KABARBURSA.COM - IHSG menutup pekan dengan koreksi tipis 0,23 persen ke level 7.867, menyisakan jejak tekanan jual yang kian terasa di akhir sesi.
Dari kacamata gelombang, pasar berada di persimpangan. Skenario terburuk mengindikasikan indeks telah menuntaskan wave [b] dari wave 2 atau wave 4 (label hitam/merah) dan rawan melanjutkan penurunan ke wave [c] menuju 7.233–7.534.
Namun, ada pula skenario “biru” yang lebih bersahabat, yaitu koreksi cenderung dangkal untuk menguji 7.729–7.772 sebelum kembali menguat ke 8.008–8.102.
Area 7.781 dan 7.680 menjadi penopang yang perlu dijaga agar tekanan tidak berubah menjadi tren turun baru, sementara 7.943 dan 8.008 adalah rintangan psikologis yang, jika ditembus dengan volume memadai, bisa memantik reli lanjutan.
Dalam lanskap itu, menurut MNC Sekuritas pasar pekan depan kemungkinan masih diwarnai trading berbasis level. Pelaku pasar akan menakar apakah pelemahan belakangan ini sekadar jeda napas atau awal dari koreksi yang lebih luas.
Volatilitas bisa meningkat saat indeks menguji rentang 7.729–7.772. Kegagalan bertahan di atas 7.781 membuka ruang uji 7.680, sementara pantulan yang solid berpeluang mengantar indeks menatap kembali 7.943 hingga 8.008.
Di sisi sektoral, beberapa saham mencuri perhatian. Adaro Minerals (ADMR) terkoreksi ke 1.025 dengan volume jual menonjol dan masih tertekan klaster MA20–MA60.
Secara siklikal, posisinya diperkirakan memasuki awal wave [b] dari wave B, fase yang lazim diisi pullback sebelum tren menengah melanjut. Zona 990–1.020 menjadi area yang kerap dibidik untuk akumulasi bertahap, dengan proyeksi pemulihan menuju 1.110–1.145 apabila tekanan mereda dan batu bara mendapat sentimen pendukung.
Surya Esa Perkasa (ESSA) justru menampilkan nada berbeda. Harga menanjak 2,54% ke 605 dengan volume beli membaik dan masih bertahan di atas MA60. Ini konsisten dengan struktur wave [c] yang cenderung mendorong harga ke target yang lebih tinggi; area 575–600 menjadi penyeimbang alami untuk menarik minat beli, dengan potensi lanjutan ke 660–695 ketika momentum bertahan.
GOTO Bergerak Datar, ADMR Berpotensi Pullback
GoTo (GOTO) bergerak datar di 59 dengan volume beli terjaga, tetapi price action masih sideways. Selama 56 dapat dijadikan palung pengaman, konstruksi gelombang mengarah ke awal wave (iii), fase yang biasa diikuti percepatan jika rintangan awal terlewati.
Penutupan di atas 59 yang berlanjut ke 62–65 akan menjadi konfirmasi bahwa minat risiko pada segmen teknologi/ekosistem digital belum padam.
Dari infrastruktur energi, Rukun Raharja (RAJA) menguat tipis ke 2.710 dengan peningkatan volume dan penutupan di atas MA20. Pola ini sejalan dengan awal wave [v] dari wave A yang lazimnya menghadirkan dorongan akhir sebelum konsolidasi baru.
Zona 2.640–2.690 menarik untuk memantau reaksi beli, sementara penembusan meyakinkan bisa mengantar harga menatap 3.000 hingga 3.200.
Garis besarnya, konfigurasi teknikal IHSG pekan depan masih bertumpu pada disiplin di area dukungan 7.781–7.680 dan konfirmasi di 7.943–8.008. Jika skenario pendek “biru” yang terjadi, reli selektif berpeluang berlanjut dengan saham-saham seperti ESSA dan RAJA sebagai kandidat momentum.
Sementara, ADMR berpotensi memberikan peluang setelah pullback mereda dan GOTO menunggu katalis untuk keluar dari pola mendatar. Namun bila indeks gagal bertahan di atas 7.781 dan tekanan jual mengemuka kembali, pasar berisiko memasuki fase [c] yang lebih dalam menuju 7.534, bahkan 7.233, sebelum dukungan kuat kembali terbentuk.
Dalam kondisi dua arah seperti ini, manajemen risiko dan kesabaran menunggu konfirmasi level menjadi kunci, sembari memanfaatkan rotasi sektor yang masih dinamis di tengah sentimen makro yang naik-turun.(*)