Logo
>

Rencana Merger Pengaruhi Saham ADHI, Apa Kata Pengamat?

Ditulis oleh Harun Rasyid
Rencana Merger Pengaruhi Saham ADHI, Apa Kata Pengamat?

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - PT Adhi Karya (Persero) Tbk dengan kode saham ADHI, dikabarkan akan merger dengan dua perusahaan kontraktor BUMN lainnya, yakni Brantas Abipraya dan Nindya Karya pada tahun ini. Dalam rencana merger tersebut, ADHI memiliki target dalam perolehan nilai kontrak baru sebesar Rp25 triliun sampai Rp28 triliun untuk tahun 2025.

    Kondisi tersebut menurut Pengamat Pasar Uang, Ibrahim Assuaibi, cukup menarik dan dapat mempengaruhi kinerja saham ADHI.

    "Dengan adanya gebrakan merger perusahaan BUMN dari Menteri BUMN yaitu Erick Thohir, kalau di bidang konstruksi salah satunya Adhi Karya, merger ini akan menguatkan dana perusahaan. Karena, bisa saja Adhi Karya akan menjadi holding yang membawahi perusahaan kontruksi BUMN lain," ujar Ibrahim saat dihubungi Kabarbursa.com di Jakarta, Selasa, 7 Januari 2025.

    Menurut dia, jika nanti ADHI menjadi perusahaan holding, peluang menarik investor menjadi lebih tinggi. Hal tersebut didukung oleh kebijakan-kebijakan pemerintah seperti merger atau perampingan.

    "Investor akan senang terhadap perusahaan plat merah, termasuk Adhi Karya, jika ada merger. Sebab, kemungkinan ia akan mendapat proyek-proyek besar dan bisa berimbas positif. Ini terlihat dalam lompatan saham ADHI pada seminggu terakhir. Artinya, kinerja sahamnya cukup bagus," jelasnya.

    Ia menilai, pengembangan infrastruktur yang berjalan semenjak masa pemerintahan Presiden Jokowi hingga Prabowo Subianto juga menjadi sentimen positif terhadap performa saham maupun keuangan ADHI.

    "Jika proyek pemerintahan sebelumnya dijalankan kembali, maka dibutuhkan kontraktor yang bagus. Dalam hal ini, Adhi Karya bisa dibilang masih menjadi salah satu yang terbaik di Indonesia," ucap Ibrahim.

    Tidak hanya itu, dia juga menyoroti besarnya tantangan yang dihadapi perusahaan kontstruksi dalam situasi perekonomian saat ini. Tantangannya berupa perang dagang, pendanaan yang macet, hingga pemulihan infrastruktur yang tersendat. Masalah tersebut diakui bisa menjadi pemicu turunnya saham perusahaan.

    "Saham di bidang konstruksi biasanya naik secara merangkak atau jarang terlalu signifikan. Namun, ketika ada pembayaran yang macet maka akan mempengaruhi penurunan saham. Tapi, sejauh ini penurunannya masih terbilang wajar," jelasnya.

    Oleh karena itu, para investor diharap jeli dalam memilih emiten yang akan diinvestasikan.

    Pergerakan Saham Harian

    Sementara itu, berdasarkan data perdagangan Stockbit pada Selasa, 7 Januari 2025, saham ADHI menunjukan penurunan signifikan, sebesar 4,92 persen, dan berada di level Rp232. Namun dalam sepekan terakhir, saham ADHI sempat berada di level Rp250 dan mengalami kenaikan sebesar 7,41 persen.

    Dari sisi valuasi, Price to Earnings (PE) ratio ADHI yang tercatat saat ini sebesar 8.03 (TTM), jauh lebih rendah dibandingkan dengan PE rata-rata pasar yang tercatat pada 6.99. Ini menunjukkan bahwa saham ADHI dihargai dengan lebih murah dibandingkan dengan rata-rata pasar, yang bisa dilihat sebagai indikasi bahwa saham ini sedang undervalued, atau diperdagangkan di bawah nilai wajar yang relatif terhadap laba yang dihasilkan.

    Selain itu, dengan Earnings Yield yang mencapai 12.46 persen menunjukkan bahwa investor mendapatkan imbal hasil yang menarik dari laba bersih yang dihasilkan dibandingkan dengan harga sahamnya.

    Adapun saham ADHI menunjukan rasio Price to Sales (0.12), Price to Book Value (0.24), dan Price to Free Cash Flow (0.95) yang sangat rendah. Hal ini mengindikasikan bahwa saham ini diperdagangkan jauh di bawah nilai aset yang dimiliki perusahaan.

    Namun, ada beberapa faktor yang perlu dicermati lebih lanjut. Laba bersih untuk kuartal terakhir tercatat mencapai Rp260 miliar, dengan peningkatan signifikan dalam laba bersih tahunan. Meski demikian, pendapatan perusahaan mencatatkan penurunan yang signifikan sebesar -31.67 persen pada basis tahunan.

    Penurunan pendapatan ini mungkin menjadi perhatian karena menunjukkan adanya tantangan dalam operasional atau pasar yang dihadapi oleh ADHI.

    Dari sisi solvabilitas, ADHI menunjukkan beberapa hal yang perlu diperhatikan. Debt to Equity Ratio sebesar 1.01 menunjukkan bahwa perusahaan memiliki utang yang relatif cukup tinggi relatif terhadap ekuitasnya, yang bisa memperbesar risiko finansial, terutama di masa ketidakpastian pasar.

    Meski begitu, Interest Coverage Ratio yang tercatat sebesar 1.94 menunjukkan bahwa perusahaan masih mampu membayar bunga utangnya dengan laba yang dihasilkan. Namun, angkanya yang rendah ini perlu dicermati karena jika laba mengalami penurunan lebih lanjut, pembayaran utang bisa menjadi masalah.

    Kemampuan Menghasilkan Pendapatan Masih Stabil

    Pada sisi profitabilitas, margin laba kotor tercatat sebesar 9.82 persen sedangkan margin laba bersih yang lebih rendah yaitu 1.60 persen. Ini menunjukkan bahwa meskipun ADHI mampu menghasilkan pendapatan, efisiensi operasionalnya dalam mengelola biaya untuk menghasilkan laba bersih masih menjadi tantangan.

    Hal ini sejalan dengan fakta bahwa laba bersih perusahaan pada kuartal terakhir menunjukkan fluktuasi yang cukup besar, meskipun ada pertumbuhan yang sangat tinggi dalam basis tahunan sebesar 399.24 persen.

    Sementara dalam hal Return on Equity (ROE) yang sebesar 2.99 persen, yang terbilang rendah. Ini menunjukkan bahwa perusahaan mungkin kurang efektif dalam menghasilkan keuntungan dari ekuitas pemegang saham.

    Dari sisi arus kas, ADHI menunjukkan angka yang cukup solid dengan Free Cash Flow (TTM) sebesar 2,201 miliar, yang dapat digunakan untuk mengurangi utang atau mendanai ekspansi.

    Namun, perusahaan mencatatkan pengeluaran yang besar dalam Cash from Financing yang mencapai Rp3,377 miliar, menunjukkan adanya aliran keluar kas untuk pembiayaan yang perlu diperhatikan, meskipun ini bisa juga menunjukkan strategi dalam membayar utang atau distribusi dividen.

    Terakhir, dalam hal pertumbuhan harga saham, ADHI mengalami penurunan yang signifikan dalam lima tahun terakhir atau -77.62 persen dan sepuluh tahun terakhir -91.07 persen.

    Namun, harga saham menunjukkan pemulihan tahun ini, dengan Year to Date Price Returns mencapai 16.98 persen. Ini bisa menjadi tanda bahwa perusahaan sedang dalam fase pemulihan atau penyesuaian yang positif.

    Secara keseluruhan, meskipun saham ADHI menunjukkan beberapa karakteristik yang menarik seperti valuasi yang rendah, arus kas yang solid, dan harga saham yang undervalued, tantangan utama terletak pada tingkat profitabilitas yang rendah, penurunan pendapatan, dan utang yang cukup tinggi.

    Untuk itu investor perlu cermat dengan memperhatikan kestabilan jangka panjang dan potensi untuk meningkatkan profitabilitas, serta efisiensi operasional.(*)

    Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisis saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, sehingga KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.
    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Harun Rasyid

    Vestibulum sagittis feugiat mauris, in fringilla diam eleifend nec. Vivamus luctus erat elit, at facilisis purus dictum nec. Nulla non nulla eget erat iaculis pretium. Curabitur nec rutrum felis, eget auctor erat. In pulvinar tortor finibus magna consequat, id ornare arcu tincidunt. Proin interdum augue vitae nibh ornare, molestie dignissim est sagittis. Donec ullamcorper ipsum et congue luctus. Etiam malesuada eleifend ullamcorper. Sed ac nulla magna. Sed leo nisl, fermentum id augue non, accumsan rhoncus arcu. Sed scelerisque odio ut lacus sodales varius sit amet sit amet nibh. Nunc iaculis mattis fringilla. Donec in efficitur mauris, a congue felis.