Logo
>

Reli Saham RAJA Capai Puncak: Saatnya Lepas atau Masih Layak Dipegang?

Saham RAJA naik lebih dari 5 persen dan sudah melesat 4.200 persen dalam lima tahun. Namun valuasi kini dinilai terlalu tinggi, investor disarankan waspada ambil untung.

Ditulis oleh Yunila Wati
Reli Saham RAJA Capai Puncak: Saatnya Lepas atau Masih Layak Dipegang?
PT Rukun Raharja Tbk (RAJA). (Foto: Dok Perusahaan)

KABARBURSA.COM – Pergerakan saham RAJA (Rukun Raharja Tbk) pada perdagangan Rabu, 8 Oktober 2025, terlihat tampak gesit. Saham melesat 5,50 persen atau 275 poin dan menancapkan mahkotanya di level 5.275.

Harga ini tentu saja sudah berada di atas harga wajar RAJA. Bagi investor yang sudah memegang kendali, ada banyak cuan yang diperoleh. Pertanyaannya, apakah ini waktu tepat untuk melepas saham atau RAJA masih layak untuk dipegang?

Kenaikan saham RAJ) hari ini menambah daftar panjang reli spektakuler emiten energi ini sepanjang 2025. Dalam enam bulan terakhir saja, harga sahamnya sudah melonjak sekitar 167,7 persen, sementara secara tahunan kenaikannya mencapai 221,6 persen. 

Dengan performa sebesar itu, wajar bila banyak investor kini mulai bertanya-tanya, apakah saham ini masih punya ruang naik atau justru sudah saatnya dikunci keuntungannya.

Dari sisi fundamental, data keuangan terbaru memperlihatkan kinerja yang solid namun dengan valuasi yang mulai “panas”. Rasio price to earnings (PER) RAJA kini mencapai 61,29x, jauh di atas median PER IHSG yang hanya 9x. 

Angka ini berarti bahwa investor membayar harga lebih dari 60 kali lipat laba bersih tahunan perusahaan untuk setiap lembar sahamnya. Ini menjadi valuasi yang sangat tinggi untuk ukuran emiten energi. 

Price to book value (PBV) juga berada di 7,43x, menunjukkan harga saham sudah jauh di atas nilai buku aktual per saham yang sebesar Rp710. Artinya, pasar memberi premi besar terhadap prospek pertumbuhan RAJA, namun sekaligus menandakan risiko overvalued yang signifikan jika pertumbuhan laba tidak lagi secepat tahun sebelumnya.

Secara kinerja, RAJA memang mencatat laba bersih Rp364 miliar (TTM) dengan margin bersih 7,52 persen. Hal ini didukung pendapatan Rp4,16 triliun dan pertumbuhan tahunan yang positif. Namun jika ditelusuri lebih dalam, pertumbuhan laba bersih justru melambat, turun 33,46 persen YoY, meskipun pendapatan masih naik tipis 1,46 persen. 

Di sisi lain, rasio hutang masih cukup aman dengan debt-to-equity ratio 0,78 dan current ratio 2,04. Artinya, RAJA masih memiliki likuiditas yang sehat dan kemampuan melunasi kewajiban jangka pendek tanpa masalah.

Dari perspektif arus kas, RAJA mencatat free cash flow positif sebesar Rp364 miliar, yang relatif stabil, namun kapitalisasi pasar yang kini mencapai Rp22,298 triliun membuat valuasinya tampak terlalu tinggi untuk level profitabilitas tersebut. 

Secara teoritis, dengan asumsi pertumbuhan laba 10–15 persen per tahun dan required rate of return 10 persen, estimasi harga wajar RAJA berkisar antara Rp3.800–Rp4.200 per saham. Artinya, harga sekarang di area Rp5.200–Rp5.300 sudah berada di atas nilai intrinsik, dan potensi upside jangka pendek menjadi terbatas.

Masih Ada Pola Momentum Rally yang Kuat

Dari sisi teknikal, kenaikan tajam dalam beberapa pekan terakhir menunjukkan pola momentum rally yang kuat, di mana banyak trader memanfaatkan euforia sektor energi dan infrastruktur gas. Namun reli semacam ini jarang berlangsung lama tanpa jeda. 

Secara psikologis, area Rp5.000–Rp5.200 kini menjadi titik resistensi penting; jika harga gagal menembus konsisten ke atas Rp5.300, potensi koreksi ke Rp4.600–Rp4.800 cukup besar seiring aksi ambil untung (profit taking) dari investor yang sudah menikmati keuntungan besar. 

Volume transaksi yang terus meningkat juga memperkuat dugaan bahwa sebagian pelaku pasar besar mulai melakukan distribusi perlahan.

Amankan Keuntungan atau Tahan?

Untuk investor yang sudah memegang RAJA sejak di bawah Rp3.000, kondisi saat ini merupakan momen ideal untuk mengamankan keuntungan sebagian. Menjual sebagian posisi di atas harga wajar memungkinkan pengelolaan risiko tanpa kehilangan peluang jika tren naik berlanjut. 

Sebaliknya, bagi investor baru, membeli di level sekarang memiliki risiko tinggi karena valuasi sudah melampaui fundamentalnya. Langkah yang lebih bijak adalah menunggu koreksi ke kisaran Rp4.200–Rp4.400 untuk mulai masuk kembali secara bertahap jika harga stabil di area tersebut.

Bagi investor jangka panjang, RAJA masih layak untuk di-hold sebagian mengingat fundamental bisnisnya cukup sehat, terutama di lini transmisi dan distribusi gas alam yang terus berkembang di bawah program energi nasional. 

Namun, dengan PER di atas 60x dan yield dividen hanya 1,14 persen, saham ini kini lebih cocok dikategorikan sebagai saham pertumbuhan (growth stock) yang sensitif terhadap perubahan sentimen pasar dan fluktuasi harga energi global.

Kesimpulannya, RAJA kini berada di fase euforia valuasi. Fundamentalnya mendukung, tetapi harga pasar sudah lebih cepat naik daripada potensi pertumbuhan riilnya. Bagi yang sudah cuan besar, realisasikan sebagian keuntungan di area Rp5.000–Rp5.200 adalah langkah rasional. 

Untuk investor baru, lebih baik menunggu koreksi sehat sebelum masuk kembali, karena ruang kenaikan mulai terbatas sementara risiko koreksi jangka pendek justru meningkat.(*)

Disclaimer:
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Yunila Wati

Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79