KABARBURSA.COM - PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) terus menunjukkan kinerjanya sebagai salah satu pemain utama di sektor infrastruktur logistik dan distribusi BBM di Indonesia. Dengan berbagai aktivitas bisnis mulai dari perdagangan bahan kimia dasar hingga distribusi BBM bersubsidi dan nonsubsidi, perusahaan dengan kode emiten AKRA memiliki peran krusial dalam memastikan pasokan energi yang stabil di dalam negeri.
Baru-baru ini, Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi atau BPH Migas mengeluarkan kebijakan baru terkait surat rekomendasi untuk pendistribusian BBM subsidi dan kompensasi. Anggota Komite BPH Migas, Abdul Halim mengatakan penerbitan surat rekomendasi ini bertujuan untuk memastikan distribusi BBM subsidi dan kompensasi negara dapat diterima oleh masyarakat yang berhak.
"Aturan mengenai surat rekomendasi telah kami keluarkan, termasuk menyediakan alternatif melalui sistem digitalisasi. Sistem ini memudahkan setiap instansi yang menerbitkan surat rekomendasi untuk memantau distribusi BBM subsidi dan kompensasi kepada konsumen," ungkap Abdul dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu, 27 Juli 2024.
Kebijakan ini tentunya berdampak pada kinerja perusahaan seperti AKRA. Bagaimana detail keuangan terbaru AKRA dan apa saja strategi yang mereka terapkan dalam menghadapi dinamika pasar? Mari kita telusuri lebih lanjut.
Profil AKR Corporindo
PT AKR Corporindo Tbk adalah perusahaan swasta yang bergerak di bidang infrastruktur logistik, perdagangan dan distribusi bahan kimia dasar, distribusi BBM, serta pertambangan dan perdagangan batubara. Perusahaan ini beroperasi di Indonesia dan China. Sebagian besar produksi pabrikan perusahaan diekspor ke pelanggan di Jepang dan Eropa. Kegiatan utama terkait BBM adalah distribusi, dengan mengimpor BBM untuk kemudian didistribusikan di dalam negeri. Perseroan mendistribusikan dua jenis BBM, yaitu BBM bersubsidi yang didistribusikan kepada pengendara bermotor dan nelayan, serta BBM nonsubsidi yang didistribusikan ke sektor industri, pertambangan, dan pembangkit listrik.
Selain bahan kimia dan BBM, kegiatan perusahaan juga mencakup usaha dalam bidang logistik, jasa pengangkutan, penyewaan gudang dan tangki, perbengkelan, ekspedisi, pengemasan, kontraktor bangunan, serta perwakilan dan peragenan perusahaan lain baik di dalam maupun luar negeri.
PT Arthakencana Rayatama menjadi pemegang saham terbesar dengan kepemilikan sebanyak 12,38 miliar saham atau setara dengan 61,66 persen. Masyarakat non-warkat memiliki 7,00 miliar saham atau 34,87 persen. Saham treasury tercatat sebesar 336,31 juta saham atau 1,68 persen, sedangkan masyarakat warkat memiliki 9,40 juta saham atau 0,05 persen.
Susunan komisaris dan direksi PT AKR Corporindo Tbk terdiri dari individu-individu berpengalaman dan memiliki kepemilikan saham yang signifikan. Haryanto Adikoesoemo menjabat sebagai Presiden Direktur sekaligus Direktur dengan kepemilikan 203,60 juta saham atau sekitar 1,01 persen. Soegiarto Adikoesoemo menjabat sebagai Presiden Komisaris sekaligus Komisaris dengan kepemilikan 100,60 juta saham atau 0,50 persen. Jimmy Tandyo, yang juga menjabat sebagai Direktur, memiliki 37,20 juta saham atau sekitar 0,19 persen.
Selain itu, Bambang Soetiono S. dan Suresh Vembu, keduanya menjabat sebagai Direktur, masing-masing memiliki 3,78 juta saham atau sekitar 0,02 persen dan 3,33 juta saham atau sekitar 0,02 persen. Mery Sofi, Nery Polim, dan Termurti Tiban yang juga menjabat sebagai Direktur masing-masing memiliki 453 ribu saham, 450 ribu saham, dan 50 ribu saham, yang semuanya memiliki persentase kepemilikan kurang dari 0,0001 persen.
Kinerja Keuangan AKRA
AKRA pada kuartal pertama 2024 tercatat sebesar Rp595 miliar, sedikit menurun dibandingkan dengan Rp607 miliar pada kuartal pertama 2023. Pada kuartal kedua 2024, pendapatan bersih tercatat sebesar Rp408 miliar, turun dari Rp424 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Penurunan pendapatan bersih ini menunjukkan adanya tantangan yang dihadapi perusahaan dalam menjaga kinerja keuangannya di tengah dinamika pasar yang berubah. Jika dilihat dari total tahunan (annualised), pendapatan bersih pada 2024 diproyeksikan mencapai Rp2,00 triliun, lebih rendah dibandingkan Rp2,78 triliun pada 2023. Hal ini mengindikasikan adanya penurunan kinerja yang cukup signifikan dalam tahun berjalan.
Sementara itu, rasio Price to Earnings (PE) PT AKR Corporindo Tbk menunjukkan bahwa perusahaan ini memiliki valuasi yang cukup menarik. PE tahunan saat ini berada di angka 15,26, sementara PE trailing twelve months (TTM) sebesar 11,12, dan forward PE di angka 10,00. Rasio ini menunjukkan bahwa investor saat ini masih menilai perusahaan ini dengan ekspektasi yang cukup positif terhadap kinerja masa depan.
Rasio harga terhadap penjualan (Price to Sales) berada di angka 0,75, dan rasio harga terhadap nilai buku (Price to Book Value) tercatat sebesar 2,70. Dengan rasio harga terhadap arus kas (Price to Cashflow) sebesar 10,52 dan rasio harga terhadap arus kas bebas (Price to Free Cashflow) sebesar 16,57, valuasi ini mencerminkan bahwa perusahaan masih memiliki ruang untuk meningkatkan efisiensi operasionalnya.
Berikutnya, Earnings per Share (EPS) untuk trailing twelve months (TTM) AKRA adalah sebesar 137,12, sedangkan EPS tahunan adalah 99,93. Pendapatan per saham (Revenue Per Share) tercatat sebesar 2.036,66, dengan kas per saham (Cash Per Share) sebesar 240,29. Nilai buku per saham (Book Value Per Share) saat ini berada di angka 563,78, dan arus kas bebas per saham (Free Cashflow Per Share) sebesar 92,02.
Angka-angka ini menunjukkan bahwa perusahaan masih memiliki kapasitas keuangan yang cukup kuat untuk mendukung kegiatan operasional dan pertumbuhan masa depan, meskipun ada beberapa penurunan dalam kinerja pendapatan bersih.
Dari segi solvabilitas, rasio lancar (Current Ratio) untuk kuartal ini berada di angka 1,69, dan rasio cepat (Quick Ratio) tercatat sebesar 1,52. Rasio utang terhadap ekuitas (Debt to Equity Ratio) berada di angka 0,43, menunjukkan struktur permodalan yang sehat dengan risiko utang yang relatif rendah.
Tingkat pengembalian aset (Return on Assets/ROA) untuk periode trailing twelve months (TTM) adalah 9,66 persen, sementara tingkat pengembalian ekuitas (Return on Equity/ROE) sebesar 24,32 persen. Margin laba kotor (Gross Profit Margin) kuartal ini adalah 7,80 persen, margin laba operasional (Operating Profit Margin) tercatat sebesar 5,17 persen, dan margin laba bersih (Net Profit Margin) sebesar 4,61 persen.
Profitabilitas yang stabil ini menunjukkan perusahaan masih mampu menghasilkan keuntungan dari operasionalnya, meskipun ada beberapa tekanan pada margin laba.
Sementara perusahaan membagikan dividen sebesar 125 pada trailing twelve months (TTM), dengan rasio pembayaran dividen (Payout Ratio) sebesar 125,09 persen. Hasil dividen (Dividend Yield) tercatat sebesar 8,20 persen. Tanggal ex-dividen terbaru adalah 13 Mei 2024.
Pendapatan perusahaan untuk TTM adalah sebesar Rp40.883 miliar, dengan laba kotor (Gross Profit) sebesar Rp4,24 triliun. EBITDA tercatat sebesar Rp3,83 triliun dan laba bersih (Net Income) adalah Rp2,75 triliun.
Dalam neraca keuangan, total aset perusahaan pada kuartal ini tercatat sebesar Rp28,49 triliun, dengan total kewajiban sebesar Rp14,28 triliun. Utang jangka pendek mencapai Rp1,26 triliun dan utang jangka panjang sebesar Rp3,63 triliun, dengan total utang sebesar Rp4,90 triliun. Total ekuitas perusahaan adalah Rp11,31 triliun.
AKRA mencatat arus kas dari operasi (Cash From Operations) sebesar Rp2.911 miliar dalam periode TTM (Trailing Twelve Months). Sementara itu, arus kas dari investasi (Cash From Investing) tercatat negatif Rp1.003 miliar, menunjukkan adanya pengeluaran yang signifikan untuk aktivitas investasi. Arus kas dari pendanaan (Cash From Financing) juga negatif sebesar Rp1.895 miliar, mencerminkan pembayaran utang atau pembagian dividen yang cukup besar.
Pengeluaran modal (Capital Expenditure) dalam TTM tercatat sebesar Rp1.064 miliar, yang menunjukkan adanya investasi untuk perbaikan atau penambahan aset tetap. Free cash flow (FCF) atau arus kas bebas, setelah memperhitungkan semua pengeluaran investasi, tercatat sebesar Rp1.847 miliar. Angka ini mengindikasikan bahwa perusahaan memiliki likuiditas yang cukup baik untuk mendanai operasional dan pertumbuhan masa depannya.
Pada aspek pertumbuhan, pendapatan kuartal tahun ke tahun (Quarter YoY Growth) mengalami penurunan sebesar 0,64 persen. Pendapatan tahun berjalan (YTD YoY Growth) turun sebesar 6,06 persen, sedangkan pertumbuhan pendapatan tahunan (Annual YoY Growth) juga menurun sebesar 11,47 persen. Hal ini menunjukkan adanya penurunan performa pendapatan secara keseluruhan.
Laba bersih (Net Income) kuartal tahun ke tahun menurun sebesar 3,81 persen, sedangkan laba bersih tahun berjalan turun sebesar 2,71 persen. Namun, laba bersih tahunan menunjukkan peningkatan sebesar 15,69 persen. Pertumbuhan EPS (Earnings Per Share) kuartal tahun ke tahun juga menurun sebesar 3,84 persen, dan EPS tahun berjalan turun sebesar 2,71 persen. Namun, EPS tahunan menunjukkan peningkatan sebesar 15,69 persen. Angka-angka ini menunjukkan adanya fluktuasi yang cukup signifikan dalam kinerja keuangan perusahaan.
Performa Harga Saham
Dari segi performa harga saham, pengembalian harga dalam satu minggu terakhir sebesar 0,66 persen. Namun, dalam satu bulan terakhir, harga saham mengalami penurunan sebesar 7,29 persen. Penurunan ini berlanjut dalam periode tiga bulan sebesar 4,69 persen dan enam bulan sebesar 9,23 persen.
Meskipun demikian, pengembalian harga dalam satu tahun tercatat positif sebesar 6,64 persen. Pengembalian harga dalam tiga tahun terakhir mencapai 114,19 persen, menunjukkan kinerja jangka panjang yang positif. Pengembalian harga dalam lima tahun terakhir adalah 90,62 persen, dan dalam sepuluh tahun terakhir sebesar 73,30 persen. Pengembalian harga sejak awal tahun (Year to Date Price Returns) tercatat sebesar 3,39 persen.
Harga tertinggi saham dalam 52 minggu terakhir adalah Rp1.865,00, sementara harga terendahnya adalah Rp1.255,00. Performa harga ini mencerminkan volatilitas yang terjadi dalam jangka pendek, namun menunjukkan potensi pertumbuhan dalam jangka panjang.
Secara keseluruhan, meskipun AKRA menghadapi beberapa tantangan dalam hal pertumbuhan pendapatan dan laba bersih dalam jangka pendek, perusahaan menunjukkan kinerja yang solid dalam jangka panjang dengan likuiditas yang baik dan potensi pertumbuhan yang positif. (*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.