KABARBURSA.COM – PT Petrosea Tbk (PTRO) memperkuat langkah transformasi dengan menandatangani non-binding term sheet untuk mengakuisisi mayoritas saham Singapore Bulk Plant & Logistics Pte. Ltd. (SBPL), kontraktor plant civil engineering, construction, dan maintenance berbasis Singapura.
Aksi ini menandai ekspansi penting setelah sebelumnya PTRO masuk ke bisnis offshore melalui akuisisi Hafar dan regional mining di Papua Nugini melalui HBS.
SBPL dikenal berpengalaman dalam proyek fasilitas kimia, terminal tangki, serta infrastruktur oil and gas darat. Beberapa proyek yang pernah ditangani termasuk piling dan civil di Pulau Bukom (eks Shell Eastern Petroleum, kini Aster Chemicals & Energy milik CAP/TPIA–Glencore), pembangunan instalasi pengolahan limbah cair (effluent treatment), hingga ekspansi terminal penyimpanan Stolthaven di Singapura.
Henan Putihrai Sekuritas dalam riset terbaru menyebutkan langkah ini dapat menjadi pilar baru Petrosea di kawasan Asia Pasifik.
“SBPL berpotensi menjadi pusat engineering, procurement, dan quality assurance berstandar internasional bagi PTRO di Singapura, Papua Nugini, dan Indonesia,” tulis HPS Research dalam laporannya, Rabu, 24 September 2025.
Dari sisi bisnis, kombinasi SBPL (onshore civil dan maintenance) dengan Hafar (offshore/EPCI) memperkuat positioning PTRO sebagai penyedia jasa terintegrasi darat dan laut. Model bisnis ini juga dinilai mampu meningkatkan mix margin perusahaan.
“Secara historis, margin proyek oil and gas, khususnya EPCI dan maintenance, lebih tinggi dibanding kontrak tambang tradisional,” jelas HPS Research.
Bagi investor, akuisisi ini membuka peluang tambahan recurring income dari kontrak maintenance dan shutdown pabrik yang berulang.
HPS Research memperkirakan potensi tambahan EBITDA bagi grup bisa mencapai USD8–15 juta per tahun pada 12–24 bulan setelah transaksi rampung, tergantung tingkat keberhasilan memenangkan proyek-proyek perawatan.
Fundamental PTRO juga tengah menunjukkan tren positif. Pada 2024, perseroan mencatatkan pendapatan sekitar USD690 juta dengan EBITDA USD106 juta.
Kinerja semester I 2025 yang diannualisasi menunjukkan pendapatan naik menjadi USD860 juta dengan EBITDA USD195 juta serta laba bersih sekitar USD36–38 juta. Backlog perusahaan saat ini mencapai lebih dari USD4,2 miliar, setara cakupan sekitar lima tahun pendapatan.
Dengan prospek margin yang membaik, recurring income baru, serta sinergi onshore–offshore yang semakin kuat, aksi akuisisi SBPL menjadi katalis positif bagi saham PTRO.
Bagi trader, kabar ini bisa membuka peluang sentimen jangka pendek, sementara bagi investor jangka menengah panjang, langkah ini memperkuat kualitas laba dan memperluas jaringan proyek Petrosea di kawasan regional. (*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.