KABARBURSA.COM - PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menggandeng sejumlah institusi terkemuka, seperti Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta, Universitas Padjadjaran, Universitas Sebelas Maret (UNS), Badan Usaha Milik Petani (BUMP) Pengayom Tani Sejagad, dan Kweni 5 Yogyakarta, untuk mengembangkan inovasi Carbon Saver yang mendukung pertanian berkelanjutan.
Inovasi ini diperkenalkan pada acara Panen Perdana Hilirisasi Formula Carbon Saver untuk Pertanian yang Berkelanjutan di Yogyakarta. Kolaborasi ini bertujuan untuk mengatasi sejumlah tantangan dalam sektor pertanian, dengan fokus pada pengurangan emisi karbon dan peningkatan hasil panen. Seperti dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa 3 Desember 2024.
Carbon Saver merupakan pembenah tanah yang dirancang untuk mengurangi pelepasan unsur karbon dari tanah. Produk ini juga mengandung nutrisi penting yang dibutuhkan tanaman. Semua kandungan dalam Carbon Saver bersifat organik, menjadikannya solusi yang relevan untuk mendukung industri pangan berkelanjutan.
Dedy Saptaria Rosa, VP Sustainability PT Bukit Asam Tbk, menjelaskan bahwa perusahaan memiliki komitmen kuat terhadap prinsip ESG (Environmental, Social, and Governance) untuk mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). "Dengan Energi Tanpa Henti, Bukit Asam berkomitmen menciptakan dampak positif untuk masyarakat. Melalui riset dan pengembangan teknologi ramah lingkungan seperti Carbon Saver ini, kami berharap industri pertanian akan menjadi lebih kompetitif, ramah lingkungan, dan mendukung swasembada pangan nasional," ujarnya.
Dr. Susila Herlambang, Ketua Tim Hilirisasi Carbon Saver, mengungkapkan rasa syukur atas tercapainya inovasi ini. Ia menambahkan, hilirisasi bukan hanya tentang pengolahan produk, tetapi juga tentang menciptakan dampak positif bagi masyarakat, ekonomi, dan lingkungan. "Carbon Saver membuka peluang bagi petani untuk mengurangi emisi karbon, meningkatkan hasil pertanian, dan menjaga kelestarian tanah. Saya mengajak semua pihak untuk bersinergi, berkolaborasi, dan mendukung hilirisasi produk ini demi terciptanya pertanian yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan," tegasnya.
Roy Ubaya, Desainer dan Kolaborator Program Pangan Berkelanjutan, menambahkan bahwa Carbon Saver adalah bagian dari Program Ruang Rural (Rumpun Pangan Berbasis Energi Terbarukan yang Ramah Lingkungan) Bukit Asam. "Formula Carbon Saver mengandung unsur pembenah tanah organik yang menyediakan ruang untuk penyimpanan karbon dalam tanah. Penggunaan bahan organik secara terus-menerus akan menghasilkan pangan dengan residu rendah, menciptakan generasi muda dan lingkungan yang sehat di masa depan," tutupnya.
Catatan Laba Bersih
Emiten tambang pelat merah PT Bukit Asam Tbk (PTBA) melaporkan peningkatan pendapatan dan kinerja operasional hingga periode keuangan yang berakhir pada 30 September 2024. PTBA membukukan laba bersih Rp3,23 triliun dan EBITDA Rp5,65 triliun triwulan III 2024.
Berdasarkan laporan keuangan, pencapaian laba bersih dan EBITDA anggota dari Holding BUMN Pertambangan MIND ID ini didukung oleh pendapatan yang meningkat 11 persen secara tahunan (year on year) menjadi Rp30,66 triliun. Total aset perusahaan per 30 September 2024 sebesar Rp40,15 triliun.
Pencapaian tersebut tak lepas dari kinerja operasional perseroan yang tumbuh positif pada triwulan III 2024. Total penjualan batu bara PTBA pada Januari-September tahun ini mencapai 31,28 juta ton, naik 16 persen secara tahunan. Ekspor batu bara PTBA pada periode ini sebesar 14,29 juta ton, atau naik 27 persen secara tahunan. Sebagai pembanding, penjualan ekspor pada periode yang sama tahun lalu sebesar 11,25 juta ton.
Sementara itu, realisasi Domestic Market Obligation (DMO) sebesar 16,98 juta ton, tumbuh 8 persen dibandingkan dengan triwulan III 2023 yang sebesar 15,76 juta ton. Adapun sampai dengan September 2024, produksi batu bara PTBA mencapai 32,97 juta ton atau tumbuh 3 persen secara tahunan. Realisasi angkutan dengan kereta api 26,42 juta ton, meningkat 11 persen secara tahunan.
Kinerja baik dapat dicapai meski terdapat berbagai tantangan, di antaranya koreksi harga batu bara dan fluktuasi pasar. Rata-rata indeks harga batu bara ICI-3 terkoreksi sekitar 14 persen secara tahunan dari USD86,32 per ton hingga triwulan III 2023 menjadi USD74,59 per ton sampai dengan triwulan III 2024. Sementara rata-rata indeks harga batu bara Newcastle terkoreksi 28 persen secara tahunan menjadi USD133,89 per ton sampai dengan triwulan III 2024, dari USD185,45 per ton hingga triwulan III 2023.
Oleh karena itu, PTBA terus berupaya memaksimalkan potensi pasar di dalam negeri serta peluang ekspor untuk mempertahankan kinerja baik. Perseroan juga konsisten mengedepankan cost leadership di setiap lini perusahaan, sehingga penerapan efisiensi secara berkelanjutan dapat dilakukan secara optimal. Hal ini tercermin dari penurunan cash cost per ton secara tahunan dari Rp853 ribu menjadi Rp835 ribu.
Selain itu, perseroan berharap agar pembentukan Mitra Instansi Pengelola (MIP) dapat segera terealisasi dan memberikan dampak baik bagi kinerja keuangan PTBA.
Transisi Energi PTBA
Transisi energi sedang berjalan di seluruh dunia. Pemerintah telah menargetkan net zero emission (NZE) pada 2060. PTBA pun memiliki visi menjadi perusahaan energi kelas dunia yang peduli lingkungan. Maka diversifikasi bisnis ke bidang energi baru dan terbarukan (EBT) dilakukan.
Pada 24 Oktober 2024, PTBA melakukan peluncuran Pilot Plant (pabrik percontohan) Wood Pellet dari Kaliandra Merah di Tanjung Enim, Sumatera Selatan. Pengembangan Wood Pellet yang merupakan bahan bakar campuran batu bara (co firing) di pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), ini merupakan kelanjutan dari program budidaya Kaliandra Merah untuk biomassa yang telah dimulai PTBA pada tahun 2023. Saat ini kapasitas produksi yang mampu dihasilkan dari Pilot Plant sebanyak 200 kg per jam.
Perseroan sejauh ini telah membangun PLTS di Bandara Soekarno-Hatta bekerja sama dengan PT Angkasa Pura II (Persero), yang sudah beroperasi penuh sejak Oktober 2020. PLTS tersebut berkapasitas maksimal 241 kilowatt-peak (kWp) dan terpasang di Gedung Airport Operation Control Center (AOCC).
Selain dengan Angkasa Pura II, PTBA juga bekerja sama dengan Jasa Marga Group untuk pengembangan PLTS di jalan-jalan tol. PLTS berkapasitas 400 kWp di Jalan Tol Bali-Mandara telah selesai dibangun dan diresmikan pada 21 September 2022. Perusahaan pun bekerja sama dengan PT Semen Baturaja Tbk (SMBR) dalam pembangunan PLTS berkapasitas 23,07 kWp yang mencapai tahap COD pada Juni 2023.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.