KABARBURSA.COM - Setiap negara memiliki cadangan emas yang dijaga ketat oleh bank sentralnya. Di tengah gejolak ekonomi global, beberapa negara bahkan terus meningkatkan cadangan emas mereka. Alasan di balik strategi ini sangat beragam.
Pertama, emas dianggap sebagai penyimpan nilai yang stabil dan dapat diandalkan. Dengan memegang emas, sebuah negara dapat meningkatkan kepercayaan terhadap stabilitas ekonominya, terutama dalam situasi keuangan yang penuh ketidakpastian.
Kedua, secara historis, emas berperan penting dalam mendukung nilai mata uang suatu negara. Meskipun standar emas tidak lagi umum digunakan, beberapa negara masih melihat cadangan emas sebagai alat untuk menjaga stabilitas mata uangnya.
Diversifikasi dan Proteksi:
Alasan ketiga adalah diversifikasi. Emas, sebagai aset berwujud, memungkinkan negara untuk mendiversifikasi portofolio mereka secara keseluruhan. Hal ini membantu mengurangi risiko yang terkait dengan fluktuasi nilai aset lainnya.
Daya tarik emas juga diperkuat oleh korelasinya yang berbanding terbalik dengan dolar AS. Saat nilai dolar turun, nilai emas cenderung meningkat. Dinamika ini memungkinkan bank sentral untuk menjaga cadangan mereka selama periode volatilitas pasar.
Selain itu, cadangan emas juga memainkan peran penting dalam perdagangan dan keuangan internasional. Beberapa negara menggunakan emas untuk mengatasi ketidakseimbangan perdagangan atau sebagai jaminan pinjaman. Kehadiran cadangan emas dapat meningkatkan kelayakan kredit suatu negara dan mempengaruhi posisinya dalam sistem perekonomian global.
Perlindungan di Tengah Krisis:
Emas juga berfungsi sebagai lindung nilai selama krisis. Nilainya cenderung meningkat selama krisis ekonomi atau ketidakpastian geopolitik, sehingga dapat melindungi terhadap inflasi dan devaluasi mata uang.
Menurut perkiraan World Gold Council, berikut adalah peringkat negara-negara dengan cadangan emas terbanyak pada kuartal II tahun 2023:
- Amerika Serikat (AS) - 8.133,46 ton
- Jerman - 3.352,65 ton
- Italia - 2.451,84 ton
- Prancis - 2.436,88 ton
- Rusia - 2.329,63 ton
- China - 2.113,46 ton
- Swiss - 1.040,00 ton
- Jepang - 845,97 ton
- India - 797,44 ton
- Belanda - 612,45 ton
- Turki - 439,75 ton
- Taiwan - 423,63 ton
- Portugal - 382,63 ton
- Uzbekistan - 377,28 ton
- Arab Saudi - 323,07 ton
- Kazakhstan - 313,53 ton
- Inggris - 310,29 ton
- Lebanon - 286,83 ton
- Spanyol - 281,58 ton
- Austria - 279,99 ton