KABARBURSA.COM - Direktur Utama Sarinah, Fetty Kwartati, memastikan Program Bina Diskon yang berlangsung dari 20 hingga 29 Desember 2024 ini menargetkan transaksi hingga Rp25 triliun dan melibatkan 296 mall, 80 ribu gerai, serta 300 perusahaan di seluruh Indonesia.
Fetty menjelaskan bahwa program ini bertujuan untuk mendongkrak perekonomian nasional, terutama di kuartal IV, yang diharapkan bisa memperbaiki kinerja ekonomi yang sempat tertekan pada kuartal pertama hingga ketiga 2024.
"Program ini adalah langkah strategis untuk menggerakkan perekonomian di akhir tahun. Kami berharap dapat berkontribusi untuk mencapai target perekonomian nasional dengan meningkatkan daya beli masyarakat melalui berbagai diskon menarik," ujar Fetty kepada awak media di Gedung Sarinah, Jakarta, Senin, 23 Desember 2024.
Selain Bina Diskon, Sarinah juga menyelenggarakan berbagai promo menarik lainnya, antara lain Boxing Day pada 25-27 Desember, Clearance Sale yang dimulai 28 Desember hingga 15 Januari, serta berbagai penawaran seperti voucher, cross bundling package, dan diskon hingga 20 persen di area utama Sarinah. Sebagai bagian dari upaya memperkuat platform daringnya, Sarinah juga ikut berpartisipasi dalam Harbolnas 2024, memberikan potongan harga untuk pelanggan yang berbelanja secara online.
Salah satu program spesial yang ditawarkan adalah Give with Purchase, yang memberikan hadiah menarik bagi pelanggan yang melakukan pembelian produk tertentu. Selain itu, Sarinah juga menjalin kerja sama dengan Blue Bird untuk memberikan diskon transportasi bagi pengunjung yang berbelanja di Sarinah.
"Ini adalah upaya kami untuk membuat belanja di Sarinah semakin menyenangkan dan terjangkau. Kami ingin memastikan bahwa pelanggan kami dapat menikmati berbagai promo menarik sambil mendukung perekonomian lokal," tambah Fetty.
Lanjutnya, Fetty mengungkap saat ini pihaknya memanfaatkan jaringan yang dimilikinya untuk memperkuat kapasitas UMKM Indonesia lewat program Sarinah Pandu. Program ini dirancang untuk memberikan dukungan kepada mitra UMKM, baik yang sudah bergabung dengan Sarinah maupun yang baru, dalam bentuk capacity building yang mencakup akses ke pasar dan kurasi produk.
Sejak diluncurkan pada tahun 2022, program ini terus berkembang dan diharapkan dapat menjadi agregator bagi berbagai program UMKM yang telah dilaksanakan oleh Kementerian, Lembaga, Pemprov, serta BUMN lainnya.
"Sarinah Pandu bertujuan untuk memberi fondasi yang lebih kuat kepada mitra UMKM, terutama dalam menghubungkan mereka dengan pasar internasional. Kami ingin mengisi celah yang selama ini ada, di mana UMKM Indonesia belum sekuat UMKM di negara lain seperti Thailand dan Vietnam. Kami berencana menjadi ‘penjahit’ yang menyatukan program UMKM dan menghubungkannya dengan pasar yang lebih besar," jelas Fetty.
Kemudian Sarinah juga kembali meluncurkan Sarinah Club yang pertama kali diperkenalkan pada 2022. Program ini kini dimodifikasi tanpa aplikasi, menjadikannya lebih mudah diakses oleh pelanggan dan anggota. Program ini bertujuan untuk mempererat hubungan antara Sarinah dan pelanggannya, sambil memberikan berbagai keuntungan menarik untuk anggota setianya.
"Melalui Sarinah Club, kami ingin memberikan pengalaman belanja yang lebih eksklusif bagi pelanggan setia Sarinah. Kami berharap dengan program-program ini, Sarinah tidak hanya memperkuat posisinya di pasar domestik tetapi juga membantu perekonomian lokal, khususnya UMKM, untuk lebih berkembang dan bersaing di pasar global," Pungkas Fetty.
Dengan langkah-langkah strategis tersebut, Sarinah berkomitmen untuk menjadi katalisator dalam pengembangan ekonomi Indonesia, sambil memberikan kontribusi positif terhadap sektor ritel dan pemberdayaan UMKM.
Sektor Ekonomi Rakyat
Wacana pembentukan holding untuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) kembali mencuat sebagai salah satu strategi pemerintah dalam memperkuat sektor ekonomi rakyat.
Namun, menurut Ekonom CORE Indonesia, Muhammad Faisal, keberhasilan kebijakan ini sangat bergantung pada desain dan implementasinya.
Faisal menilai bahwa meski holding UMKM memiliki potensi untuk mendukung target pemerintah, kebijakan ini membutuhkan perencanaan yang matang.
“Pemerintah perlu mendetailkan desain holding ini seperti apa, karena tidak mudah untuk menyatukan UMKM yang sangat beragam, mulai dari nano, mikro, kecil, hingga menengah. Jadi, yang mau disasarnya yang mana?” jelasnya saat ditemui di Gedung CORE Indonesia, Jakarta, Kamis, 19 Desember 2024.
Ia menekankan bahwa UMKM dengan skala menengah lebih memungkinkan untuk diintegrasikan dalam holding dibandingkan yang mikro atau nano.
“UMKM skala menengah biasanya memiliki bisnis yang lebih stabil dan berkelanjutan. Sementara yang mikro dan nano sangat dinamis dan mudah berubah. Hari ini jualan buah, besok jualan beras. Data mereka saja masih sangat tidak akurat, apalagi jika harus diholdingkan,” paparnya.
Faisal juga mempertanyakan tujuan utama dari pembentukan holding ini. “Apakah sekadar mengumpulkan aset saja, atau ada manfaat yang nyata untuk masing-masing unit usaha? Holding seharusnya tidak hanya menjadi sekadar penggabungan aset, tetapi juga meningkatkan efisiensi dan keuntungan. Misalnya, dengan berbagi infrastruktur yang dapat menekan biaya produksi atau belanja modal,” ujarnya.
Lebih lanjut, Faisal menyoroti pentingnya fokus pada sektor yang memiliki potensi besar untuk diterapkan dalam konsep holding.
“Jika sektor menengah yang stabil dikelola dengan baik, manfaatnya bisa lebih terasa. Namun, jika tujuan dan manfaatnya tidak jelas, kebijakan ini hanya akan menjadi beban tambahan tanpa dampak signifikan,” tambahnya.
Faisal menutup dengan menegaskan bahwa pemerintah perlu memastikan kebijakan ini didukung oleh data yang akurat dan langkah-langkah implementasi yang jelas.
“Tanpa perencanaan yang komprehensif, wacana holding UMKM ini hanya akan menjadi sekadar gagasan tanpa realisasi yang berarti,” pungkasnya.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.