KABARBURSA.COM - PT Petrosea Tbk (PTRO) tengah memasuki fase akselerasi strategis yang membuat saham ini semakin diperhatikan investor. Laporan riset Henan Putihrai Sekuritas (HPS) menyoroti bahwa blueprint keberhasilan PTRO di bisnis batubara kini mulai ditransfer ke mineral dan minyak & gas, sambil memperluas cakupan ke segmen offshore.
Dengan ekspansi yang merentang dari rantai pasok darat hingga ke laut, perusahaan dinilai memiliki peluang memperbesar margin sekaligus memperkuat valuasi.
Salah satu penggerak utamanya adalah kontrak besar yang sudah mengisi backlog PTRO. Perjanjian dengan Vale senilai hampir USD1 miliar untuk proyek nikel selama 10 tahun serta kontrak dengan BSL Rp3,5 triliun untuk pengupasan lapisan tanah (OB removal) menjadi tulang punggung pendapatan jangka panjang.
Total backlog grup mencapai lebih dari USD4,2 miliar, setara dengan visibilitas sekitar lima tahun, sehingga memberi ruang bagi manajemen untuk fokus pada eksekusi dan diversifikasi.
Secara kinerja, PTRO menunjukkan tren positif. Pendapatan tahun penuh 2024 tercatat sekitar USD668 juta dengan EBITDA USD139 juta. Memasuki semester I 2025, angka tahunan yang ditarik (annualized) melonjak menjadi USD860 juta dengan EBITDA USD195 juta serta laba bersih sekitar USD36–38 juta
. Margin EBITDA di atas 23 persen dan ROE di kisaran 15 persen menegaskan efisiensi operasional sekaligus daya saing PTRO di sektor jasa pertambangan dan energi.
Peluang margin yang lebih tinggi juga datang dari lini offshore, khususnya engineering, procurement, construction, and installation (EPCI) untuk pipelay, subsea, hingga penyediaan kapal pendukung seperti AHTS dan dredgers.
Ekosistem internal dari Grup Rajawali (RAJA) dan Barito menjadi sumber permintaan awal, mulai dari kebutuhan pipeline, jetty, hingga pemeliharaan. Dengan masuknya PTRO ke segmen ini, pendapatan bisa lebih terdiversifikasi dan risiko siklus batubara dapat ditekan.
Selain itu, PTRO juga menjadi kontraktor utama bagi INTAM di sektor emas. Skala proyek yang disebut-sebut setara 75 persen dari kapasitas Amman Mineral (AMMN) diyakini akan menambah kedalaman orderbook sekaligus meningkatkan utilisasi armada.
Di sisi lain, inovasi lewat skema Maharaja, di mana jasa dibayar menggunakan komoditas lalu ditradingkan, membuka peluang arus kas yang lebih cepat dan margin campuran yang lebih lebar.
Sentimen positif juga datang dari agenda perusahaan untuk meningkatkan free float hingga 35 persen tanpa melakukan rights issue. Skema yang disiapkan mencakup private placement, re-issue saham treasuri, hingga program ESOP/MSOP.
Langkah ini disiapkan untuk membuka jalan menuju indeks MSCI Global Standard, yang berpotensi menarik aliran dana pasif senilai USD60–80 juta. Masuknya PTRO ke dalam indeks global bukan hanya memperbaiki likuiditas perdagangan, tetapi juga menurunkan biaya modal dan mendorong re-rating valuasi.
Selain itu, Henan Putihrai Sekuritas memperkirakan harga saham PTRO berada di kisaran Rp7.400–8.100 secara konservatif, dengan skenario optimistis di atas Rp8.000 apabila katalis seperti kontrak INTAM, implementasi Maharaja, proyek offshore, serta eksekusi peningkatan free float berhasil diwujudkan.
Namun, risiko tetap ada, mulai dari fluktuasi harga komoditas, faktor cuaca, hingga tantangan eksekusi proyek. Meski demikian, HPS menilai diversifikasi ke mineral dan O&G, keberadaan backlog multi-tahun, serta disiplin alokasi modal dan armada mampu menjadi bantalan yang cukup kuat.
Singkatnya, rekomendasi HPS adalah positif dengan pandangan bahwa PTRO sedang berada pada jalur transformasi yang menjanjikan.
Kombinasi kontrak jumbo, diversifikasi sektor, inovasi skema pembayaran, serta agenda MSCI memberi landasan kuat bagi investor untuk mengantisipasi momentum margin yang lebih lebar dan peluang re-rating valuasi saham di tahun-tahun mendatang.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.