KABARBURSA.COM – Pasar modal mencatat aksi korporasi baru dari PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) terhadap anak usahanya PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU).
Dalam laporan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 19 Agustus 2025, RAJA mengumumkan penjualan 10 juta saham RATU yang dilakukan pada 14 Agustus lalu.
Transaksi tersebut terjadi di harga Rp6.000 per saham. Setelah aksi jual, kepemilikan RAJA di RATU turun tipis dari 69,996 persen menjadi 69,628 persen. Meski berkurang, RAJA tetap menjadi pengendali utama dengan porsi 1,890 miliar saham.
Manajemen RAJA menjelaskan bahwa penjualan sebagian saham dilakukan dalam rangka divestasi. “Tujuan dari transaksi ini adalah divestasi, dengan jenis saham yang dilepas merupakan saham biasa dengan kepemilikan langsung,” tulis Sekretaris Perusahaan RATU, Farah Fadilla, dalam laporan resmi.
Hal senada juga ditegaskan Direktur Utama RAJA, Djauhar Maulidi. Ia memastikan meskipun porsi kepemilikan sedikit menurun, posisi RAJA sebagai pengendali RATU tetap tidak berubah.
“RAJA tetap mempertahankan status sebagai pengendali di RATU sesuai ketentuan yang berlaku,” ujarnya dalam dokumen tersebut.
RATU, yang bergerak di sektor energi di wilayah Cepu, merupakan bagian penting dari ekosistem bisnis RAJA. Sejak melantai di Bursa Efek Indonesia, RATU berfokus pada pengembangan energi dengan melibatkan kepemilikan publik yang kian bertambah.
Dengan dominasi kepemilikan yang masih di atas 69 persen, RAJA tetap memiliki peran sentral dalam menentukan arah bisnis RATU. Pelepasan saham kali ini dipandang sebagai langkah penataan portofolio, sekaligus memberi kesempatan tambahan bagi investor publik untuk masuk.
Bagi pelaku pasar modal, pelepasan saham oleh pemegang mayoritas selalu menjadi perhatian. Harga transaksi Rp6.000 per saham dapat menjadi rujukan baru bagi valuasi pasar RATU.
Tambahan saham yang beredar berpotensi meningkatkan likuiditas RATU di bursa. Namun, dengan kepemilikan RAJA yang masih dominan, investor menilai arah strategi perusahaan tetap aman di bawah kendali induk.
“Penurunan kepemilikan dari 69,996 persen menjadi 69,628 persen tidak berdampak signifikan pada pengendalian perusahaan,” tulis manajemen RATU dalam laporan ke OJK. (*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.