KABARBURSA.COM - Saham PT Siloam International Hospital Tbk atau SILO sedang berada dalam posisi hijau. Per Rabu, 15 Januari 2025, saham SILO berada pada level Rp3.080, mencatat kenaikan sebesar 0,33 persen.
Berdasarkan data teknikal yang dipaparkan analis Rita Effendi, hari ini, tren harga saham ini menunjukkan pola sideways dengan kecenderungan bullish yang signifikan. Hal ini bisa dilihat dari posisinya yang stabil di atas tiga indikator moving average utama, yaitu MA50, MA100, dan MA200.
Ketiga indikator tersebut memberikan pertanda bahwa momentum pergerakan harga saat ini cukup solid dan mendukung peluang kenaikan lebih lanjut.
Dalam jangka pendek, harga saham SILO masih bergerak dalam fase konsolidasi, dengan support yang kuat di level Rp3.050. Area ini menjadi batas psikologis penting yang memberikan perlindungan terhadap kemungkinan koreksi yang lebih dalam.
Secara teknikal, level support ini menjadi fondasi bagi investor yang mempertimbangkan langkah akumulasi.
"Ada potensi keuntungan juga terlihat menarik, dengan target harga pertama (TP1) berada di level Rp3.100, disusul oleh target harga kedua (TP2) di Rp3.200," tulis Rita dalam paparannya.
Kedua target ini memberikan ruang apresiasi yang cukup baik dalam konteks tren yang cenderung menguat. Namun, investor tetap perlu mewaspadai level stop-loss (SL) yang direkomendasikan untuk membatasi risiko, yakni pada Rp3.050 untuk SL1 dan Rp3.000 untuk SL2.
Dari data teknikal ini, Rita merekomendasikan beli pada saham SILO.
Akuisisi Rumah Sakit First REIT
Kenaikan tipis pada harga saham SILO ini terjadi di tengah rencana akuisisi Rumah Sakit First REIT. Siloam memang hendak menambah portofolio aset rumah sakit, di mana rencana tersebut dilakukan melalui nota kesepahaman awal yang tidak mengikat pada 13 Januari 2025 (LOI) kepada First REIT Management Limited.
Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) diketahui bahwa First REIT Management Limited di sini kapasitasnya sebagai manajer dari First Real Estate Investment Trust (First REIT) dan manajer dari First REIT.
Sebagai penyewa eksisting dan operator dari portofolio rumah sakit yang dikelola oleh First REIT, Siloam telah memiliki pemahaman mendalam mengenai aset-aset tersebut. Dengan pengalaman operasional yang solid, akuisisi ini tidak hanya menjadi langkah logis tetapi juga strategis untuk memperluas kendali dan fleksibilitas operasional perseroan. Akuisisi ini juga menegaskan komitmen Siloam dalam memberikan pelayanan kesehatan berkualitas tinggi di Indonesia.
Meskipun nilai transaksi belum diumumkan secara resmi, Siloam menyatakan bahwa rencana ini diharapkan membawa dampak positif secara jangka panjang bagi pertumbuhan bisnis perusahaan. Melalui penguasaan penuh atas aset-aset tersebut, Siloam berencana meningkatkan efisiensi operasional dan memaksimalkan manfaat dari properti yang saat ini mereka kelola.
Langkah ini selaras dengan visi jangka panjang perusahaan untuk mendukung kebutuhan kesehatan masyarakat yang terus berkembang, sekaligus memperluas jejak operasional ke daerah-daerah yang memiliki potensi pertumbuhan tinggi. Dengan portofolio yang kuat, dukungan teknologi terkini, dan tim medis yang kompeten, Siloam menunjukkan ambisi untuk tetap menjadi motor penggerak dalam transformasi layanan kesehatan di Indonesia.
Rencana akuisisi ini juga mencerminkan kepercayaan perseroan terhadap prospek industri kesehatan di Indonesia, terutama di tengah meningkatnya kebutuhan akan layanan kesehatan yang berkualitas. Dengan sinergi antara visi strategis dan eksekusi rencana ini, Siloam optimis dapat memperkuat keberlanjutan pertumbuhan bisnisnya, sekaligus meningkatkan kontribusi kepada masyarakat.
Aset First REIT
Dalam laporan tahunan First REIT tahun 2023, grup tersebut mencatat bahwa Siloam adalah penyewa terbesarnya.
Sementara, Corporate Secretary Sr. GM SILO Ratih Hadiwinoto, menjelaskan apabila keseluruhan nilai transaksi ini masuk kategori transaksi material berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No. 17/POJK.04/2020 tentang Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha. Dalam
hal ini, perseroan akan memastikan bahwa semua persyaratan yang tercantum dalam regulasi tersebut dipenuhi dengan baik. Ini merupakan langkah antisipatif dan SILO menunjukkan komitmen penuh terhadap aspek transparansi dan kepatuhan terhadap kerangka hukum yang telah ditetapkan.
Ratih juga menambahkan, bahwa transaksi ini tidak dapat dikategorikan sebagai transaksi afiliasi berdasarkan POJK No. 42/POJK.04/2020 tentang Transaksi Afiliasi dan Transaksi Benturan Kepentingan. Hal ini disebabkan karena SILO dan First REIT bukan merupakan pihak yang memiliki hubungan afiliasi sebagaimana yang didefinisikan dalam regulasi tersebut.
Dengan demikian, pelaksanaan rencana ini dapat dilakukan tanpa menghadapi kendala hukum yang biasanya menyertai transaksi afiliasi.
Sebagai bagian dari strategi pertumbuhan jangka panjang, Siloam optimistis bahwa langkah pengambilalihan aset ini akan memperkuat posisi perseroan sebagai penyedia layanan kesehatan terkemuka.
Melalui kepemilikan langsung atas portofolio ini, SILO berharap dapat meningkatkan efisiensi operasional sekaligus memperluas cakupan pelayanan kesehatan yang berkualitas bagi masyarakat di Indonesia.(*)
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisis saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, sehingga KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.