Logo
>

Prospek Emiten IPO Juli 2025, Teknologi hingga Energi Jadi Sorotan

Delapan calon emiten siap IPO di BEI mulai 8 Juli 2025, dari sektor kripto, logistik hingga energi. Analis ingatkan potensi dan risiko bagi investor ritel.

Ditulis oleh Desty Luthfiani
Prospek Emiten IPO Juli 2025, Teknologi hingga Energi Jadi Sorotan
Ilustrasi IPO. (Foto: Net)

KABARBURSA.COM - Sejumlah emiten dijadwalkan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) sepanjang Juli 2025, mencerminkan antusiasme pelaku usaha dalam mengakses pendanaan publik di tengah dinamika pasar yang fluktuatif. 

Ada setidaknya delapan saham yang bakal melakukan pencatatan saham dan bakal berlangsung pada 8 hingga 10 Juli 2025.

Sektor yang diwakili pun beragam, mulai dari teknologi berbasis kripto, logistik, edukasi, hingga energi dan sumber daya alam.

Analis Pasar Modal dari Traderindo Wahyu Laksono, menilai geliat IPO saat ini mencerminkan kepercayaan pelaku usaha terhadap pemulihan ekonomi nasional. Namun, ia mengingatkan bahwa investor tetap harus cermat dan selektif.

"IPO mencerminkan dinamika positif pasar, tapi risiko tetap tinggi terutama untuk investor ritel. Jangan hanya tergiur momentum," ujar Wahyu singkat saat dihubungi KabarBursa.com, Rabu, 25 Juni 2025.

Secara umum, IPO dari sektor yang berbeda menunjukkan keberagaman yang sehat di pasar modal. Namun, prospeknya akan sangat bergantung pada model bisnis, valuasi, dan manajemen masing-masing perusahaan.

Beberapa emiten yang disebut-sebut akan melantai pada Juli ini antara lain PT Coin Digital Indonesia Tbk (COIN) dari sektor kripto. 

"Emiten ini menarik karena mengikuti tren adopsi digital di Indonesia, namun juga membawa volatilitas tinggi yang perlu diantisipasi. Risiko regulasi dan fluktuasi pasar kripto menjadi faktor krusial,"kata Wahyu.

Selanjutnya PT Bina Logistik Transindo Tbk (BLOG) dari sektor logistik. Sektor ini merupakan pilar penting dari pertumbuhan e-commerce dan infrastruktur. Menurut dia, peospeknya dinilai stabil dan menjanjikan, apalagi jika perusahaan memiliki efisiensi operasional dan jaringan distribusi kuat.

Ada pula PT Meri Riana Group Tbk (MERI), yang diasosiasikan dengan tokoh publik Mery Riana. Perusahaan ini dijadwalkan bakal IPO pada 9 Juli 2025 dengan harga saham penawaran dibuka mulai Rp110 sampai Rp150 per lembarnya jika bergerak di bidang edukasi, pengembangan diri, atau media, pasarnya besar di Indonesia, namun keberhasilan sangat bergantung pada model bisnis dan kemampuan skalabilitas.

Sementara itu, PT Chandra Daya Investama Abadi Tbk (CDIA) merupakan entitas yang dikaitkan dengan taipan Prajogo Pangestu. Menurut Wahyu, bila beroperasi di sektor energi atau petrokimia seperti Barito Pacific Group, maka prospeknya cenderung solid dan menarik, didukung fundamental kuat dan permintaan energi global.

Adapun emiten lainnya seperti PT Prima Multi Usaha Indonesia Tbk (PMUI), PT Asiaplast Industries Tbk (ASPR), dan PT Marga Checkpoint Indonesia Tbk (CHEK) masih minim informasi publik. Investor diimbau mempelajari prospektus secara seksama sebelum mengambil keputusan investasi.

Wahyu menyebut sektor teknologi dan digital masih akan menjadi primadona, terutama perusahaan yang berkaitan dengan kripto dan e-commerce. Transformasi digital di Indonesia belum selesai, sektor teknologi masih punya ruang tumbuh. Tapi valuasi harus masuk akal, tambahnya.

Sektor logistik juga menarik karena menjadi tulang punggung penggerak ekonomi, khususnya untuk industri perdagangan daring. Selain itu, sektor energi dan sumber daya alam akan tetap dilirik, terlebih jika melibatkan konglomerat dengan rekam jejak panjang. 

Di sisi lain, sektor konsumer non-siklikal juga tetap menjanjikan karena menawarkan stabilitas di tengah gejolak makroekonomi.

"Kesuksesan sebuah IPO bukan hanya bergantung pada emiten, namun juga peran sekuritas penjamin emisi atau underwriter. Penjamin emisi itu bukan sekadar makelar, tapi jembatan strategis antara emiten dan investor. Pricing, distribusi, dan analisis pasar mereka sangat menentukan," jelas Wahyu.

Sekuritas berperan dalam menentukan harga yang adil, menyusun struktur penawaran, menjalankan pemasaran, melakukan due diligence, hingga mengantisipasi fluktuasi harga pasca IPO dengan mekanisme seperti greenshoe option. Reputasi sekuritas juga menjadi salah satu indikator kepercayaan investor terhadap kualitas IPO.

Kabar Bursa telah mencoba menghubungi sejumlah sekuritas penjamin efek perusahaan yang bakal IPO nanti seperti Trimegah Sekuritas, Korindo Sekuritas, BCA Sekuritas, dan Mandiri Sekuritas terkait keterlibatan mereka dalam IPO Juli 2025. Namun, hingga berita ini ditulis, mereka belum memberikan pernyataan resmi.

Analis Ingatkan untuk Tidak Terbuai Euforia IPO

Wahyu mengingatkan investor untuk tidak terbuai dengan euforia IPO, mengingat fluktuasi harga saham baru sangat rentan. Contoh paling nyata itu GOTO, yang justru anjlok setelah IPO. Investor harus pelajari prospektus dan fundamental. Jangan spekulasi, tegasnya.

Ia menyarankan investor fokus pada horizon jangka panjang dengan mempertimbangkan valuasi yang wajar, potensi pertumbuhan, serta kesehatan neraca keuangan.

Menyambut Juli 2025, IHSG diperkirakan bergerak fluktuatif di tengah sentimen eksternal seperti ketegangan geopolitik Iran-Israel serta dinamika harga energi global. IHSG sempat turun ke bawah level psikologis 6.000 beberapa waktu lalu, menandakan tekanan jual dari investor asing masih cukup kuat.

Namun demikian, sektor-sektor seperti energi, logistik, dan teknologi diperkirakan menjadi penopang utama indeks ke depan, dengan catatan ada perbaikan sentimen dan stabilitas global. Volatilitas masih tinggi, tapi potensi rebound juga ada kalau sentimen membaik. Sektor real yang terintegrasi digital punya keunggulan, pungkas Wahyu.

Dengan banyaknya IPO yang akan berlangsung dan potensi rotasi sektor di tengah ketidakpastian global, Juli bisa menjadi bulan yang penuh peluang sekaligus risiko. Investor disarankan tetap selektif, berbasis data, dan tidak semata-mata mengejar momentum.(*)

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Desty Luthfiani

Desty Luthfiani seorang jurnalis muda yang bergabung dengan KabarBursa.com sejak Desember 2024 lalu. Perempuan yang akrab dengan sapaan Desty ini sudah berkecimpung di dunia jurnalistik cukup lama. Dimulai sejak mengenyam pendidikan di salah satu Universitas negeri di Surakarta dengan fokus komunikasi jurnalistik. Perempuan asal Jawa Tengah dulu juga aktif dalam kegiatan organisasi teater kampus, radio kampus dan pers mahasiswa jurusan. Selain itu dia juga sempat mendirikan komunitas peduli budaya dengan konten-konten kebudayaan bernama "Mata Budaya". 

Karir jurnalisnya dimulai saat Desty menjalani magang pendidikan di Times Indonesia biro Yogyakarta pada 2019-2020. Kemudian dilanjutkan magang pendidikan lagi di media lokal Solopos pada 2020. Dilanjutkan bekerja di beberapa media maenstream yang terverifikasi dewan pers.

Ia pernah ditempatkan di desk hukum kriminal, ekonomi dan nasional politik. Sekarang fokus penulisan di KabarBursa.com mengulas informasi seputar ekonomi dan pasar modal.

Motivasi yang diilhami Desty yakni "do anything what i want artinya melakukan segala sesuatu yang disuka. Melakukan segala sesuatu semaksimal mungkin, berpegang teguh pada kebenaran dan menjadi bermanfaat untuk Republik".