KABARBURSA.COM - PT PP (Persero) Tbk (PTPP) telah menyelesaikan jalan tol Kamal–Teluk Naga–Rajeg (Kataraja) seksi 1. Tol ini resmi dibuka untuk umum pada 9 Oktober 2025 dan digratiskan hingga 20 Oktober 2025.
Tol Kataraja seksi 1 menjadi penghubung utama antara Bandara Internasional Soekarno–Hatta dan kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK) 2.
Kehadiran tol ini diharapkan memperlancar mobilitas masyarakat, mempercepat distribusi logistik, serta membuka akses ekonomi baru di wilayah Tangerang Utara, khususnya Kosambi, Teluknaga, dan Rajeg.
Tol Kataraja atau Gate 1 Tol PIK 2 dibuka untuk mendukung penyelenggaraan Wonderful Indonesia Tourism Fair (WITF) 2025. Jalur ini beroperasi secara fungsional tanpa tarif pada 9 hingga 20 Oktober 2025 pukul 06.00–22.00 WIB.
Corporate Secretary PTPP, Joko Raharjo menyampaikan bahwa pembukaan tol ini merupakan momentum penting dalam memperkuat konektivitas nasional.
"Dibukanya Tol Kataraja Seksi 1 menjadi tonggak baru dalam pengembangan jaringan jalan yang menghubungkan bandara dengan kawasan ekonomi strategis di utara Jakarta," ujar dia dalam keterangannya, Selasa, 14 Oktober 2025.
Tol Kataraja seksi 1 sendiri terhubung langsung dengan Tol Prof. Dr. Sedyatmo di Jakarta Utara dan menjadi bagian awal dari jaringan tol Kataraja hingga Rajeg yang nantinya akan terkoneksi dengan Tol Serbaraja (Serpong– Balaraja).
Jalur ini akan menjadi alternatif baru pengurai kemacetan di koridor barat Jabodetabek, terutama ruas Jakarta–Merak, sekaligus memperkuat rantai pasok dan efisiensi logistik lintas provinsi.
PTPP Kunci Kontrak Rp15 Triliun, Pertambangan Dominan
PTPP mencatat perolehan kontrak baru senilai Rp15,28 triliun hingga Agustus 2025. Angka ini setara 53,6 persen dari target tahun berjalan, dengan porsi terbesar berasal dari proyek BUMN dan sektor pertambangan.
Kenaikan nilai kontrak baru PTPP mencapai Rp3,49 triliun atau 29,6 persen dibandingkan posisi Juli. Lonjakan ini ditopang sejumlah proyek baru, di antaranya Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Batam-1 berkapasitas 120 MW senilai Rp2,68 triliun, proyek pembangunan RSCM Jakarta Rp176,5 miliar, serta peningkatan kapasitas lajur Kejapanan–Gempol di ruas Tol Surabaya–Gempol Rp126,4 miliar.
Dokumen perusahaan menyebutkan sumber kontrak didominasi proyek BUMN dengan kontribusi 51,2 persen. Sektor swasta menyumbang 31 persen, sementara pemerintah 17,8 persen. Dari sisi jenis pekerjaan, proyek pertambangan menjadi motor utama dengan porsi 19,5 persen.
Di bawahnya terdapat proyek gedung 17,81 persen, pembangkit listrik 17,56 persen, jalan dan jembatan 15,81 persen, serta pelabuhan 15,26 persen. Sisanya berasal dari sektor minyak dan gas, irigasi, bendungan, bandara, dan industri.
Komposisi ini menandai fokus PTPP pada sektor energi dan logistik, dua bidang yang masih membutuhkan investasi besar dan berjangka panjang. Kontrak multi-tahun pada proyek energi dan infrastruktur transportasi juga memberi kepastian arus kas jangka menengah.
Corporate Secretary PTPP, Joko Raharjo, menyatakan capaian kontrak Agustus 2025 menunjukkan efektivitas strategi perusahaan dalam mengamankan proyek di tengah kondisi pasar konstruksi yang kompetitif.
“Kami terus berupaya menjaga momentum pertumbuhan melalui seleksi proyek yang berkualitas, penguatan sinergi dengan pemangku kepentingan, serta penerapan manajemen risiko yang terukur. Dengan kinerja yang solid hingga saat ini, kami optimis dapat mencapai target nilai kontrak untuk akhir 2025,” ujar Joko dalam keterangan resmi, dikutip Jumat, 12 September 2025.
PTPP saat ini memiliki tujuh lini bisnis terintegrasi, mulai dari jasa konstruksi, energi, properti, hingga EPC dan peralatan berat. Perusahaan juga mengadopsi sistem Building Information Modeling (BIM) dan ERP untuk memperkuat efisiensi proyek.
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.