Logo
>

Rupiah Ditutup Menguat di Level Rp15.239 per USD

Ditulis oleh Moh. Alpin Pulungan
Rupiah Ditutup Menguat di Level Rp15.239 per USD

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Mata uang rupiah berhasil ditutup menguat pada perdagangan sore ini, Kamis, 19 September 2024, setelah sempat mengalami penguatan sebesar 105 poin. Rupiah ditutup pada level Rp15.239 per dolar Amerika Serikat, naik 96 poin dari penutupan sebelumnya di level Rp15.335.

    Penguatan rupiah ini terjadi di tengah sentimen pasar yang dipengaruhi oleh keputusan Federal Reserve (The Fed) dan Bank Indonesia (BI) yang baru saja menurunkan suku bunga acuan mereka.

    The Fed mengambil langkah tegas dengan memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin, menurunkannya ke kisaran 4,75-5 persen. Langkah ini diambil di tengah keyakinan bahwa inflasi akan terus menurun menuju target tahunan sebesar 2 persen. Keputusan ini juga menandai awal dari siklus pelonggaran yang akan membuat suku bunga turun lebih lanjut dalam beberapa tahun mendatang.

    Kebijakan ini diikuti oleh kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi, terutama di pasar tenaga kerja. Meskipun Ketua The Fed, Jerome Powell, berusaha meredakan kekhawatiran ini, dia menegaskan bahwa The Fed tidak berencana kembali ke era suku bunga yang sangat rendah dalam waktu dekat. Hal ini mengisyaratkan bahwa meskipun suku bunga akan turun dalam jangka pendek, tingkat suku bunga kemungkinan akan tetap lebih tinggi dalam jangka menengah hingga panjang.

    Bank Indonesia Turunkan Suku Bunga Acuan

    Bank Indonesia juga mengambil langkah berani dengan memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 6 persen. Keputusan ini diumumkan dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) September 2024, yang berlangsung pada Rabu, 18 September 2024.

    Langkah ini dianggap taktis dan antisipatif untuk memperkuat ekonomi nasional di tengah indikasi melemahnya sejumlah sektor. Indikasi tersebut terlihat dari deflasi yang terjadi selama empat bulan berturut-turut, angka PMI manufaktur yang berada di bawah batas normal 50 selama dua bulan terakhir, serta indeks kepercayaan pebisnis dan konsumen yang menurun.

    BI diharapkan dapat membuka ruang untuk penurunan suku bunga lebih lanjut jika ekspektasi inflasi terus mengarah ke target sasaran 2,5 persen dan kurs rupiah tetap stabil. Ini diharapkan akan menjadi stimulus bagi perekonomian nasional.

    Dengan langkah-langkah dari The Fed dan BI, perdagangan mata uang rupiah diperkirakan akan tetap fluktuatif namun memiliki kecenderungan untuk menguat. Pada perdagangan besok, Jumat, 20 September, rupiah diproyeksikan akan bergerak di kisaran Rp15.150 - Rp15.250.

    Sempat Diprediksi Sentuh Rp15.200

    Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sebelumnya diprediksi akan melanjutkan tren penguatan pada perdagangan hari ini, 19 September 2024. Hal ini dipicu oleh keputusan Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) dan Bank Indonesia (BI) yang baru saja menurunkan suku bunga, memberikan sinyal positif bagi pergerakan mata uang Garuda.

    Pada perdagangan Rabu, 18 September 2024, rupiah ditutup di level Rp15.330 pers USD, sama dengan penutupan sehari sebelumnya. Namun, nilai tukar rupiah masih bergerak di kisaran Rp15.300 per USD di tengah ekspektasi penguatan lebih lanjut setelah pemangkasan suku bunga dari dua bank sentral besar, yaitu The Fed dan Bank Indonesia.

    Dampak Penurunan Suku Bunga The Fed dan BI

    Semalam, Bank Sentral AS atau The Fed membuat kejutan dengan memangkas suku bunga acuan sebesar 50 basis points (bps), dari 5,25 persen – 5,50 persen menjadi 4,75 persen – 5,0 persen. Pemangkasan ini lebih besar dari ekspektasi pasar yang memprediksi penurunan hanya sebesar 25 bps. Penurunan suku bunga ini merupakan yang pertama sejak Maret 2020, saat awal pandemi Covid-19.

    The Fed memutuskan pemangkasan suku bunga setelah melihat inflasi AS mulai bergerak menuju target 2 persen, meski tekanan pengangguran yang meningkat turut menjadi faktor utama keputusan tersebut. Sepanjang periode Maret 2022 hingga Juli 2023, The Fed telah menaikkan suku bunga sebesar 525 bps untuk menekan inflasi. Setelah mempertahankan suku bunga pada level 5,25 persen – 5,50 persen sejak September 2023, The Fed kini memulai siklus pelonggaran moneter yang diharapkan membawa dampak positif bagi pasar keuangan global, termasuk di Indonesia.

    Bank Indonesia juga mengambil langkah serupa dengan memangkas suku bunga BI 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 25 bps menjadi 6,0 persen. Selain itu, suku bunga Deposit Facility juga turun menjadi 5,25 persen, dan suku bunga Lending Facility menjadi 6,75 persen.

    Pemangkasan ini merupakan yang pertama sejak Februari 2021, setelah sebelumnya BI menaikkan suku bunga sebesar 275 bps dari Agustus 2022 hingga April 2024. Penurunan suku bunga ini menjadi angin segar bagi perekonomian Indonesia, terutama di sektor investasi dan keuangan.

    Menurut Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, langkah ini diambil untuk menjaga stabilitas dan memperkuat momentum pemulihan ekonomi nasional. Seiring dengan kebijakan moneter The Fed, keputusan BI ini diperkirakan akan mendorong sentimen positif bagi rupiah dan pasar keuangan domestik.

    Analisis Teknikal Rupiah

    Secara teknikal, pergerakan rupiah masih berada dalam tren penguatan. Rupiah diprediksi akan terus bergerak menguat mengikuti garis rata-rata pergerakan selama 20 jam (Moving Average 20). Support terdekat yang perlu diperhatikan ada di level Rp15.300 per USD, yang ditarik dari level terendah candle intraday Rabu kemarin. Jika level support ini bertahan, maka rupiah berpeluang melanjutkan penguatan menuju target-target yang lebih tinggi.

    Namun, potensi adanya pembalikan arah perlu diwaspadai. Resistance terdekat yang perlu diperhatikan berada di level Rp15.360/USD, yang merupakan garis rata-rata pergerakan selama 50 jam (MA 50). Jika rupiah melemah dan menembus level ini, maka tren pelemahan jangka pendek dapat terkonfirmasi.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Moh. Alpin Pulungan

    Asisten Redaktur KabarBursa.com. Jurnalis yang telah berkecimpung di dunia media sejak 2020. Pengalamannya mencakup peliputan isu-isu politik di DPR RI, dinamika hukum dan kriminal di Polda Metro Jaya, hingga kebijakan ekonomi di berbagai instansi pemerintah. Pernah bekerja di sejumlah media nasional dan turut terlibat dalam liputan khusus Ada TNI di Program Makan Bergizi Gratis Prabowo Subianto di Desk Ekonomi Majalah Tempo.

    Lulusan Sarjana Hukum Universitas Pamulang. Memiliki minat mendalam pada isu Energi Baru Terbarukan dan aktif dalam diskusi komunitas saham Mikirduit. Selain itu, ia juga merupakan alumni Jurnalisme Sastrawi Yayasan Pantau (2022).