KABARBURSA.COM - PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) melaporkan serangkaian transaksi besar yang melibatkan pemegang saham tertentu. Transaksi ini dilakukan dalam dua tahap pada bulan Desember 2024, dengan melibatkan dua pemegang saham utama yang memiliki dampak besar terhadap komposisi saham perseroan.
Berdasarkan keterbukaan informasi, Rabu, 18 Desember 2024, Prime Health Company Limited, salah satu pemegang saham yang cukup besar di Siloam International Hospitals, pada 11 Desember 2024, melakukan divestasi seluruh saham yang dimilikinya, yaitu sebanyak 1.045.607.832 lembar saham.
Ratih Hadiwinoto Corporate Secretary Sr. GM SILO mengatakan, saham tersebut yang sebelumnya mewakili sekitar 8,04 persen dari total saham perusahaan, dijual dengan harga Rp2.850 per lembar saham.
"Penjualan saham ini menandai langkah divestasi besar bagi Prime Health, yang sebelumnya telah mengendalikan lebih dari lima persen saham perusahaan. Setelah transaksi tersebut, Prime Health Company Limited tidak lagi memiliki saham di Siloam International Hospitals," ungkap dia.
Sebagai bagian dari transaksi ini, Sight Investment Company PTE Limited, yang sebelumnya sudah menjadi pemegang saham dengan porsi signifikan, membeli saham-saham yang dijual oleh Prime Health. Sight Investment Company, yang tercatat memiliki 7.205.383.500 lembar saham atau sekitar 55,4 persen dari saham perusahaan, membeli 1.045.607.632 lembar saham dari Prime Health.
"Transaksi ini menjadikan Sight Investment sebagai pemegang saham mayoritas dengan total kepemilikan mencapai 8.251.973.832 lembar saham, atau 63,44 persen dari total saham yang beredar," tutur Ratih.
Dengan demikian, Sight Investment Company semakin mengukuhkan posisinya sebagai pengendali utama di Siloam International Hospitals, memperlihatkan bahwa perusahaan ini menarik perhatian investor besar yang siap untuk menginvestasikan modal signifikan.
Meskipun transaksi pertama sudah selesai, pada 16 Desember 2024, Sight Investment Company kembali terlibat dalam transaksi pembelian saham dengan jumlah yang lebih kecil. Kali ini, Sight Investment membeli tambahan 982.500 lembar saham dengan harga yang sama, yaitu Rp2.850 per lembar.
Meskipun jumlah saham yang dibeli relatif kecil dibandingkan transaksi sebelumnya, hal ini tetap memperkuat posisinya sebagai pemegang saham mayoritas, dengan total kepemilikan yang kini mencapai 8.251.973.832 lembar saham, atau 63,45 persen dari saham yang beredar.
Perubahan kecil ini menegaskan bahwa Sight Investment terus memperkuat posisinya di Siloam International Hospitals, menjadikannya sebagai pemain utama dalam struktur kepemilikan saham perusahaan.
Kedua transaksi ini menunjukkan betapa dinamisnya pasar saham dan peran penting para pemegang saham besar dalam mempengaruhi arah kebijakan dan pengambilan keputusan strategis di dalam perusahaan.
Siloam International Hospitals, yang dikenal sebagai salah satu grup rumah sakit terbesar di Indonesia, telah menjadi sasaran perhatian investor besar yang melihat potensi pertumbuhan dan perkembangan lebih lanjut di sektor kesehatan. Selain itu, perubahan besar dalam kepemilikan saham ini juga memberikan sinyal kepada pasar bahwa ada optimisme terhadap masa depan perusahaan dan peluang yang dapat dimanfaatkan oleh investor.
Transaksi yang terjadi antara Prime Health Company Limited dan Sight Investment Company PTE Limited menyoroti pentingnya investasi strategis dalam perusahaan terbuka dan bagaimana transaksi saham dapat mengubah landscape kepemilikan dalam jangka pendek.
Bagi Siloam International Hospitals, perubahan dalam struktur kepemilikan ini kemungkinan akan berdampak pada arah kebijakan perusahaan ke depan, mengingat pengaruh signifikan yang dimiliki oleh pemegang saham mayoritas.
Dalam hal ini, PT Siloam International Hospitals Tbk. telah memastikan transparansi dengan menyampaikan informasi secara terbuka kepada publik, sebagaimana diwajibkan oleh regulasi pasar modal Indonesia. Langkah ini juga memperlihatkan komitmen perusahaan dalam menjalankan prinsip tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance), serta menjaga kepercayaan investor dan pemangku kepentingan lainnya.
Dengan struktur kepemilikan yang semakin terkonsolidasi, Siloam International Hospitals dapat melangkah ke depan dengan lebih fokus dalam mengembangkan bisnis dan memperkuat posisinya di industri layanan kesehatan Indonesia.
Melihat dampak dari transaksi ini, para investor dan analis pasar saham mungkin akan terus memantau perkembangan selanjutnya dari Siloam International Hospitals. Mengingat besarnya nilai transaksi yang terjadi, ini menjadi salah satu momentum penting bagi perusahaan dalam menjaga dan meningkatkan daya saingnya di pasar yang semakin kompetitif.
Saham SILO Hari ini
SILO tercatat mengalami penurunan sebesar 10 poin atau setara dengan 0,33 persen, dengan harga terakhir diperdagangkan pada level Rp3.030 per lembar saham. Sebelumnya, saham SILO dibuka pada harga yang sama dengan penutupan sebelumnya, yaitu Rp3.040 per lembar saham.
Dalam sesi perdagangan hari ini, saham SILO diperdagangkan dengan volume mencapai 1,5 juta lot, lebih tinggi dari rata-rata volume harian yang tercatat sebesar 1,87 juta lot. Meskipun terjadi penurunan harga saham, aktivitas perdagangan yang cukup tinggi menunjukkan adanya minat investor yang signifikan terhadap saham perusahaan ini.
Harga tertinggi yang tercatat untuk saham SILO hari ini adalah Rp3.050 per lembar saham, sementara harga terendah tercatat di level Rp3.010. Saham ini berada di bawah batas atas ARA (Harga Atas) yang tercatat sebesar Rp3.800 dan juga masih jauh dari batas bawah ARB (Harga Bawah) yang ada di level Rp2.280. Dengan nilai transaksi mencapai Rp4,6 miliar, saham SILO hari ini mengalami fluktuasi dalam kisaran harga yang relatif terbatas.
Secara keseluruhan, meskipun terjadi penurunan harga saham sebesar 0,33 persen pada hari ini, tetap ada minat yang cukup besar terhadap saham SILO, tercermin dari volume perdagangan yang cukup tinggi. Perubahan harga saham ini mencerminkan dinamika pasar yang selalu dipengaruhi oleh berbagai faktor internal dan eksternal yang memengaruhi sentimen investor terhadap sektor kesehatan dan kinerja perusahaan secara keseluruhan. (*)