KABARBURSA.COM - Saham PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) tengah berada di persimpangan yang menarik menjelang rencana pembelian kembali saham (buyback) senilai maksimal Rp200 miliar.
Meski mayoritas analis masih memberi rekomendasi beli dengan target harga rata-rata Rp818, pergerakan harga di pasar justru masih tertahan di kisaran Rp600. Kondisi ini menimbulkan pertanyaan, apakah rencana buyback mampu mengubah arah teknikal jangka pendek saham menara terbesar di Indonesia ini.
Pada perdagangan Senin pagi, 8 September 2025, saham TOWR ditutup di level Rp600 dan kemudian menguat tipis ke Rp610, dengan pergerakan intraday yang cukup sempit antara Rp605 hingga Rp625. Nilai transaksi tercatat Rp13,4 miliar dengan volume 217 ribu lot, yang menunjukkan likuiditas tetap terjaga meski tekanan jual masih terasa.
Buyback yang akan berlangsung mulai 4 September hingga 3 Desember 2025 diharapkan dapat menjaga stabilitas harga, sekaligus memberikan sinyal kepercayaan diri manajemen di tengah volatilitas pasar.
Dari sisi teknikal harian, TOWR menunjukkan gambaran yang agak kontras. Indikator moving average menampilkan kecenderungan netral, dengan enam sinyal beli dan enam sinyal jual. MA5 dan MA50 masih memberi ruang positif karena harga berada di atas rata-ratanya, namun MA10, MA20, dan MA200 menunjukkan tekanan jual yang belum reda.
Ini menandakan saham berada di fase tarik-menarik antara minat akumulasi jangka pendek dan resistensi tren menengah.
Indikator momentum pun tidak memberikan gambaran yang solid. Relative Strength Index (RSI) berada di level 48, mendekati zona netral, yang menandakan pasar belum condong ke arah jenuh beli atau jenuh jual.
Namun, stochastic oscillator menunjukkan sinyal jual di level 22, sementara stochastic RSI bahkan turun hingga 19. Hal ini mengindikasikan kondisi oversold.
Di sisi lain, MACD masih mencatat sinyal beli tipis, meski indikator lain seperti ADX, Williams %R, dan Ultimate Oscillator condong ke sinyal jual. Kombinasi ini memperlihatkan pasar masih ragu, dengan kecenderungan tekanan jual lebih dominan, meski peluang rebound teknikal belum sepenuhnya tertutup.
Saham Bergerak liar, Pasar Tunggu Realisasi Buyback
Dari kacamata volatilitas, Average True Range (ATR) di level 30 mengindikasikan pergerakan harga yang masih cukup liar untuk ukuran saham berkapitalisasi besar. Pivot point klasik menempatkan level support terdekat di Rp594, dengan resistance kuat di Rp609 hingga Rp617.

Level ini sejalan dengan pergerakan intraday terakhir, di mana saham sempat tertahan di Rp625 sebagai titik tertinggi. Jika harga mampu menembus area Rp617–Rp624 dengan dukungan volume besar, maka jalan menuju Rp650 kembali terbuka.
Namun, bila gagal bertahan di atas Rp594, risiko koreksi menuju Rp587 bahkan Rp579 masih membayangi.
Menjelang realisasi buyback, pasar tampaknya menunggu kepastian eksekusi sebagai pemicu sentimen baru. Kenaikan EPS yang diproyeksikan dari 33,17 menjadi 33,37 memang hanya tipis, tetapi aksi korporasi ini lebih dimaknai sebagai komitmen manajemen menjaga stabilitas harga.
Secara teknikal, saham TOWR kini berada di area konsolidasi dengan tekanan jual yang lebih dominan, namun buyback berpotensi menjadi katalis untuk mengangkat harga keluar dari zona stagnasi.
Bagi investor jangka pendek, volatilitas harian memberi peluang trading di kisaran support Rp594 dan resistance Rp617. Namun untuk jangka menengah, keberhasilan buyback mengerek minat pasar akan menjadi kunci apakah harga bisa bergerak mendekati konsensus target analis di atas Rp800, atau justru tertahan lebih lama di level psikologis Rp600.
Dalam situasi seperti ini, TOWR layak dipantau ketat, karena perpaduan antara aksi buyback dan sinyal teknikal yang masih beragam bisa sewaktu-waktu menciptakan momentum yang mengejutkan.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.
 
      