Logo
>

Rekomendasi Hold untuk PTBA, Dividen Tetap Menjanjikan

Pendapatan PTBA tercatat mencapai Rp12 triliun, yang menandakan adanya pertumbuhan sebesar 13 persen.

Ditulis oleh Yunila Wati
Rekomendasi Hold untuk PTBA, Dividen Tetap Menjanjikan
PT Bukit Asam Tbk (PTBA). Foto: Dokumentasi Perusahaan

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - PT Bukit Asam, dengan kode saham PTBA, terus mempertahankan posisi yang kuat di industri batu bara Indonesia meskipun menghadapi tantangan dalam beberapa metrik keuangan pada tahun fiskal (FY) 2024. 

    Perusahaan mencatatkan pendapatan sebesar Rp42,8 triliun untuk tahun 2024 (FY24), yang menunjukkan adanya kenaikan sebesar 11 persen dibandingkan dengan tahun 2023 (FY23) yang tercatat sebesar Rp38,5 triliun. 

    Kinerja perusahaan di kuartal IV juga patut diperhatikan. Pendapatan PTBA tercatat mencapai Rp12 triliun, yang menandakan adanya pertumbuhan sebesar 13 persen secara tahunan dan 10 persen dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. 

    Kinerja solid ini didorong oleh kenaikan volume penjualan batu bara yang mencapai 16 persen menjadi 42,9 juta ton, dibandingkan dengan 37 juta ton pada FY23. Namun, meskipun ada peningkatan volume penjualan, harga jual rata-rata (ASP) batu bara turun menjadi Rp980.979 per ton, mengalami penurunan sebesar 4,5 persen dibandingkan dengan Rp1,03 juta per ton pada FY23.

    Produksi batu bara juga mencatatkan angka rekor pada FY24, dengan PTBA menghasilkan 43,3 juta ton batu bara, yang berkontribusi signifikan terhadap pertumbuhan perusahaan. Selain itu, volume transportasi batu bara tercatat mencapai 38,2 juta ton sepanjang tahun. 

    Meskipun ada kinerja operasional yang positif, PTBA mengalami penurunan laba bersih yang turun menjadi Rp5,1 triliun pada FY24, turun 16 persen dibandingkan dengan Rp6,1 triliun pada tahun sebelumnya. 

    Penurunan profitabilitas ini tercermin dalam penurunan margin laba bersih, yang turun menjadi 11,9 persen dari 16 persen pada FY23. EBITDA perusahaan juga turun 14 persen secara tahunan, menjadi Rp14 triliun dari Rp16,7 triliun pada FY23, yang mengakibatkan penurunan margin EBITDA menjadi 34 persen, turun dari 43 persen pada FY23.

    Rekomendasi Hold untuk PTBA

    Mengingat kinerja keuangan yang beragam ini, analis Kiwoom Sekuritas Ali Alatas memberikan rekomendasi “HOLD” untuk saham PTBA, dengan menurunkan target nilai wajar untuk 12 bulan ke depan menjadi IDR 3.100 per saham, turun dari target sebelumnya yang sebesar Rp3.370. 

    Penurunan target harga ini mencerminkan rasio price-to-earnings (P/E) sebesar 6,65x dan price-to-book value (PBV) sebesar 1,42x, yang menunjukkan bahwa meskipun perusahaan tetap menguntungkan, valuasi saham mungkin telah mencapai titik jenuh dalam waktu dekat.

    Ke depan, PTBA menargetkan produksi yang ambisius untuk FY25, terutama dalam hal volume produksi. Namun, ada beberapa faktor yang dapat menjadi risiko bagi prospek perusahaan, seperti pelambatan ekonomi global, fluktuasi harga batu bara, dan dampak potensial dari penguatan rupiah. 

    Selain itu, transisi energi yang sedang berlangsung dan perubahan kebijakan pemerintah terkait sektor energi juga dapat mempengaruhi prospek jangka panjang perusahaan. 

    Meskipun demikian, PTBA diperkirakan akan tetap mempertahankan imbal hasil dividen yang solid, dengan estimasi imbal hasil sebesar 8 persen pada FY2025 dan 7,5 persen pada FY2026, dengan asumsi rasio pembayaran dividen sebesar 50 persen dari laba perusahaan.

    Secara keseluruhan, kinerja produksi PTBA yang kuat dan pertumbuhan pendapatan yang solid menunjukkan posisinya sebagai pemain utama di sektor batu bara, namun risiko eksternal yang ada dan penurunan metrik profitabilitas menunjukkan perlunya kehati-hatian bagi para investor. 

    Seiring perusahaan menghadapi tantangan dalam lingkungan ekonomi global yang penuh ketidakpastian, kemampuannya untuk beradaptasi dengan kondisi pasar dan mewujudkan target produksi yang ambisius untuk FY25 akan sangat menentukan arah perkembangan perusahaan di masa depan.

    Gandeng PGN Capai Target Produksi

    PT Bukit Asam Tbk atau PTBA terus memperkuat komitmennya dalam mendukung program hilirisasi batu bara yang digalakkan pemerintah. Salah satu langkah strategis yang baru-baru ini diambil adalah menjalin kerja sama dengan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) dalam mengembangkan proyek pengubahan batu bara menjadi Substitute Natural Gas (SNG), sebuah bentuk gas sintetis yang berpotensi menjadi sumber energi alternatif pengganti gas alam.

    Penandatanganan nota kesepahaman atau MoU antara kedua BUMN energi tersebut menjadi penanda dimulainya kolaborasi yang masih berada pada tahap awal. 

    Menurut Direktur Pengembangan Usaha PTBA Rafli Yandra, pengembangan proyek ini belum bisa dipastikan jadwal pelaksanaannya karena masih menunggu kesiapan kedua belah pihak. Ia menekankan bahwa proyek ini saat ini masih berada pada tahap kajian teknis dan finansial oleh tim dari PTBA dan PGN.

    Rafli menjelaskan bahwa inisiatif ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang PTBA dalam monetisasi cadangan batu bara yang sangat besar. Ia menilai bahwa hanya mengandalkan penjualan batu bara mentah ke pasar tidak cukup untuk mencapai percepatan pertumbuhan yang diharapkan. 

    Oleh karena itu, PTBA berupaya memaksimalkan nilai tambah dari komoditas batu bara melalui berbagai proyek hilirisasi, termasuk gasifikasi menjadi SNG, yang berada di luar proyek konversi batu bara menjadi Dimethyl Ether (DME) yang sebelumnya telah digarap.

    Lebih jauh, PTBA juga menggandeng berbagai lembaga riset dan akademisi dalam upaya hilirisasi ini. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) serta Universitas Gadjah Mada (UGM) turut dilibatkan dalam pengembangan teknologi baru, yang tidak hanya terbatas pada DME dan SNG, tetapi juga mencakup pengembangan Artificial Graphite, material yang sangat dibutuhkan dalam industri baterai dan kendaraan listrik.

    Rafli menegaskan bahwa PTBA tetap sejalan dengan arah kebijakan pemerintah dalam mendorong hilirisasi dan menjaga ketahanan energi nasional. Hal ini juga berkaitan erat dengan visi Presiden Prabowo Subianto yang menempatkan hilirisasi sebagai salah satu pilar penting dalam transformasi ekonomi Indonesia. 

    Pemerintah melalui Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) akan memberikan dukungan pendanaan terhadap berbagai proyek hilirisasi strategis.

    Dari sisi kebijakan, pemerintah telah menyiapkan rencana ambisius dengan total nilai investasi luar biasa. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyampaikan bahwa terdapat potensi proyek investasi hingga USD618 miliar atau sekitar Rp8.892 triliun di sektor hilirisasi. 

    Namun pada tahap awal, pemerintah akan memfokuskan pada pelaksanaan 21 proyek utama dengan nilai investasi mencapai USD45 miliar. Proyek-proyek ini mencakup berbagai sektor strategis dan akan dikelola secara terintegrasi melalui Danantara, sebagai badan pengelola investasi yang baru dibentuk untuk mempercepat transformasi industri nasional.

    Kolaborasi PTBA dan PGN menjadi salah satu contoh konkret bagaimana sinergi antar-BUMN dapat mempercepat realisasi hilirisasi dan mengurangi ketergantungan terhadap ekspor bahan mentah. Dengan langkah ini, Indonesia tidak hanya berupaya menciptakan nilai tambah di dalam negeri, tetapi juga memperkuat posisi sebagai pemain penting dalam rantai pasok energi global yang lebih bersih, berkelanjutan, dan berdaya saing tinggi.(*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79