KABARBURSA.COM - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pertanian dan Uruguay telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) untuk meningkatkan kerja sama dalam pembangunan pangan, khususnya di bidang peternakan. Tujuan utama dari kerja sama ini adalah untuk mengembangkan produksi daging dan susu ternak berkualitas di kedua negara.
Wakil Menteri Pertanian RI, Harvick Hasnul Qolbi, menyatakan bahwa langkah ini sejalan dengan arahan Presiden Jokowi dan Presiden terpilih, Prabowo Subianto, untuk meningkatkan kinerja sektor pangan. Fokus utama kerja sama ini adalah pada sektor daging, produk hortikultura, dan tanaman pangan.
Pada tahun 2023, total nilai perdagangan komoditas pertanian antara Indonesia dan Uruguay mencapai sekitar 8,87 juta dolar AS. Harvick berharap kerja sama ini dapat meningkatkan nilai perdagangan komoditas pertanian seperti kelapa, kelapa sawit, kakao, pala, kayu manis, dan cengkeh, serta membangun kerjasama berkelanjutan di bidang peternakan.
Uruguay adalah salah satu produsen daging utama di dunia, mengekspor 450 ribu ton daging sapi ke pasar internasional. Uruguay dikenal dengan sistem pengelolaan ternak yang modern dan berkelanjutan, tanpa penggunaan hormon dan antibiotik untuk pertumbuhan ternak sejak tahun 1962 dan 2011.
Kerja sama ini tidak hanya berfokus pada perdagangan, tetapi juga pada pertukaran informasi dan teknologi pertanian untuk mendorong perkembangan di kedua negara. Harvick menekankan bahwa Kementerian Pertanian Indonesia sedang berupaya meningkatkan produksi nasional di bidang peternakan untuk memenuhi kebutuhan akan daging sapi dan produk susu.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman telah menargetkan swasembada protein hewani demi mencapai Indonesia Emas 2045. Harvick menambahkan bahwa kebijakan ini juga mencakup peningkatan produksi ternak perah untuk susu.
Menteri Peternakan Pertanian dan Perikanan Uruguay, Fernando Mattos, mengakui potensi besar dalam meningkatkan sektor perdagangan komoditas pertanian dan memperkuat hubungan bilateral dengan Indonesia. Mattos menyatakan bahwa Uruguay akan mendukung program Indonesia dalam bidang industri daging ternak dan susu untuk mencapai swasembada pangan.
Mattos juga menyatakan dukungan Uruguay terhadap program makan siang dan susu gratis yang sedang dipersiapkan oleh Kementerian Pertanian Indonesia sebagai bagian dari program Presiden terpilih 2024-2029. Peningkatan kualitas daging dan susu ternak diharapkan dapat membangun generasi masa depan yang lebih baik dengan nutrisi yang cukup.
Dengan pengalaman panjang dalam industri peternakan, Uruguay memiliki kapasitas untuk membantu Indonesia mencapai tujuan tersebut. Kerja sama ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi kedua negara dalam hal pembangunan sektor peternakan dan ketahanan pangan.
Indonesia dan Ukraina
Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman dan Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin melihat sektor pertanian kedua negara memiliki potensi besar untuk dikembangkan.
Hamianin mengungkapkan bahwa Indonesia dan Ukraina, sebagai negara agraris dan eksportir pertanian terkemuka, dapat saling melengkapi dalam pembangunan sektor pertanian.
Kerja sama bilateral telah terjalin sejak 2016, namun saat ini perlu ditingkatkan untuk menghadapi tantangan seperti El Nino dan krisis pangan global.
Kerja sama antara Indonesia dan Ukraina akan difokuskan pada mempermudah akses pasar, meningkatkan kapasitas produksi, dan pertukaran teknis untuk mencapai keseimbangan dalam perdagangan komoditas pertanian.
Ukraina memiliki keunggulan dalam produk-produk seperti susu, telur, daging, gandum, sirup jagung, dan minyak nabati, sementara Indonesia berpotensi meningkatkan ekspor ke Ukraina dengan produk perkebunan dan buah-buahan tropis.
Hamianin menekankan bahwa kerja sama ini akan memberikan manfaat ekonomi dan sosial bagi masyarakat Indonesia, serta yakin bahwa Ukraina dapat memberikan kontribusi yang praktis dalam upaya ini.
Kerja Sama Pompanisasi
Indonesia dan Iran menjalin kerja sama di sektor pertanian untuk meningkatkan mekanisasi, terutama dalam hal pompanisasi dan pemanfaatan lahan rawa guna meningkatkan produktivitas pangan yang lebih kuat dan berkelanjutan.
Kepada Menteri Pertanian RI, Andi Amrah Sulaiman, Duta Besar Iran untuk Indonesia, Mohammad Boroujerdi menyampaikan komitmennya untuk memperkuat sektor pertanian Indonesia melalui kerja sama dalam teknologi dan ilmu pengetahuan.
“Iran telah maju dalam sistem irigasi berteknologi tinggi dan teknologi untuk pengawetan makanan,” kata Boroujerdi, Selasa, 30 April 2024.
Dia juga menambahkan, bahwa Iran memiliki berbagai teknologi pertanian, termasuk mesin penyimpanan hasil produksi, mesin tanam, mesin pengawet, serta teknologi mutakhir lainnya seperti sistem pendorong air atau pompanisasi. Boroujerdi berjanji untuk berbagi pengalaman dan teknologi tersebut dengan Indonesia.