KABARBURSA.COM - PT PP (Persero) Tbk (PTPP) menyampaikan informasi penjualan seluruh saham atau divestasi pada PT Ultra Mandiri Telekomunikasi (UMT) kepada PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL).
Direktur Keuangan PTPP Agus Purbianto, melalui keterbukaan informasi, menjelaskan bahwa transaksi antara UMT, yang juga merupakan anak usaha dari PT PP Infrastruktur (PPIN), melepas kepemilikan saham sebesar 99,30 persen kepada MTEL.
Nilai transaksi divestasi kepemilikan seluruh saham anak usaha PTPP tersebut kepada MTEL, anak usaha yang dimiliki oleh PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), adalah sebanyak 42.570 lembar saham.
"Nilai transaksi itu setara dengan Rp645.450.000.000 atau Rp645,45 miliar," kata Agus, Rabu, 4 Desember 2024.
Lebih lanjut Agus menerangkan tujuan divestasi yang dilakukan oleh PTPP adalah sebagai upaya perseroan kembali pada back to core business dengan melakukan klastersiasi portofolio PPIN.
"Hal ini dalam rangka memperkuat bisnis utamanya pada sektor air atau sistem penyediaan air minum (SPAM) dan merampingkan portofolio investasi untuk mencapai keberlanjutan usaha," ungkapnya.
Sementara itu, ia juga menjelaskan sifat hubungan afiliasi dari pihak yang melakukan transaksi. Dari segi hubungan afiliasi dari kepemilikan saham terdapat hubungan afiliasi baik antara PTPP dengan PPIN dan UMT maupum TLKM dengan MTEL, sekaligus hubungan afiliasi antara pemerintah Republik Indonesia selaku pemegang saham controlling majority dari PTPP dan TLKM.
Sementara itu hubungan afiliasi dari segi kepengurusan, Agus menuturkan, pada tanggal diterbitkannya keterbukaan informasi ini, terdapat perwakilan perseroan yang menjabat sebagai dewan komisaris dan/atau direksi di PPIN.
PTPP Catat Kenaikan Laba Bersih
PTPP berhasil mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar Rp267,3 miliar pada Kuartal III 2024, naik 11,5 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya yang sebesar Rp239,7 miliar. Laba bersih per saham (EPS) perusahaan kini tercatat sebesar Rp43,11 per lembar.
Pendapatan perusahaan juga mengalami peningkatan signifikan, mencapai Rp14 triliun, naik 14,8 persen dibandingkan tahun lalu yang sebesar Rp12,2 triliun. Namun, laba kotor stagnan di angka Rp1,7 triliun, menunjukkan tantangan efisiensi operasional. Margin kotor tercatat di 12,1 persen, sementara margin EBITDA sebesar 7,9 persen dan margin bersih hanya 1,9 persen, menunjukkan profitabilitas yang terbatas.
Meskipun EBITDA mencapai Rp1,1 triliun, mengalami penurunan 8,3 persen secara tahunan, perusahaan menunjukkan efisiensi dengan mencatat rasio EBITDA terhadap biaya bunga sebesar 1,05 kali, di tengah total beban bunga yang mencapai Rp1,08 triliun.
Total aset PTPP mencapai Rp57,9 triliun pada Kuartal III 2024, dengan kas sebesar Rp3,07 triliun. Di sisi lain, total liabilitas mencapai Rp42,7 triliun, terdiri dari utang jangka pendek sebesar Rp25,15 triliun dan utang jangka panjang sebesar Rp17,55 triliun. Rasio utang terhadap ekuitas (Debt-to-Equity Ratio) tercatat tinggi di angka 2,81 kali, mencerminkan ketergantungan perusahaan pada pendanaan eksternal.
Dari sisi valuasi, rasio harga terhadap laba (PER) perusahaan berada di 10,25 kali, sementara rasio harga terhadap nilai buku (PBV) hanya 0,18 kali, mengindikasikan undervaluasi saham di pasar. Nilai buku per saham (BVPS) tercatat sebesar Rp2.452,69, dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp2,74 triliun.
Dengan rasio utang terhadap EBITDA sebesar 37,39 kali, PTPP menghadapi tantangan besar dalam pengelolaan utang. Namun, peningkatan pendapatan dan laba bersih menunjukkan adanya potensi pertumbuhan dari proyek infrastruktur strategis.
Harga saham PTPP saat ini berada di Rp442 per lembar, mencerminkan kepercayaan pasar terhadap kinerja perusahaan di tengah sentimen positif sektor konstruksi. Meski belum membagikan dividen, manajemen diharapkan terus meningkatkan efisiensi operasional untuk memperbaiki margin laba.
Dengan portofolio proyek yang solid, PTPP tetap menjadi salah satu emiten andalan di sektor konstruksi Indonesia, meskipun perlu memitigasi risiko beban bunga dan utang yang tinggi untuk menjaga keberlanjutan pertumbuhan jangka panjang.
Pergerakan Harga Saham PTPP
Harga saham PTPP mencatat kenaikan sebesar 1,58 persen pada perdagangan Rabu, 4 Desember 2024, di angka Rp386 per lembar saham. Kenaikan ini setara dengan tambahan 6 poin dibandingkan harga penutupan sebelumnya di Rp380.
Kinerja positif ini terjadi di tengah volume perdagangan yang tinggi, mencapai 5,77 juta lot, melampaui rata-rata volume perdagangan harian perusahaan yang tercatat sebesar 28,84 juta lot. Nilai transaksi hari ini tercatat sebesar Rp2,2 miliar dengan rata-rata harga perdagangan di Rp385 per saham.
Selama sesi perdagangan, saham PTPP bergerak di rentang Rp380 hingga Rp390 per saham. Posisi tertinggi yang dicapai hari ini, Rp390, masih berada jauh di bawah batas atas auto-rejection (ARA) sebesar Rp474, namun jauh di atas batas bawah auto-rejection (ARB) di Rp286.
Saham PTPP dibuka pada harga Rp380 dan menunjukkan tren penguatan sepanjang sesi perdagangan, didorong oleh sentimen positif di pasar. Lonjakan ini menunjukkan minat investor yang stabil terhadap saham emiten konstruksi milik negara tersebut.
Dengan 58 ribu lot diperdagangkan hari ini, saham PTPP menunjukkan adanya minat beli yang signifikan meskipun sektor konstruksi dihadapkan pada tantangan ekonomi domestik dan global. (*)