Logo
>

Pro dan Kontra Pedagang di Tengah Wacana Pembagunan Pabrik Tekstil China

Ditulis oleh Hutama Prayoga
Pro dan Kontra Pedagang di Tengah Wacana Pembagunan Pabrik Tekstil China

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Wacana pembagunan pabrik tekstil asal China di di daerah Kertajati, Majalengka, Jawa Barat, menuai pro dan kontra dari para pedagang pakaian. Seperti diketahui, pemerintah Indonesia sedang menyiapkan lahan di daerah Kertajati, Majalengka, Jawa Barat, untuk perusahaan tekstil asal China yang berminat untuk berinvestasi di Indonesia.

    Menanggapi ini, Rita, seorang pedagang pakaian di kawasan Ciledug, Kota Tangerang, mengaku tidak mempermasalahkan adanya wacana pembangunan pabrik tekstil asal China tersebut. Justru, dia menilai pembangunan pabrik asal China itu berpotensi membuka lowongan pekerjaan bagi masyarakat sekitar.

    "Harapan saya, bisa banyak merekrut tenaga kerja dalam negeri. Walaupun pengusaha dari luar, tapi kan tenaga kerja kita banyak direkrut oleh pengusaha investor," ujar dia saat ditemui KabarBursa di lapak dagangannya, Selasa, 25 Juni 2024.

    Keberadaan pabrik tekstil asal China diklaim berpotensi memberikan persaingan terhadap produk lokal. Namun menurut Rita, ada baiknya jika para pengusaha tidak menganggapnya sebagai pesaing. Karena, jika merasa tersaingi mereka harus memikirkan solusi agar produk lokal tetap diminati masyarakat. Dengan kata lain, Rita menyarankan agar para pelaku industri tekstil bisa meningkatkan kualitas produknya agar tidak kalah saing dengan produk asal China. Di sini, kreativitas pengusaha tekstil dan para desainer diperlukan.

    "Bisa juga kan nanti kita kerja sama, berkolaborasi. Saya banyak melihat pengusaha China yang home industry aja deh, tapi mereka bisa diajak kolaborasi," ungkapnya.

    Namun, hal berbeda disampaikan Khairdin, pedagang lainnya. Dia memandang, wacana pembangunan pabrik tekstil China bisa mengancam industri tekstil dalam negeri. Menurut dia, nantinya akan ada persaingan antara produk lokal dan China dan sepertinya produk dalam negeri belum siap untuk bersaing dengan produk Negeri Tirai Bambu.

    "Untuk saat ini, sepertinya produk lokal belum siap bersaing dengan produk China," katanya dalam kesempatan yang sama.

    Khaerudin pun berharap, pemerintah mempertimbangkan kembali pembangunan pabrik tekstil asal China. Dia meminta kepada para pemangku kebijakan untuk lebih memperhatikan pengusaha lokal.

    "Berharap pemerintah mempertimbangkan kembali (pembangunan pabrik tekstil China). Berharap memikirkan pengusaha-pengusaha lokal. Bagaimana menguatkan ekonomi lokal, produk lokal, kalau masih saja diabaikan, ditinggalkan, karena kalah saing," pungkasnya.

    Sebelumnya diberitakan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, telah mengonfirmasi bahwa investor tersebut akan melakukan groundbreaking setelah permasalahan tanah diselesaikan. Luhut juga telah berkomunikasi dengan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Agus Harimurti Yudhoyono, untuk mempercepat penerbitan status tanah kepada perusahaan asal China itu.

    Luhut mengatakan bahwa Agus mengindikasikan masalah tersebut dapat diselesaikan dalam waktu sepekan, sehingga konstruksi dapat dimulai pada bulan depan, sesuai dengan rencana. Proyek ini merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam menarik investasi asing langsung (PMA) ke Indonesia.

    Secara keseluruhan, dominasi PMA dalam investasi di Indonesia masih sangat signifikan. Data dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menunjukkan bahwa realisasi investasi yang masuk pada semester pertama 2024 mencapai Rp401,5 triliun, di mana PMA menyumbang Rp204,4 triliun atau 50,9 persen dari total tersebut. Pada tahun sebelumnya, PMA juga mendominasi dengan persentase 52,4 persen dari total realisasi investasi sebesar Rp1.418,9 triliun.

    Investasi PMA memberikan dampak positif seperti menciptakan lapangan kerja, mendorong sektor konstruksi, meningkatkan penerimaan negara, dan mendongkrak ekspor. Namun, ada sisi negatif yang perlu diwaspadai terkait dengan repatriasi modal ke negara asal investor, yang tercatat dalam neraca pendapatan investasi langsung Indonesia.

    Data menunjukkan bahwa pada 2023, neraca pendapatan investasi langsung Indonesia mengalami defisit sebesar USD21,81 miliar, dan pada kuartal I-2024, defisit ini mencapai USD5,47 miliar. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun PMA memberikan kontribusi signifikan, penting untuk mengelola dengan hati-hati untuk memastikan bahwa manfaat investasi tersebut dapat memberikan hasil maksimal bagi Indonesia dalam jangka panjang.

    Tidak hanya itu, kehadiran pabrik tekstil milik China ini juga akan menyerap tenaga kerja hingga 108.000 orang untuk dua pabrik. Bahkan, investor itu juga berjanji memberikan seluruh karyawannya tempat tinggal.

    Sementar aitu, Direktur Industri Tekstil, Kulit, dan Alas Kaki (ITKAK) Kementerian Perindustrian Adie Rochmanto Pandiangan, mengatakan bahwa pihaknya belum dapat memberikan komentar lebih lanjut terkait rencana investasi perusahaan tekstil asal China di Indonesia.

    Adie menyatakan, Kementerian Perindustrian masih menunggu kepastian informasi lebih lanjut dan akan meninjau data investasi yang masuk dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).

    “Sejauh ini belum ada yang merapat ke kami, pada intinya Kemenperin menyambut gembira dengan investasi baru,” ujar Adie dalam keterangan terpisah yang diberikan pada Jumat, 21 Juni 2024.

    Pada kuartal I-2024, Indonesia mengalami defisit transaksi berjalan sebesar USD2,16 miliar atau setara dengan 0,64 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Bank Indonesia (BI) memperkirakan defisit transaksi berjalan akan berada dalam kisaran 0,1-0,9 persen dari PDB.

    Defisit transaksi berjalan dapat memberikan tekanan terhadap nilai tukar mata uang suatu negara, seperti yang terjadi pada rupiah yang melemah sekitar 6 persen terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sepanjang tahun ini. Oleh karena itu, penting untuk mengurangi beban dalam transaksi berjalan dengan cara mengurangi ketergantungan terhadap investor asing, termasuk Penanaman Modal Asing (PMA), yang dapat menyebabkan arus devisa keluar dari negara.(yog/*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Hutama Prayoga

    Hutama Prayoga telah meniti karier di dunia jurnalistik sejak 2019. Pada 2024, pria yang akrab disapa Yoga ini mulai fokus di desk ekonomi dan kini bertanggung jawab dalam peliputan berita seputar pasar modal.

    Sebagai jurnalis, Yoga berkomitmen untuk menyajikan berita akurat, berimbang, dan berbasis data yang dihimpun dengan cermat. Prinsip jurnalistik yang dipegang memastikan bahwa setiap informasi yang disajikan tidak hanya faktual tetapi juga relevan bagi pembaca.