Logo
>

RATU, DGWG, KSIX: Tiga IPO Pembuka 2025 dengan Prospek Menarik, Mau Beli?

Ditulis oleh Syahrianto
RATU, DGWG, KSIX: Tiga IPO Pembuka 2025 dengan Prospek Menarik, Mau Beli?

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Tiga emiten dari tiga sektor berbeda mulai menawarkan sahamnya atau initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis, 2 Januari 2025.

    Ketiga perusahaan yaitu PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU), PT Delta Giri Wacana Tbk (DGWG), dan PT Kentanix Supra International Tbk (KSIX) menawarkan prospek yang menarik di sektor yang berbeda, mulai dari energi, agribisnis, hingga properti.

    Ketiga emiten yang melakukan IPO ini menawarkan daya tarik tersendiri di sektor masing-masing. RATU membawa potensi pengelolaan sumber daya energi nasional, DGWG fokus pada agribisnis sebagai salah satu sektor vital perekonomian, sementara KSIX memanfaatkan momentum pertumbuhan sektor properti. Dengan latar belakang dan strategi bisnis yang berbeda, masing-masing emiten berupaya memaksimalkan peluang yang ada untuk menarik minat investor. Mari kita intip!

    RATU Kini Dampingi RAJA

    RATU atau PT Raharja Energi Cepu Tbk memasuki masa penawaran umum dalam rangkaian proses pelaksanaan IPO. RATU, anak perusahaan dari PT Rukun Raharja Tbk, yang berkode saham RAJA, melepas 543.010.800 saham biasa atas nama. Jumlah tersebut setara dengan 20 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO.

    Berdasarkan prospektus perseroan, penawaran saham terdiri atas dua komponen, yakni 190.053.800 saham baru (7 persen) dan 352.957.000 saham divestasi (13 persen) milik RAJA. Saham akan ditawarkan dengan rentang harga Rp900 hingga Rp1.150 per saham sehingga potensi dana yang dapat dihimpun dari IPO ini mencapai Rp624,4 miliar. Dari total tersebut, Rp218,5 miliar berasal dari saham baru, sementara Rp405,9 miliar dari saham divestasi.

    Dengan pelepasan 20 persen saham, valuasi perusahaan diperkirakan berada di kisaran Rp2,4 hingga Rp3,1 triliun. Namun, dari total dana IPO, RATU hanya akan menerima Rp171 hingga Rp218,6 miliar dari penerbitan saham baru, sementara sisa dana hasil divestasi, yaitu Rp317,7 hingga Rp405,9 miliar, akan diterima oleh induk usaha, RAJA.

    Hasil dana IPO akan digunakan untuk berbagai keperluan strategis. Sebagian besar dana, yakni sekitar Rp157,36 miliar, akan dipinjamkan kepada anak perusahaannya, PT Raharja Energi Tanjung Jabung (RETJ). Dana tersebut akan digunakan untuk memenuhi kewajiban pembayaran Cash Call kepada PetroChina International Jabung Ltd., yang merupakan bagian dari pengelolaan Blok Jabung.

    Selain itu, sebesar Rp34,96 miliar akan dialokasikan kepada perusahaan asosiasi PT Petrogas Jatim Utama Cendana (PJUC) untuk kebutuhan operasional, termasuk pembayaran Cash Call kepada ExxonMobil Cepu Ltd. dalam mengelola Blok Cepu. Sisanya akan digunakan untuk studi kelayakan dalam pengembangan proyek baru di sektor minyak dan gas.

    Untuk mengetahui lebih jauh mengenai RATU, Raharja Energi Cepu merupakan perusahaan investasi di sektor minyak dan gas, didirikan pada tahun 2006 dan telah berkembang menjadi salah satu pemain strategis dalam industri energi di Indonesia. Melalui portofolio asetnya yang berfokus pada Blok Cepu dan Blok Jabung, RATU memainkan peran penting dalam mendukung kebutuhan energi nasional sekaligus memberikan kontribusi signifikan pada sektor migas.

    Blok Cepu, salah satu aset utama yang dikelola oleh anak perusahaan RATU, PT Petrogas Jatim Utama Cendana (PJUC), memberikan RATU hak partisipasi sebesar 2,2423 persen. Dengan cadangan terbukti (P1) sebesar 841 juta barel minyak (MMBO) dan cadangan potensial sebesar 199 MMBO, Blok Cepu menjadi sumber energi yang sangat vital.

    Pada semester pertama tahun 2024, produksi minyak Blok Cepu mencapai 144 ribu barel per hari (MBOPD), menyumbang sekitar 25 persen dari total lifting minyak nasional.

    Sementara itu, melalui PT Raharja Energi Tanjung Jabung (RETJ), RATU memiliki hak partisipasi sebesar 8 persen di Blok Jabung. Blok ini menyimpan cadangan terbukti sebesar 17,2 MMBO dan cadangan potensial sebanyak 8,8 MMBO.

    Dalam enam bulan pertama 2024, Blok Jabung mencatat produksi harian sebesar 52 ribu barel setara minyak dan gas per hari (MBOEPD), berkontribusi sekitar 3,5 persen terhadap lifting minyak dan gas nasional.

    Kegiatan utama RATU meliputi eksplorasi, ekstraksi, serta penjualan minyak dan gas. Dengan fokus yang tajam pada efisiensi operasional dan keberlanjutan, perusahaan ini terus berupaya mengoptimalkan asetnya untuk menghasilkan energi berkualitas tinggi bagi Indonesia.

    Berdasarkan data dari Stockbit, valuasi market cap IPO RATU diperkirakan berada di 6,0–7,6x P/E 1H24 TTM dan 4,85–5,67x P/BV pasca-IPO. Jika dibandingkan dengan induk usahanya, RAJA, yang diperdagangkan di 23,8x P/E dan 4,6x P/BV, saham RATU terlihat lebih terjangkau dalam hal rasio P/E namun sedikit lebih mahal dari sisi P/BV.

    "Namun, jika dibandingkan dengan perusahaan sejenis seperti PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) dan PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG), valuasi RATU tergolong premium: MEDC diperdagangkan di 4,7x P/E dan 0,8x P/BV (per 9M24). ENRG diperdagangkan di 5,1x P/E dan 0,6x P/BV (per 9M24)," ujar Hendriko Gani, Investment Analyst Stockbit, dikutip Kamis, 2 Januari 2025.

    DGWG: Berkomitmen Dukung Sektor Agribisnis

    PT Delta Giri Wacana Tbk (DGWG) bersiap mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia melalui Penawaran Umum Perdana (IPO) yang menargetkan dana segar hingga Rp1,03 triliun.

    Perusahaan ini menawarkan sebanyak-banyaknya 1,67 miliar saham baru, setara dengan 25 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO, dengan harga penawaran di kisaran Rp420 hingga Rp620 per saham.

    IPO ini menandai langkah strategis DGWG untuk memperkuat struktur permodalannya, mendukung ekspansi bisnis, dan memenuhi kewajiban utang. Saham yang ditawarkan merupakan saham baru dengan nilai nominal Rp100 per saham. Dengan ini, perusahaan memberikan hak setara kepada pemegang saham baru, termasuk hak suara dalam RUPS, pembagian dividen, hingga hak atas saham bonus.

    Perseroan telah merinci alokasi dana yang akan digunakan setelah dikurangi biaya emisi, dengan fokus pada tiga sektor utama: pengembangan usaha, pemenuhan modal kerja, dan pelunasan sebagian utang. Berikut adalah rincian penggunaan dana:

    1. Penyertaan Modal ke Anak Perusahaan

      • PT Fertilizer Inti Technology (FIT): Sekitar 54,7 persen dana IPO akan dialokasikan ke FIT, di mana 82,3 persen di antaranya digunakan untuk pembelian bahan baku pupuk, seperti muriate of potash, ammonium chloride, hingga phosphate. Sisanya (17,7 persen) akan digunakan untuk melunasi sebagian pokok utang kepada PT Bank Permata Tbk.
      • PT Dharma Guna Wibawa (DGW): Sekitar 8,9 persen dari dana IPO akan disetorkan kepada DGW untuk melunasi utang kepada PT Bank CIMB Niaga Tbk, PT Bank Maybank Indonesia Tbk, dan PT Bank SMBC Indonesia Tbk.

    2. Modal Kerja dan Belanja Modal Perseroan

      • Sekitar 33,1 persen dana akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan bahan baku pestisida seperti paraquat, glyphosate, hingga methomyl oxime, serta belanja modal untuk pengembangan lini produksi tahap 2 di pabrik pestisida Cikande, Banten. Penambahan lini produksi ini direncanakan selesai pada 2026 dan mulai beroperasi pada awal 2027. Investasi ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas produksi untuk mendukung permintaan pasar yang terus bertumbuh. Selain itu, dana juga akan digunakan untuk membayar sebagian utang kepada PT Bank UOB Indonesia dan PT Bank CIMB Niaga Tbk.

    3. Penyertaan Modal ke PT Semesta Alam Sejati (SAS)

      • Sisa dana akan dialokasikan kepada SAS untuk kebutuhan pembelian bahan baku peralatan pertanian seperti sprayer, baterai, dan komponen lainnya. Proses pembelian bahan baku akan dilakukan secara ad hoc sesuai kebutuhan produksi.

    KSIX Manfaatkan Pertumbuhan Sektor Properti

    Yang terakhir, perusahaan yang bergerak di sektor pembangunan kawasan perumahan, PT Kentanix Supra International Tbk (KSIX) menawarkan sebanyak 320,67 juta saham baru, setara dengan 15 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh pasca-IPO. Dengan harga penawaran Rp312 hingga Rp468 per saham, perusahaan berpotensi meraih dana segar hingga Rp150 miliar.

    Dana hasil IPO ini direncanakan untuk digunakan secara strategis. Sekitar 59,42 persen dari total dana akan dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur, seperti perataan tanah (cut and fill) dan pembangunan rumah di proyek-proyek utama, termasuk Grand Nusa Indah, Adhigana – Grand Nusa Indah, serta proyek baru Adhigana - Perluasan. Sebanyak 27,84 persen lainnya akan disuntikkan ke anak usaha untuk pengembangan Vila Bogor Indah 6, sementara sisanya dialokasikan untuk biaya operasional, seperti pemasaran dan pemeliharaan proyek.

    Langkah Kentanix untuk go public hadir di tengah momentum positif sektor properti di Indonesia. Dukungan kebijakan pemerintah, seperti penerapan Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP), telah memberikan dorongan signifikan terhadap daya beli masyarakat. Insentif ini sangat membantu pembeli rumah pertama, terutama di segmen menengah.

    Menurut survei Knight Frank Indonesia, 73 persen pelaku industri percaya bahwa kebijakan ini berkontribusi positif terhadap pertumbuhan sektor properti. Hal ini tercermin dalam data Bank Indonesia yang mencatat kenaikan Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) sebesar 1,89 persen pada triwulan I 2024, dengan kenaikan tertinggi pada rumah tipe kecil sebesar 2,41 persen.

    Penjualan properti residensial di pasar primer juga menunjukkan lonjakan signifikan, tumbuh hingga 31,16 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Rumah tipe besar mencatatkan pertumbuhan tertinggi sebesar 48,51 persen, menggarisbawahi optimisme pasar terhadap properti di berbagai segmen.

    Meski prospek industri properti terlihat cerah, Kentanix dan pelaku industri lainnya tetap menghadapi tantangan. Kenaikan harga bahan bangunan, perizinan yang kompleks, dan suku bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang tinggi menjadi kendala utama. Namun, permintaan pasar yang tetap kuat terhadap proyek-proyek baru memberikan harapan bagi pertumbuhan yang berkelanjutan.

    “Kami percaya momentum ini adalah saat yang tepat untuk melangkah lebih jauh. Dengan dukungan IPO, kami berharap dapat meningkatkan kapasitas kami dalam menghadirkan hunian berkualitas bagi masyarakat,” ujar perwakilan manajemen Kentanix Supra International dalam keterangannya.

    Di tengah tren pertumbuhan sektor properti yang diperkirakan akan meningkat hingga 7 persen-10 persen pada 2024, Kentanix Supra International optimis bahwa IPO ini akan menjadi katalis utama bagi pencapaian target jangka panjang perusahaan. Dengan visi dan strategi yang kuat, Kentanix siap menjadi motor penggerak di industri properti Indonesia.

    Siapa Unggul: RATU, DGWG, KSIX?

    Berdasarkan analisis prospek dan valuasi, PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU) menjadi pilihan yang lebih menarik. Dengan eksposur pada aset strategis seperti Blok Cepu dan Blok Jabung serta kontribusi signifikan terhadap lifting minyak nasional, RATU menawarkan fundamental bisnis yang kuat di sektor energi.

    Meskipun valuasi IPO-nya cenderung premium dibandingkan perusahaan sejenis, potensi pertumbuhan yang didukung oleh peningkatan cadangan dan produksi menjadikan RATU memiliki prospek yang menjanjikan.

    Di sisi lain, DGWG dan KSIX menawarkan peluang menarik di sektor masing-masing, namun risiko yang lebih tinggi pada utang serta tantangan pasar properti dapat membatasi daya tariknya dibandingkan RATU. (*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.