KABARBURSA.COM - Harga minyak dunia kini dalam tren bullish yang menonjol. Konflik di negara-negara produsen minyak menjadi salah satu faktor pendorongnya.
Menurut laporan dari Trading Economics, harga minyak WTI mengalami kenaikan sebesar 0,36 persen dalam 24 jam terakhir, mencapai US$ 86,52 per barel pada Kamis (11/4) pukul 16.00 WIB. Sedangkan harga minyak Brent juga mencatatkan kenaikan sebesar 0,38 persen, mencapai US$ 90,82 per barel.
Analis dari PT Finex Bisnis Solusi Future Brahmantya Himawan menyatakan bahwa saat ini harga minyak WTI dan Brent berada dalam jalur bullish yang kuat, mencapai level tertinggi dalam 5 bulan terakhir sejak Oktober tahun lalu. "Hal ini terjadi akibat dampak dari ketegangan geopolitik di negara-negara penyuplai minyak, termasuk Rusia dan Timur Tengah, yang memunculkan kekhawatiran akan gangguan pasokan minyak," katanya dikutip Kamis 11 April 2024.
"Pada hari yang sama, serangan Israel terhadap kedutaan Iran di Suriah telah memperkeruh situasi konflik dan memicu potensi eskalasi yang lebih luas," tambah Brahmantya.
Di samping itu, kata Brahmantya, anggota-anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) masih mempertahankan kebijakan pengurangan produksi minyak mereka, yang berdampak pada penurunan pasokan dan memberikan dampak positif terhadap kenaikan harga minyak. "Kondisi ekonomi yang membaik di China, salah satu pengimpor minyak terbesar setelah Amerika, juga turut mendukung harga minyak mentah," katanya.
Brahmantya memperkirakan bahwa dalam waktu dekat, harga minyak bisa mencapai US$ 90 per barel untuk WTI dalam semester ini, bahkan ada potensi mencapai US$ 90 atau bahkan US$ 95 per barel.
Meskipun demikian, dia juga mengamati adanya potensi koreksi jangka pendek, mengingat laporan dari Badan Informasi Energi AS yang mencatat peningkatan stok minyak mentah AS sebesar 3,2 juta barel. Dengan demikian, harga minyak WTI berpotensi mengalami koreksi sehat hingga US$ 81 per barel. "Hal ini tercermin dari pergerakan harga minyak WTI yang mengalami koreksi sebesar 0,10 persen dalam sepekan," pungkas Brahmantya.