KABARBURSA.COM - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengumumkan bahwa rencana investasi Foxconn atau Hon Hai Precision Industry Co, perusahaan perakit iPhone untuk Apple, masih mengalami penundaan.
Bahlil menjelaskan bahwa masih ada beberapa hal yang harus didiskusikan antara perusahaan asal Taiwan tersebut dan pemerintah Indonesia sebelum investasi resmi dilakukan. "Masih ada negosiasi yang berlangsung terkait Foxconn," ujar Bahlil, Senin, 29 April 2024.
Meskipun menarik investasi Foxconn ke Indonesia memerlukan upaya ekstra, kedua belah pihak terus berkomunikasi untuk mencapai kesepakatan.
"Kami akan segera melakukan negosiasi terkait investasi dengan Foxconn. Masih ada satu atau dua bagian yang perlu disepakati," tambahnya.
Bahlil juga menegaskan bahwa kehadiran Foxconn dan investasinya di Indonesia merupakan salah satu impiannya sebelum meninggalkan jabatan Menteri Investasi.
"Kami akan menyelesaikannya, itu juga impian saya. Itu adalah perintah dari Presiden Joko Widodo," ungkap Bahlil.
Menurutnya, Foxconn adalah salah satu investor yang diinginkan karena merupakan perusahaan besar yang produknya memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian China.
Data dari Kementerian Investasi/BKPM mencatat bahwa realisasi investasi langsung Indonesia pada kuartal I-2024 mencapai Rp401,5 triliun, dengan sebagian besar dari investasi asing mencapai Rp204,4 triliun.
Investasi dalam negeri juga mencatatkan jumlah yang signifikan sebesar Rp197 triliun. Realisasi tersebut setara dengan 32 persen dari target rencana strategis pemerintah pada tahun itu, yaitu Rp1.239 triliun.
Khusus masuknya dana investasi asing di kuartal I mengalami kenaikan 15,5 persen yoy, dengan lima sektor paling besar adalah:
- Industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannnya USD2,7 miliar.
- Pertambangan USD1,4 miliar.
- Transportasi, gudang, dan telekomunikasi USD1,2 miliar
- Industri kimia dan farmasi USD1,1 miliar.
- Industri kertas dan percetakan USD1 miliar.
Investasi terkait hilirasasi juga tercatat Rp75,8 triliun dan didominasi oleh investor asing. Raihan investasi terkait hilirisasi adalah 18,9 persen dari total realisasi dengan sub bidang ekosistem kendaraan listrik menyumbang Rp800 miliar. Sisanya masih didomunias oleh mineral, hingga migas.
Mineral
Smelter Nikel Rp33,4 triliun
Smelter Tembaga Rp8,4 triliun
Smelter Bauksit Rp1,4 triliun
Kehutanan
Berupa Pulp dan Paper Rp13,3 triliun
Pertanian
Minyak sawit (CPO) atau Oleochemical Rp11 triliun
Migas
Petrochemical Rp7,4 triliun
Ekosistem Kendaraan Listrik
Baterai kendaraan listrik Rp800 miliar