifikasi dewan pers.

    Ia pernah ditempatkan di desk hukum kriminal, ekonomi dan nasional politik. Sekarang fokus penulisan di KabarBursa.com mengulas informasi seputar ekonomi dan pasar modal.

    Motivasi yang diilhami Desty yakni "do anything what i want artinya melakukan segala sesuatu yang disuka. Melakukan segala sesuatu semaksimal mungkin, berpegang teguh pada kebenaran dan menjadi bermanfaat untuk Republik".